KELAS X

MATERI PPKN KELAS X

BAB 1 INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

  1. KEBHINEKAAN BANGSA INDONESIA

  2. PENTINGNYA KONSEP INTEGRASI NASIONAL

  3. TANTANGAN DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI

  4. PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

BAB 2 ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

  1. ANCAMAN TERHADAP INTEGRASI NASIONAL

  2. ANCAMAN DI BIDANG IPOLEKSOSBUDHANKAM

  3. PERAN SERTA MASYARAKAT UNTUK MENGATASI BERBAGAI ANCAMAN DALAM MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL

BAB 3 WAWASAN NUSANTARA DALAM KONTEKS NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

  1. WAWASAN NUSANTARA

  2. KEDUDUKAN,FUNGSI, DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA

  3. ASPEK TRIGATRA DAN PANCAGATRA DALAM WAWASAN NUSANTARA

  4. PERAN SERTA WARGA NEGARA MENDUKUNG IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAAN

BAB 1 INTEGRASI BANGSA INDONESIA

A. KEBHINEKAAN BANGSA INDONESIA

PENGERTIAN KEBHINENEKAAN ADALAH BERMACAM-MACAM/BERBEDA-BEDA.

SEMBOYAN BANGSA INDONESIA TERSEBUT TERTULIS PADA KAKI LAMBANG NEGARA GARUDA PANCASILA. BHINEKA TUNGGAL IKA MERUPAKAN ALAT PEMERSATU BANGSA. UNTUK ITU, KITA HARUS MEMAHAMI MAKNANYA. SELAIN SEMBOYAN TERSEBUT, NEGARA KITA JUGA MEMILIKI ALAT PEMERSATU BANGSA LAINNYA, DI ANTARA LAINNYA IALAH PANCASILA,BENDERA MERAH PUTIH,BAHASA INDONESIA, LAMBANG NEGARA BURUNG GARUDA, LAGU KEBANGSAAN INDONESIA, SERTA LAGU-LAGU PERJUANGAN.

  1. KEBHINEKAAN MATA PENCAHARIAN

IALAH SUATU KEBHINEKAAN YANG BERDASARKAN TEMPAT PENCAHARIAN DAN KONDISI ALAM YANG BEDA, SEPERTI PETANI,NELAYAN,PEDAGANG PEGAWAI,PETERNAK DLL. SEHINGGA KEBHINEKAAN MATA PENCAHARIAN TERSEBUT DAPAT MENJALIN PERSATUAN KARENA SATU SAMA LAIN SALING MEMBUTUHKAN.

  1. KEBHINEKAAN RAS

IALAH KEBHINEKAAN BERDASARKAN CIRI-CIRI FISIK, RAS DI INDONESIA TERDIRI PAPUA MELANESOID YANG BERDIAM DI PULAI PAPUA,RAS WEDDOID DENGAN JUMLAH YANG RELATIP SEDIKIT,RAS MALAYAN MONGOLOID BERDIAM DI SEBAGIAN BESAR KEPULAUAN INDONESIA. KEBHINEKAAN TERSEBUT TIDAK MENGURANGI PERSATUAN DAN KESATUAN KARENA TIAP RAS SALING MENGHORMATI DAN TIDAK MENGANGGAP RASNYA PALING UNGGUL.

  1. KEBHINEKAAN SUKU BANGSA

SUKU ADALAH KELOMPOK TERTENTU DI DAERAH TERTENTU DENGAN KEBIASAAN HIDUP YANG ADA DI KELOMPOK ITU SENDIRI, SEDANGKAN BANGSA ADALAH KELOMPOK MASYRAKAT DIANGGAP NASIONAL MEMILIKI IDENTITAS BERSAMA. WALAU BERBEDA TETAPI MENJUNJUNG TINGGI TETAP MENJUNJUNG TINGGI PERSATUAN DAN KESATUAN, TERBUKTI DENGAN MENEMPATKAN BAHASA INDONESIA MENJADI BAHASA RESMI DAN PERSATUAN.

  1. KEBHINEKAAN AGAMA

MASUKNYA KAUM PEDAGANG BAIK YANG BERNIAT UNTUK BERDAGANG MAUPUN MENJAJAH MEMBAWA MISI PENYEBARAN AGAMA YANG MENGAKIBATKAN KEBHINEKAAN AGAMA DI INDONESIA, ADA AGAMA ISLAM,AGAMA KRISTEN,AGAMA PROTESTAN,AGAMA HINDU,AGAMA BUDHA, DAN KONGHUCU. DENGAN SEMANGAT PERSATUAN DAN KESATUAN BHINEKA TUNGGAL IKA KONFLIK KEBERAGAMAN AGAMA DAPAT DI KURANGI DENGAN CARA SALING TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA.

  1. KEBHINEKAAN BUDAYA

BUDAYA ADALAH KESELURUHAN SISTEM GAGASAN TINDAKAN DAN HASIL KARYA MANUSIA DALAM RANGKA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG DIJADIKAN MILIK DIRI MANUSIA DENGAN CARA BELAJAR. BUDAYA MEMILIKI TUJUAN UNTUK MENGUBAH SIKAP DAN JUGA PERILAKU SDM KEARAH YANG LEBIH BAIK. BUDAYA TRADISIONAL DAN MODERN HIDUP BERDAMPINGAN DI MASYARAKAT TANPA SALING MERENDAHKAN DAN TOLONG MENOLONG DI MASYARAKAT.

  1. KEBHINEKAAN JENIS KELAMIN

PERBEDAAN JENIS KELAMIN ADALAH SESUATU YANG SANGAT ALAMI. DENGAN ADANYA PERBEDAAN TERSEBUT ANGGAPAN KUAT BAGI LAKI-LAKI DAN LEMAH BAGI PEREMPUAN , ADALAH TIDAK BENAR.


B. PENTINGNYA KONSEP INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.

Faktor pendorong:

  1. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.

  2. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

  3. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.

  4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia.

Faktor pendukung integrasi nasional

  1. Penggunaan bahasa Indonesia.

  2. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.

  3. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.

  4. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat kuat.

  5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.

Faktor penghambat integrasi nasional:

  1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.

  2. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.

  3. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang mucul dari luar.

  4. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil pembangunan.

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Di mana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya.

Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya.

Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri.

Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia

Tantangan Bangsa Indonesia Secara Eksternal

Tantangan eksternal adalah segala bentuk gangguan yang berasal dari luar negeri yang dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Faktor tantangan eksternal merupakan faktor yang timbul dari luar negara Indonesia, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak menyadarinya, rakyat akan dengan mudah tercerai berai. Berikut adalah macam-macam tantangan eksternal:

1.Tantangan masa depan

-Globalisasi: WTO,ASEAN Comunity,APEC,CAFTA

-masalah lingkungan hidup

-kemajuan teknologi informasi

-konvergensi ilmu dan teknologi

-ekonomi bebasis pengetahuan

-Dll

2. Kompetensi Masa Depan

-kemampuan berkomunikasi

-kemampuan berpikir jernih dan kritis

-kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan

-kemampuan menjadiwarga negara yang bertanggung jawab

-Dll

3.Persepsi masyarakat

-terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif

-beban siswa terlalu berat

-kurang bermuatan karakter

4.Perkembangan pengetahuan dan pedagogi

-neurologi

-psikologi

-observation based

5.Fenomena negatif yang mengemuka

-perkelahian remaja

-Narkoba

-korupsi

-plagiarisme

kecurangan dalam ujian (nyontek)

-gejolak sosial

Tantangan Bangsa Indonesia Secara Internal

Tantangan secara internal adalah segala bentuk gangguan yang berasal dari dalam negeri yang dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan NKRI. Gangguan-gangguan itu dapat menghambat pembangunan nasional untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan. Perubahan pada aspek kultur dan tata nilai, diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan negara dalam memposisikan tugasnya sebagai insan pertahanan negara yang profesional. Berikut ini adalah macam-macam tantangan internal:

Potensi kekayaan budaya dan ketidakadilan ekonomi

Gerakan separatisme muncul akibat adanya aspirasi yang tersumbat atau tidak sampai ke pemerintahan pusat, juga tidak adanya keadilan ekonomi dan pembangunan yang merata di beberapa daerah.

Perpecahan dan disintegrasi

Apabila mengubah NKRI, maka sudah dapat dipastikan akan banyak daerah di Indonesia yang akan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri, tidak semua daerah yang berbeda kultur dan budaya akan bisa menerima konsep baru.

Pertikaian horizontal

Mengubah NKRI Sama halnya dengan merombak total bangunan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, jika kita tidak berlaku sebagaimana mestinya sebagai bangsa indonesia, Jika kita salah mengurus negara ini, tidak mustahil kita sendiri yang akan menghancurkan negara tercinta.


  • PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Indonesia punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetap satu jua. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah hal yang mutlak untuk dilakukan.

Apalagi Indonesia adalah negara dengan beragam kebudayaan, suku, ras dan agama. Di sisi lain, letak Indonesia yang menjadi jalur transportasi banyak negara tak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga ancaman.

Misalnya, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan norma, masuknya obat-obatan terlarang, penggelapan barang, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, peran serta warga dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan.

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dapat dimulai dari hal kecil. Misalnya, tidak merusak lingkungan, menjaga ketertiban umum, menghindari perkelahian, menjunjung hak asasi manusia, menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2019), untuk menjaga persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan menumbuhkan karakter diri, seperti ketulusan, semangat persatuan, kesediaan berkorban, optimisme, dan usaha bela negara.

Menurut UU No. 3 tahun 2002, bela negara merupakan sikap dan perilaku warga yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Bela negara dapat berupa fisik dan non fisik.

Bela negara fisik merupakan pembelaan terhadap setiap hambatan, gangguan, halangan, dan tantangan yang dilakukan warga negara untuk melindungi bangsa dan negara. Sedangkan bela negara non fisik merupakan pembelaan berdasarkan hak, kewajiban, dan kehormatan melalui profesi dan kemampuan masing-masing warga untuk meningkatkan ketahanan nasional.

Menurut UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu:

  1. Pendidikan kewarganegaraan

  2. Pelatihan dasar kemiliteran

  3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia

  4. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi


Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

Terdapat banyak ancaman yang mengancam integrasi nasional bangsa Indonesia. Baik dari pihak eksternal maupun dari faktor-faktor internal yang ada di negara Indonesia.

Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan memiliki keanekaragaman budaya dan juga keberagaman agama yang sangat tinggi. Sangat mungkin terjadi miskomunikasi dan konflik yang nantinya dapat berujung kepada pemberontakan dan kerusuhan terbuka.

Negara kita juga terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu pada jalur perdagangan antara Asia dengan Afrika dan Eropa. Lokasi ini tentu saja memberikan Indonesia posisi yang sangat strategis dalam berpolitik di luar negri.

Untuk mewujudkan persatuan Indonesia, sesuai dengan amanat pancasila, kita harus memahami terlebih dahulu apa saja yang menjadi ancaman dan bagaimana cara menanggulangi ancaman tersebut.

Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membedah secara lebih rinci tiap-tiap faktor yang dapat menjadi ancaman bagi integrasi nasional Bangsa Indonesia.

Daftar Isi

Ancaman di Bidang Ideologi

Seiring dengan adanya globalisasi, bangas Indonesia semakin banyak terpapar dengan paham dan budaya dari negara-negara lain. ideologi yang berasal dari luar negri ini dapat mempengaruhi atau bahkan mengikis ideologi Pancasila yang menjadi ideologi bangsa.

Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman-ancaman ideologis yang berasal dari luar negri

  1. Menyusupnya kebudayaan baru yang berasal dari luar dan mengikis budaya dan ideologi bangsa

  2. Campur tangan dari pihak luar untuk menyebarkan paham tertentu yang bisa jadi kurang sesuai dengan ideologi bangsa

  3. Upaya untuk menggulingkan rezim yang berkuasa dan menaruh pimpinan boneka dengan ideologi yang berbeda

Penyimpangan ideologis ini tidak hanya berasal dari luar negri, tetapi bisa juga berasal dari dalam negri. Kelompok-kelompok radikal yang menggeser makna-makna kehidupan berbangsa dan bernegara ternyata juga bisa menyebabkan pengikisan ideologi bangsa lho.

Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman-ancaman ideologis yang berasal dari dalam negri

  1. Munculnya kelompok-kelompok radikal dengan ideologi radikal yang tidak sejalan dengan ideologi bangsa Indonesia

  2. Munculnya paham dan gerakan separatisme yang didasari ideologi asing/radikal

  3. Adanya apatisme terhadap pemerintah dan ideologi Pancasila

  4. Munculnya gerakan untuk mengubah ideologi bangsa dengan ideologi lain yang mungkin saja tidak cocok untuk kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia

Ancaman-ancaman tersebut bisa mengganggu integrasi nasional karena dapat mengikis ideologi bangsa yang menjadi pemersatu masyarakat Indonesia dari sabang hingga merauke.

Ancaman di Bidang Politik

Indonesia merupakan negara yang aktif di berbagai organisasi kerjasama Internasional dan memiliki hubungan erat dengan banyak sekali negara. Meskipun telah memiliki posisi diplomatik yang kokoh, tetap terdapat banyak ancaman-ancaman politis yang berhubungan dengan integrasi nasional Indonesia.

Ancaman-ancaman integrasi nasional pada bidang politik yang berasal dari luar negri antara lain adalah

  1. Intervensi politis dari negara-negara lain terhadap isu-isu domestik suatu negara

  2. Upaya destabilisasi dengan cara memperburuk citra dan nama suatu negara di komunitas internasional

  3. Pendanaan kelompok ekstrim dan oposisi oleh negara lain untuk melemahkan pemerintahan sah

Sedangkan, ancaman integrasi nasional pada bidang politik yang berasal dari dalam negri antara lain adalah

  1. Sistem politik yang masih kurang baik sehingga menciptakan oligarki dan korupsi, kolusi, serta nepotisme

  2. Konflik antar golongan masyarakat yang memiliki perbedaan pendapat terhadap kebijakan

  3. Konflik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, terutama terkait asas desentralisasi dan juga dekonsentrasi

  4. Konflik antara pemerintah dengan daerah-daerah pinggir yang merasa di anak-tiri kan dalam pembangunan nasional

  5. Perebutan kekuasaan yang menyebabkan konflik antar masyarakat dan pemangku kepentingan

Jika kondisi politik Indonesia kurang stabil, baik secara internal maupun eksternal, maka mungkin saja terjadi disintegrasi nasional. Terutama jika terjadi perebutan kekuasaan dan konflik mendalam antar kubu dengan haluan politik berbeda.

Ancaman di Bidang Ekonomi

Selain berdampak secara politik, globalisasi juga banyak mempengaruhi perekonomian dunia yang sekarang semakin terhubung satu dengan yang lainnya. Dampak ini tidak hanya positif tetapi juga dapat berupa dampak negatif terhadap integrasi nasional Bangsa Indonesia.

Salah satu dampak negatif tersebut antara lain adalah kalahnya produk-produk lokal dibandingkan dengan produk luar negri yang bisa jadi lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih baik.

Hal ini dapat mematikan perekonomian lokal dan nantinya menyebabkan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Ketimpangan inilah yang akan menjadi bibit perselisihan politis dan sosial-ekonomi.

Selain itu, penguasaan ekonomi ini juga nantinya dapat menyebabkan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap produk luar. Tentu saja, hal ini tidak baik dari segi ketahanan nasional karena dapat dimanipulasi oleh pihak luar dalam pemenuhan kebutuhan dasar bangsa kita.

Hal ini dapat berujung pada ancaman-ancaman terhadap kedaulatan negara dengan memanfaatkan impor dan ekspor terhadap negara kita. Selain itu, hal ini juga dapat berujung pada politik dumping yang sangat merugikan perekonomian negara yang di dumping kan.

Oleh karena itu, negara Indonesia harus berupaya lebih untuk menjaga kedaulatan perekonomiannya dari gangguan eksternal maupun internal agar dapat menjaga integrasi nasional.

Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Sosial budaya dan sosio-ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting dalam integrasi nasional. Ancaman terhadap integrasi nasional dari bidang sosial budaya dapat muncul dari dalam ataupun luar negri.

Ancaman terhadap integrasi negara dari bidang sosial budaya yang berasal dari dalam negri antara lain adalah

  • Kemiskinan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar

  • Ketidakmerataan pembangunan dan akses kepada fasilitas publik menyebabkan kecemburuan sosial

  • Perbedaan status antar lapisan masyarakat dapat menyebabkan konflik antar golongan

  • Munculnya etnosentrisme dan egoisme berlebihan yang nantinya dapat bermuara kepada separatisme dan pemberontakan terbuka

  • Munculnya kelompok-kelompok radikal yang mengganggu tatanan hidup masyarakat

Sedangkan, ancaman terhadap integrasi nasional bidang sosial budaya yang berasal dari luar negri adalah

  • Masuknya budaya-budaya luar yang mungkin kurang cocok dengan kebudayaan Indonesia seperti clubbing dan mabuk

  • Masuknya kebiasaan konsumtif dan materialistis

  • Masuknya kebudayaan individualistik yang bertentangan dengan asas gotong royong yang dianut bangsa Indonesia

  • Pragmatisme berlebihan tanpa mementingkan nilai kekeluargaan, pertemanan, dan saling membantu

Pergeseran-pergeseran sosial budaya ini lama kelamaan dapat menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan sentuhan budaya yang seharusnya menjadi bagian dari identitas bangsa.

Hal ini mungkin saja akan bermuara kepada disintegrasi nasional karena sudah tidak ada satu budaya dan identitas yang menyatukan bangsa Indonesia.

Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional

Meskipun Indonesia memiliki militer yang disegani dan alutsista yang cukup modern, tetap saja ada ancaman terhadap pertahanan nasional yang menghantui kehidupan bernegara kita. Ancaman terhadap integrasi nasional di bidang pertahanan dan keamanan nasional ini dapat berasal dari dalam maupun luar negri.

Ancaman terhadap integrasi nasional di bidang pertahanan yang berasal dari luar negri antara lain adalah

  • Agresi militer dari negara lain

  • Pelanggaran terhadap batas-batas wilayah nasional yang sudah diakui oleh hukum internasional dan negara-negara lain

  • Pencurian sumber daya alam dari zona ekonomi eksklusif dan batas teritorial lainnya

  • Negara luar yang mendorong dan membiayai separatis dan teroris untuk melemahkan pertahanan nasional

Sedangkan, ancaman terhadap integrasi nasional bidang pertahanan yang berasal dari dalam negri adalah

  • Pemberontakan bersenjata seperti pemberontakan DI/TII, revolusi PRRI (Permesta), dan pemberontakan PKI di Madiun

  • Gerakan separatisme bersenjata seperti republik maluku serikat (RMS), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan Fretilin dahulu di Timor Leste

  • Penyelundupan barang-barang illegal kedalam wilayah Indonesia

Ancaman-ancaman yang bersifat militer dan pertahanan nasional ini cukup berbahaya karena bisa saja memiliki aspek kekerasan dalam penerapannya. Berbeda dengan ancaman budaya dan ideologi yang bersifat halus dan perlahan-lahan.

Oleh karena itu, Indonesia sudah memiliki strategi pertahanan nasional yang diwujudkan dalam bentuk SISHANKAMRATA yang harapannya dapat mencakup dan melindungi seluruh lapisan masyarakat serta lembaga di Indonesia.

PERAN SERTA MASYARAKAT UNTUK MENGATASI BERBAGAI ANCAMAN DALAM MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL

  1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan sebagainya

  2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya

  3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional

  4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

  5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik

  6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan masyarakat

  7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik

  8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.

  9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

  10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

  12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman dan nyaman

  13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan pemerintah

  14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

  15. Bersedia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.



WAWASAN NUSANTARA

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Banyak pengertian tentang Wawasan Nusantara, tetapi ada satu pendapat pengertian Wawasan Nusantara yang diusulkan menjadi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dibuat di Lemhanas Tahun 1999 sebagai berikut.

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.

Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :

1. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”

2. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia pada hakikatnyamerupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan (HANKAM).

2. Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.

Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

3. Asas Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia. Adapun, asas Wawasan Nusantara tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba” dan “memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.

2. Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.

3. Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar biar pun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.

4. Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.

5. Kerja Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih baik.

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908, Sumpah Pemuda Tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.

KEDUDUKAN,FUNGSI, DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA

1. Kedudukan

a. Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai wawasan nasional yang kebenarannya diyakini oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak muncul penyimpangan dan/atau penyesatan yang menghalangi tercapainya cita-cita serta tujuan nasional.



b. Kedudukan wawasan Nusantara dalam paradigma nasional:

- Berlandasarkan pada Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa dan negara Indonesia

- Berlandaskan pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara

- Wawasan Nusantara dalam rupa visi nasional

- Ketahanan nasional sebagia kebijakan dan konsepsi nasional



2. Fungsi

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai rambu-rambu, dorongan, motivasi, dan pedoman bagi seluruh komponen bangsa dalam menentukan prbuatan, tindakan, keputusan, dan kebijaksaan bagi seluruh komponen bangsa, mulai dari penyelenggara negara hingga seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.




3. Tujuan

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan rasa cinta tanah air yang tinggi dalam hati seluruh rakyat Indonesia di setiap aspek kehidupan sehingga seluruh rakyat dapat mementingkan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa menghilangkan identitas mereka.

ASPEK TRIGATRA DAN PANCAGATRA DALAM WAWASAN NUSANTARA

Aspek-aspek Trigatra dan Pancagatra

Wawasan Nusantara merupakan landasan penting untuk Ketahanan Nasional. Adapun mengutip penjelasan di laman Lemhanas, Ketahanan Nasional sebagai konsepsi merupakan pisau analisis untuk memecahkan problem atau masalah kehidupan bangsa melalui pendekatan delapan aspek kehidupan nasional yang disebut dengan istilah Astagatra.


Singkatnya, Astagatra merupakan 8 aspek kehidupan nasional. Astagatra terdiri atas Trigatra yang mencakup tiga aspek alamiah bersifat statis. Sedangkan Pancagatra mencakup lima aspek sosial kemasyarakatan yang bersifat dinamis).


Trigatra harus dikelola dengan baik untuk kepentingan bangsa. Aspek Trigatra ada 3, yakni aspek geografi, demografi (kependudukan), dan sumber kekayaan alam yang merupakan potensi dan modal bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.


Sementara aspek Pancagatra ada 5, yaitu aspek aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan. Aspek-aspek itu disingkat menjadi Ipoleksosbudhankam.


Berikut ini penjelasan detail setiap aspek trigatra dan pancagatra.


1. Aspek Trigatra


a. Gatra geografi negara


Lokasi dan posisi geografi Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan. Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi empat gugusan, yaitu:



  • Gugusan Papua

  • Gugusan Kepulauan Maluku

  • Gugusan Kepulauan Sunda Kecil

  • Gugusan Kepulauan Sunda Besar.


Berdasarkan bentang alamnya geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah berikut:



  • Dangkalan Sahul

  • Dangkalan Sunda

  • Daerah Peralihan.


Pembagian bentang alam di atas juga meliputi juga pembagian jenis flora dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi tiga daerah lingkungan, yaitu:



  • Alam flora bagian timur

  • Alam flora bagian barat

  • Alam flora bagian tengah.


Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam tiga daerah lingkungan yaitu:



  • Fauna daerah Indonesia bagian timur

  • Fauna daerah Indonesia bagian barat

  • Fauna daerah Indonesia bagian tengah.


Selain itu, secara geografis, wilayah Indonesia di utara berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina Selatan, Filipina, dan Lautan Pasifik. Di selatan, wilayah Indonesia berbatasan dengan Australia, Timor Leste, dan Lautan Hindia.


Kemudian, di bagian barat, wilayah Indonesia berbatasan dengan India dan Lautan Hindia. Lalu, di sisi timur, wilayah Indonesia berbatasan dengan Papua New Guinea, dan Lautan Pasifik


b. Gatra keadaan dan kekayaan alam


Keadaan dan kekayaan alam Indonesia terdiri dari sumber dan potensi alam yang terdapat di ruang angkasa atau dirgantara, permukaan bumi, termasuk laut, dan di dalam bumi.


Menurut jenisnya, kekayaan alam dibedakan ke dalam delapan golongan, yaitu: flora; fauna; mineral; tanah; atmosfer; dirgantara; energi alam; air dan laut.


Sedangkan menurut sifatnya kekayaan alam dibedakan ke dalam tiga golongan, yakni: kekayaan alam yang dapat diperbaharui; kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui; dan kekayaan alam yang tetap.


c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk (demografi)


Seperti telah diketahui, penduduk dipahami sebagai sekelompok manusia yang menetap di suatu wilayah negara. Peran sekelompok manusia itu penting dalam mengupayakan penyelenggaraan ketertiban dan keamanan, serta pembangunan.


Maka itu, aspek demografi juga berpengaruh pada ketahanan nasional negara Indonesia. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan terkait demografi ialah jumlah populasi, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk.


2. Aspek Pancagatra


a. Gatra ideologi


Secara teoritis, ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan ideologi yang bersifat final, dan tidak dapat diubah lagi posisinya sebagai konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan.


Dalam hal ini, ideologi yang dimiliki oleh Indonesia adalah Pancasila. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber aspirasi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan


b. Gatra politik


Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila dari ideologi pancasila dan konstitusi UUD 1945.


Politik bagi negara Indonesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan negara. Hal itu berkaitan dengan pembinaan, serta penggunaan potensi nasional, baik yang potensial maupun yang efektif, secara total untuk mencapai tujuan nasional.


c. Gatra ekonomi


Kegiatan ekonomi dipahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pemenuhan tersebut meliputi, pengelolaan faktor produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.


Kegiatan ekonomi disertai dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di era globalisasi sekarang ini, negara Indonesia berupaya untuk terbuka terhadap perkembangan sistem perekonomian dunia.


Keterbukaan negara Indonesia diartikan sebagai upaya integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global khususnya untuk menjadi bagian integral dari sistem pasar internasional.


d. Gatra sosial-budaya


Tiap masyarakat memiliki empat unsur penting bagi eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Empat unsur tersebut yaitu: Struktur sosial; Pengawasan sosial; Relasi sosial; Standar sosial.


Istilah sosial dipahami sebagai pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang berisi nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas.


Sementara istilah budaya dipahami sebagai sistem nilai dari hasil cipta-rasa-karsa manusia yang

menumbuhkan gagasan-gagasan utama, dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan.


e. Gatra pertahanan-keamanan


Pertahanan-keamanan merupakan bidang kehidupan nasional Indonesia yang diupayakan untuk dapat melindungi kepentingan bangsa dan negara.


Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan kondisi kelangsungan hidup, perkembangan kehidupan bangsa, serta terpenuhinya hak dan kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional.


Pertahanan-keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan seluruh potensi, dan kekuatan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan TNI dan Polri sebagai kekuatan inti.



Hubungan Trigatra dan Pancagatra

Merujuk penjelasan dalam modul pembelajaran SMA PKN berjudul Wawasan Nusantara Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia terbitan Kemdikbud, antara trigatra dan pancagatra terdapat hubungan timbal balik yang erat.


Hubungan tersebut dinamakan dengan korelasi dan interdependensi. Terdapat empat korelasi dan interdependensi antara trigatra dan pancagatra.


Pertama, pada hakikatnya, ketahanan nasional bergantung pada kemampuan bangsa dan negara. Kemampuan tersebut dalam hal ini adalah kemampuan mendayagunakan secara optimal trigatra atau gatra alamiah.


Dalam hal ini, gatra alamiah dijadikan modal dasar untuk menciptakan kondisi dinamis. Kondisi dinamis itu merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan pancagatra atau kehidupan nasional.


Kedua, ketahanan nasional dipahami sebagai pemahaman yang holistik. Pemahaman ketahanan nasional yang holistik berarti, utuh, menyeluruh, dan terpadu. Hal itu berarti, terdapat hubungan antar-gatra secara keseluruhan dalam kehidupan nasional.


Ketiga, kelemahan dari salah satu gatra yaitu, dapat mengakibatkan lemahnya gatra lain. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Sebaliknya, jika salah satu gatra memiliki kekuatan maka gatra lainnya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah. Dengan begitu, kekuatan setiap gatra dapat mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.


Keemoat, ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan hasil dari ketahanan segenap gatranya, melainkan hasil dari suatu resultante keterkaitan yang integrative. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.

PERAN SERTA WARGA NEGARA MENDUKUNG IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAAN

Peranan warga negara dalam Wawasan Nusantara

1. Menjaga terjalinnya persatuan dan kesatuan

2. Menanamkan rasa cinta tanah air

3. Bersikap patriotisme dan nasionalisme

4. Menghargai perbedaan yang ada