Mengembangkan Kepedulian terhadap Lingkungan melalui "OPLAS" (Olah Sampah Plastik)
Permasalahan sampah plastik menjadi salah satu tantangan lingkungan yang paling mendesak. Di Indonesia, volume sampah plastik terus meningkat, dan banyak di antaranya berakhir di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan. Program OPLAS (Olah Sampah Plastik) hadir sebagai langkah kecil untuk mengatasi masalah ini dengan melibatkan siswa dalam proses pengelolaan sampah plastik secara aktif.
Dalam program ini, murid diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide, dan pengalaman mereka terkait pengelolaan sampah plastik. Lalu, murid diberikan kebebasan untuk memilih cara mereka ingin berkontribusi dalam program. Selain itu, murid tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pemangku kepentingan yang berkontribusi pada keberhasilan program.
Program OPLAS sejalan dengan modul-modul dalam pendidikan guru penggerak yang menekankan pada pengembangan karakter, kepemimpinan, dan kolaborasi. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam mengambil menyelesaikan masalah lingkungan. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Sekolah kami terletak di kawasan yang memiliki tingkat kesadaran lingkungan yang masih rendah, dengan banyaknya sampah plastik yang terlihat di sekitar. Masyarakat sekitar juga belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang efektif. Namun, sekolah kami memiliki beberapa aset yang dapat dimanfaatkan, seperti murid yang kreatif dalam membuat kerajinan serta dukungan dari warga sekolah yang selalu mendukung sesuatu hal yang bermanfaat.
Kondisi kesenjangan yang ada adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan sebagian siswa dalam mengelola sampah plastik. Selain itu, minat terhadap program lingkungan di kalangan siswa masih rendah. Oleh karena itu, program OPLAS diharapkan dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan siswa dalam isu lingkungan, serta memberikan mereka keterampilan praktis yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Mengapa praktik baik ini perlu dibagikan?
Ada beberapa alasan mengapa praktik baik ini perlu dibagikan, berikut alasannya:
Pendidikan Lingkungan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan memahami dampak negatif sampah plastik, siswa akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Kreativitas dan Inovasi. Mengolah sampah plastik menjadi barang kerajinan dapat merangsang kreativitas siswa. Mereka dapat belajar untuk berpikir inovatif dan menemukan cara baru untuk memanfaatkan barang yang dianggap tidak berguna.
Pengurangan Sampah. Dengan mengolah sampah plastik, program ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Ini adalah langkah penting dalam mengatasi masalah pencemaran dan dampak negatif sampah plastik terhadap ekosistem.
Pemberdayaan Komunitas. Program ini dapat melibatkan seluruh komunitas sekolah. Dengan bekerja sama dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan membangun rasa kebersamaan.
Tantangan yang dihadapi
Berikut beberapa tantangan yang dihadapi:
Membangun kesadaran di kalangan siswa tentang pentingnya pengolahan sampah plastik cukup sulit. Sebagian siswa mungkin tidak tertarik atau kurang memahami manfaat dari program ini.
Mengolah sampah plastik menjadi barang kerajinan memerlukan alat dan bahan yang tepat. Sekolah perlu menginvestasikan dalam peralatan atau sumber dana yang lebih.
Siswa dan guru mungkin memerlukan pelatihan untuk memahami cara mengolah sampah plastik dengan benar. Tanpa keterampilan yang memadai, hasil kerajinan mungkin tidak memenuhi harapan.
Mengorganisir pengumpulan sampah plastik di sekolah dan memastikan bahwa siswa aktif berpartisipasi bisa menjadi tantangan. Diperlukan sistem yang efektif untuk mengumpulkan dan menyortir sampah plastik.
Langkah-langkah Aksi Nyata
Berdiskusi dengan Kepala Sekolah tentang urgensi sampah plastik di sekolah yang segera memerlukan penanganan
Melakukan survey atau pengamatan bersama guru dan murid untuk mengidentifikasi penyumbang sampah plastik paling banyak
Berdiskusi dengan murid mengenai kegiatan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah plastik
Mencari contoh nyata kegiatan yang mampu mengembangkan keterampilan dan kepedulian murid akan kelestarian lingkungan
Mengumpulkan dan melakukan daur ulang sampah plastik bersama
Dampak
Produk kerajinan yang dihasilkan juga mendapat respon positif dari para siswa dan guru.
Siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan barang-barang yang dianggap tidak berguna.
Berhasil mengumpulkan ratusan botol plastik dan sampah plastik lainnya serta mengolahnya menjadi barang yang berguna.
Refleksi
Apakah hasilnya efektif?
Program ini baru dijalankan kurang dari satu bulan, tentu belum bisa dikatakan 100% efektif mengatasi sampah plastik di sekolah. Selama menjalankan program ini saya sadar bahwa akan lebih powerful jika dikombinasikan dengan kebijakan atau kegiatan yang sifatnya preventif, yaitu kegiatan yang bersifat pencegahan. Hal ini akan mampu mengubah kebiasaan (habit) warga sekolah akan kebersihan lingkungan.
Saya juga mempertimbangkan untuk memamerkan atau menjual hasil daur ulang plastik jika memungkinkan. Sebagai tindak lanjut akan program OPLAS ini, maka akan dirintis Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di SMA Negeri 1 Tommo.
Mari cari tahu lebih lanjut seputar GSS (Gerakan Sekolah Sehat)
Yuk, intip keseruan kegiatan OPLAS!