Jangan bersinar di tempat yang terang, karena seindah apapun cahayamu, tak ada orang yang melihat dan peduli
Ruang Kosong sebagai Titik Awal Kesadaran
"Ruang Kosong" dapat digambarkan sebagai kondisi batiniah ketika seseorang merasa hampa, kehilangan arah, atau mengalami kekosongan makna dalam hidup.
Alih-alih dianggap sebagai kelemahan, kondisi ini justru merupakan undangan untuk kembali menyadari jati diri dan hakikat kehidupan.
Kekosongan sebagai Pintu Transformasi
Dalam sebuah video yang berjudul "Lakukan Hal ini Ketika Hidup Terasa Kosong", menyarankan agar saat mengalami kekosongan, seseorang tidak melarikan diri atau mengisi kekosongan tersebut dengan hal-hal duniawi semata.
Sebaliknya, kekosongan tersebut sebaiknya dihadapi dengan kesadaran penuh, karena bisa menjadi pintu masuk menuju transformasi spiritual yang lebih dalam.
Dari Kosong Menuju Kosong
Dalam sebuah dialog bersama yang berjudul "Dari Kosong menuju Kosong", dibahas bahwa kehidupan adalah perjalanan dari kekosongan menuju kekosongan yang lebih bermakna.
Artinya, manusia lahir dalam keadaan kosong, dan melalui pengalaman hidup, diharapkan kembali kepada kekosongan yang penuh kesadaran dan penerimaan.
Kekosongan sebagai Ruang untuk Tuhan
Dalam kekosongan, seseorang memiliki kesempatan untuk mengosongkan diri dari ego dan keinginan duniawi, sehingga membuka ruang bagi kehadiran Tuhan dalam dirinya.
Dengan demikian, kekosongan bukanlah kehampaan, tetapi ruang suci untuk perjumpaan dengan Yang Ilahi.
Praktik Menghadapi Kekosongan
Berikut adalah beberapa praktik untuk menghadapi kekosongan, antara lain:
Melakukan refleksi diri dan meditasi untuk memahami sumber kekosongan tersebut.
Mengurangi distraksi eksternal dan fokus pada keheningan batin.
Membuka diri terhadap bimbingan spiritual dan mencari makna yang lebih dalam dalam kehidupan sehari-hari.
By: @li Maschur
Edisi: Jum'at, 16 Mei 2025