Grup Chrono sedang mengumpulkan perlengkapan dan makanan untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian Chrono melihat sebuah kuil yang sudah terbengkalai dan memutuskan untuk mengecek ke dalamnya.
Chrono : “hmm... Keliatan nya udah lama banget kuil ini ditinggalin, moga aja masih ada benda yang bisa gua pake.”
Chrono memasuki reruntuhan kuil kuno.
Chrono : “wah, ada barang bekas nih. Kayaknya ada orang yang pernah kesini juga.”
Chrono pun tiba-tiba mendengar seseorang berbisik di telinganya.
??? : “Warrior.... Ikuti sumber suara..... Ikuti.....”
Chrono : “halo ? Ribel ? Dam ?”
??? : “ikuti sumber suara nya......”
Chrono : “plis lah, masa gua yang kena bisikan setan nya....”
Chrono berlari mencari pintu keluar, tapi ia malah menemukan sebuah ruangan dengan artefak kuno yang ada disitu.
Chrono : “INI MANA JALAN KELUAR NYA SIH ?! Perasaan tadi cuma jalan lurus deh....” (sambil ngos-ngos an)
??? : “sentuh artefaknya.... Dan kamu akan mendapatkan kekuatan yang sangat besar....”
Chrono : “keren, sekarang suaranya bilang “sentuh artefak” yang ada di depan gua, sebenernya tempat apaan sih ini ?!”
Dikarenakan Chrono terlalu lama berada di ruangan artefak, kesadaran nya mulai terpengaruhi oleh energi gelap yang berasal dari artefak yang ada di depannya.
Chrono : “ugh, tahan godaannya ka, tahan diri lu kayak lu nahan diri buat pacaran ..!” (note : Chrono selalu ingin punya pacar)
??? : “percuma saja kau menahannya.... Aku merasakan ada bagian dirimu yang mempunyai ambisi yang kuat untuk menjadi lebih kuat...”
Chrono mulai kehilangan kesadaran dan berjalan ke arah artefaknya.
??? : “baguss.... Sekarang hancurkan artefaknya, agar aku bisa bebas
Dengan pedangnya, Chrono menghancurkan artefaknya, kemudian aura gelap keluar dari dalam artefak tersebut dan mulai memasuki tubuh Chrono.
??? : “huahahahahahaaaa ! AKHIRNYA... AKU BISA BEBAS !”
Belum sempat memasuki tubuh Chrono sepenuhnya, Hew pun datang untuk menyelamatkannya yang membuat transfer kekuatan gelap ke tubuh Chrono gagal.
Hew : “Ka, gapapa kan ?”
Chrono : “ugh, agak pusing sih. Apaan itu ?”
Hew : “itu.. SPECTRALUS, iblis yang pernah menguasai pulau ini. Kayaknya dia udah berhasil mengaruhin kamu buat ngancurin segelnya”
Chrono : “Jadi harus apa kita sekarang?”
Hew : “Cuma ada satu cara, LARI !”
SP : “KALIAN PIKIR KALIAN BISA KABUR SEMUDAH ITU !? AKAN KUJADIKAN KALIAN MENJADI SALAH SATU PASUKAN KU !!”
Hew : “NGGA KALAU KITA BISA KELUAR DARI SINI LEBIH DULU !”
Chrono & Hew pun berlari dari ruangan itu menuju pintu keluar, beruntung bagi Hew, dia tidak dipengaruhi kekuatan Spectralus, sehingga ia tahu jalan keluar nya.
Chrono : “Kok lu tau jalan nya dam ?”
Hew : “pikiran kamu dipengaruhi SPECTRALUS tadi, jadi dia buat kamu jalan muter muter di tempat ini kayak labirin. Beruntung buat aku, aku ga dipengaruhi jadi aku hafal jalannya.”
SP menggunakan kekuatan nya untuk meng-summon demon gloomfang
Chrono : “DAM DI DEPAN LU !”
Dengan palu “Earthshaker Maul” miliknya, Hew dengan mudah membantai semua demon gloomfang didepan nya.
Hew : “gua kira spesies gloomfang udah punah. Kayaknya bangkitnya SPECTRALUS ngebuat monster-monster setan itu bisa muncul lagi.”
Diluar penglihatan mereka,1 demon mob gloomdriller keluar dari tanah dan membuat tangan kanan Hew terluka parah
Chrono : “DAAAAM !”
Hew : “ta- tangan kanan.. gak bisa digerakin...” (menahan rasa sakit)
Dengan meluapnya amarah di dalam hatinya, Chrono pun tidak sadar kekuatan es nya meningkat drastis, memungkinkannya untuk menciptakan jurus baru.
Chrono : “DEMON BANGS- (kena sensor) ! ” sembari mengeluarkan ombak es yang membekukan seisi Kuil.
Chrono : “Anjir, itu gua yang buat ?”
Hew : “nanti aja heran nya, ugh- ..ayo kita keluar !”
Hew & Chrono pun berhasil keluar dari Kuil, Ribel yang menunggu dari luar pun merasa lega karena kedua temannya masih hidup
Ribel : “Hew ! Tangan lu kenapa ?”
Chrono : “Iblis nyergap kita, tangannya kena salah satu serangan nya.”
Hew : “jangan hirau in tangan aku, yang penting kita masih hidup, paling kupotong aja nih tangan kalau ga sembuh-sembuh.”
Ribel & Chrono : “STRESS LU !”
Hew : “aku serius anjir !”
Chrono : “eh Dam, tadi kenapa kekuatan gua bisa sekuat itu yak ?”
Hew : “emosi, setiap kekuatan punya relasi dengan tiap penggunanya, dan kekuatan lu punya hubungan dengan emosi kamu. Makin kuat emosi kamuu, makin kuat juga kekuatan kamu.”
Chrono : “wow, OP juga ternyata power gua kalo marah...”
Ribel : “ gua sampai sekarang masih gak bisa full power in kekuatan gua....” (sedih)
Hew : “bahaya baru aja dimulai, dan gua yakin kalau SPECTRALUS gabakal cuma ngincar kita bertiga.” (aw, sakit) [lagi diobati Ribel]
Chrono : “loh? Memangnya yang lain ada dimana?”
Hew : “tersebar di pulau ini, beberapa faksi kecil dan juga kota.”
Chrono : “Faksi?” (bingung)
Hew : “ya, ada banyak faksi di pulau ini, dan kayaknya gua tau gimana SPECTRALUS bisa nguasain pulau ini.”
Chrono : “gimana?”
Hew : “Perang !”
Chrono : “jir ngeri...”
Ribel : “jadi... Ada cara gak buat ngecegah bahayanya sekarang?”
Hew : “selama si iblis bangke itu masih kekurung di dalam situ
(nunjuk ke kuil), seharusnya kita aman”
Chrono (dalam hati) : “firasat gua kok ga enak ya...”
Hew : “Ayo jalan lagi, ada desa di deket sini, kita bisa istirahat disana”
Grup Chrono pergi ke desa tanpa menyadari kalau SPECTRALUS ternyata tidak terpengaruh oleh serangan es oleh Chrono, ia hanya berpura pura sambil mendengarkan pembicaraan mereka untuk mulai pergi ke setiap faksi yang ada di Nambawa.
Chrono : “Dam, lu yakin tangan lu gapapa tuh buntung sebelah?”
Hew : “gapapa, lagi juga gua kidal.”
Ribel : “btw ini berapa jauh sih desanya?”
Hew : “kalau dari sini seharusnya sih ga jauh, sekitar 2 hari lagi sampai kok”
Chrono & Ribel : “ 2 HARI PERJALANAN LU BILANG GA JAUH?!?!”
Hew : “loh? Memang deket kan, gua pake Nexius gate.”
Chrono : “Itu apaan lagi....?”
Ribel : “Lu tau Nexius gate? Kenapa ga dipake daritadi sih?!”
Hew : “Syarat buka gerbang portalnya aja harus pakai dua tangan, lu liat dong tangan gua ada berapa sekarang..”
Ribel : “oohh... Maaf maaf hehe..”
Hew : “Hmmmm” (nada kesel)
Ribel : “yaudah jalan aja deh...”
Akhirnya setelah berjam jam berjalan, akhirnya mereka sampai di danau luas, tepat di sebrang Sundeins Village (Desa matahari Deins).
Hew : “yaaaa, tinggal nyebrang sih... Ka, bekuin cepet”
Chrono : “Sabar dong... Capek gua jalan terus.... Liat tuh, Ribel juga udah kecapean...”
Hew : “hmmmm, yaudah deh, istirahat dulu aja sekarang..”
Malam hari, disaat Chrono & Ribel tertidur, Hew pergi ke hutan dekat situ untuk mendatangi perkumpulan “Essence Enclave”, yaitu perkumpulan para petarung berpengalaman untuk membahas sesuatu.
? : “jadi, SPECTRALUS udah bebas dari segelnya yah? jangan bilang ramalan itu bakal kejadian..”
Hew : “kalau itu bener, sekarang kita tinggal tunggu apa bener salah satu dari kita bakal jatuh ke dalam pengaruh dia.”
?? : “walaupun terpengaruh pun, kita masih bisa sadar kan?”
Hew: “kayaknya gak semudah itu buat lepasin pengaruhnya. Belum ada kasus lain selain.. 10 Tahun lalu.”
??? : “hmmm, perkara susah ini...”
???? : “Api, ada saran?”
Master Api : “lu tadi bilang dia pernah kena pengaruh nya SPECTRALUS sampai dia berhasil mau ngerasukin tubuhnya kan? Menurut gua ada bagian kecil nya SPECTRALUS yang berhasil masuk ke dalam badan nya. Saran gua Hew, lu pantau pergerakannya, dan kalau menurut lu kekuatan gelap nya semakin kuat...
Jangan Ragu Buat Ngebunuh Dia....”
Saran dari Master Api membuat semua orang yang ada disitu terdiam.
Hew : “pilihan gua buat ngebunuh dulu itu gampang, tapi buat yang ini.... Kayaknya agak susah...”
Keesokan paginya.
Chrono : “FREEZE !!” (sambil beku in danau untuk jalan nyebrang.)
Ribel : “kenapa ngomongnya gitu sih....”
Chrono : “biar keren, hehe.”
Hew : “Ka, sini bentar.”
Chrono : “Mmm? Kenapa Dam?”
Hew menepuk pundak Chrono.
Hew : “jangan lepas kendali.”
Chrono : “eee- okeh?” (bingung)
Ribel : “Adz, cepet beku in lagi, dikit lagi sampe nih”
Chrono (dalam hati) : “gua lepas kendali? Pasti ada hubungan nya sama kekuatan gua yang ningkat drastis waktu itu”
Akhirnya mereka pun sampai di Sundeins Village dan langsung disambut oleh Warrior yang tinggal disana. Wan Kyu (alias Kyu) menyambut mereka bertiga.
Kyu : “banyak Pengelana yang pernah kesini, tapi gua gak ngira yang dateng selanjutnya bakal lu Bel..”
Ribel : “loh Kyu? Ada disini?”
Kyu : “yap, abis jalan-jalan jauh... Yaa akhirnya gua mutusin buat tinggal disini. Ngomongin jalan-jalan, siapa nih orang baru? Pacar lu kah?”
Ribel : “MANA ADA ! Kenalin ini Chrono, dia es juga sama kayak gua”
Kyu : “Oooh es juga... Kenalin, Wan Kyu.”
Chrono : “Chrono. (Jabat tangan) Jadi elemen lu apa? Kalau boleh tau.”
Wan Kyu mengeluarkan busurnya.
Kyu : “ini elemen gua.”
Chrono (bingung) : “itu kan busur biasa, apa spesialnya?”
Kyu : “eh? WOI BUSUR SIALAN! Jangan bikin malu depan orang baru lah !”
Kyu langsung marah-marah kepada busurnya yang tidak mau mengeluarkan elemennya.
Chrono : “dia memang suka begitu?” (menunjuk ke Wan Kyu)
Ribel : “Yaaa.. Begitu deh.. Dia “Short-tempered” orangnya.”
Chrono : “Hmmm.”
Kemudian busurnya pun mengeluarkan sebuah anak panah api yang terbuat dari api.
Chrono : “Oooh api ternyata. Memang cocok sih buat tipe kepribadian lu.”
Kyu : “ini maksudnya Anda ngeledek atau gimana nih? ”
Chrono : “ngga ngeledek kok, cuma kagum aja ternyata kepribadian bisa ngaruh ke elemen yang bakal di dapet.”
Kyu : “Hm, yaudah terserahlah. Jadi? Mau coba kekuatan masing-masing?” (ngode ngajak duel)
Chrono : “ngajak duel kah? Boleh aja ”
Setelah dirinya memperkenalkan Chrono dengan Wan Kyu, Ribel pun berjalan menuju rumah komunitas, dimana ada Hew dan juga Ayumi.
Ayumi : “Ga nyangka bakal ada pengguna es lagi setelah Ribel, seberapa sering dia pakai kekuatannya, Hew?”
Hew : “Hmm kurang tau, terakhir dia pake kekuatannya tadi waktu kita nyebrang danau. tadi”
Ayumi : “hmm... Gelombang elemen semakin kuat tiap tahunnya. Chrono beruntung dia dipanggil di gelombang sekarang, gelombang elemen akhir-akhir ini.. Lebih kuat dari sebelumnya.”
Hew : “ya...” (menyeruput teh)
Ribel (menghela nafas) : “halo Hew, kak Yumi, gue mau cerita dong, dan... Ada hubungannya sama Chrono.”
Hew: “Oh, ya? Memangnya dia kenapa?”
Ribel: “Yah, susah buat bilangnya, tapi setiap kali gue ada di deket Chrono, gua ngeliatnya secara berbeda. Gua sering memikirkannya, dan merasa sedikit gugup saat dia ada di sekitar.”
Ayumi: “Mmmm, ada yang lagi jatuh cinta nih. Pasti karena sama-sama pengguna es.”
Ribel: “mmm... Mungkin.. ?”