Cerita dimulai dengan pemandangan alam yang memukau di Nambawa Island. Hutan yang lebat menyejukkan mata dengan pepohonan yang tinggi menjulang, sementara air laut yang jernih memukau dengan keindahan terumbu karangnya. Pegunungan menjulang tinggi dengan puncak yang tertutup salju tebal, menambah pesona alam pulau ini.
Di tengah keindahan alam yang luar biasa, terdapat sebuah goa yang tersembunyi dan gelap, lalu terdengar suara gemuruh dari dalamnya.
Tiba-tiba seorang lelaki berlari keluar dari mulut goa karena dikejar oleh sebuah monster. Lelaki itu bernama Adz yang sedang dikejar oleh ShadowBear
Adz : “TOLONG!” (tiba-tiba tersandung batu)
Adz pun jatuh terguling turun dari puncak bukit sampai badannya menabrak batu besar yang membuatnya berhenti. Monster yang tadi mengejarnya pun berhenti dan kembali masuk kedalam goa.
Adz : “aduh... gak lagi-lagi deh masuk ke sembarang goa..”
Adz pun berjalan turun dari bukit dan melihat bangunan kecil seperti sumur yang bercahaya.
Adz : “Hemmm.. itu apaan yah? Coba samperin ah biar jelas” (berlari ke arah sumur tersebut)
Ia pun sampai di depan sumur tersebut dan mendapati bahwa sumur tersebut merupakan sumur pemberi kekuatan elemen atau disebut dengan "Well O’ Poweri".
Adz : “mmm, ini nge-aktifinnya gimana ya ?” (sambil melihat-lihat sekitarnya)
Adz pun menyentuh air yang ada di sumur tersebut, lalu air di sumur itu bereaksi, dan muncullah Spirit of the Well .
Spirit : “salam pengelana, kau sudah dipilih oleh alam untuk mewarisi salah satu kekuatan elemental yang ada di pulau ini. Ingat ! setiap pengguna elemental punya risikonya tersendiri...”
Kemudian Well O’ Poweri memancarkan suatu energi yang memberikan Adz batu Cryo Soulstone sebagai tanda dirinya telah memperoleh kekuatan es.
Spirit : “selamat, kini kau diberkati dengan Cryo Soulstone, batu itu akan memudahkanmu untuk mengendalikan atau memanggil es di sekitarmu...”
Adz : “Kenapa mesti es sih... -_-”
Spirit : “gunakan kekuatanmu dengan bijak, jangan biarkan kekuatan besar mengubah dirimu...”
Adz : “kok gua jadi takut ya...”
Spirit of the Well kemudian kembali ke dalam air, lalu tiba-tiba Well O’ Poweri juga ikut menghilang.
Adz : “WEH ? Kok ilang sumurnya ?”
Sambil merasa bingung, Adz melihat tangannya yang mengeluarkan sedikit aura es putih karena memiliki batu elemen).
Adz : (menghela nafas) “oke... seharusnya gua udah siap sih buat perjalanan kedepannya sekarang..”
Seminggu telah berlalu, Adz yang sudah memiliki kekuatan barunya memulai perjalanannya berkelana di dunia baru. Ia mencoba kekuatannya untuk berbagai hal, mulai dari membekukan arus sungai untuk menyebrang, memancing ikan, dan juga bertarung melawan beberapa monster berukuran kecil-sedang. Suatu hari ia sedang beristirahat di bawah pohon sampai ia mendengar sesuatu.
Adz (sambil mengangkat pedangnya) : “Woi siapa itu ?”
Tiba-tiba sesosok perempuan muncul dari balik semak.
Adz : “ WAAAAAAAA KUNTI ! ”
Ribel : “ HEH ?! SEMBARANGAN KALAU NGOMONG ! Gue orang woi !“
Adz : “ Oh orang toh, kirain setan.”
Ribel : “kayaknya gue belum pernah liat lu sebelumnya... Mmm lu Warrior baru yak ? Kenalin gua Ribel.” (sembari memperhatikan Adz)
Adz : (dalam hati : “kayaknya bukan nama aslinya deh”) “Eee.. Chro- ..no ?”
Ribel : “Chrono ? Keren juga namanya, oiya gua mau lanjut kelana nih, lu mau ikut gua atau cuma mau tiduran aja disitu ?”
Chrono : “yaaa.. Karena lu ngajak, gua gak punya pilihan lain sih...”
(dalam hati : “gua gada pilihan lagi sebenernya”)
Ribel memberikan beberapa perlengkapan alat kepada Chrono.
Ribel : “itu perlengkapan yang gue punya, ya ngga banyak sih, tapi bisa kita pakai beberapa alat buat cari makan.”
Chrono : (dalam hati : “ni cewek cakep juga kalau diperhatiin)
Ribel : “Ayo jalan, ada sungai di sekitar sini buat kita nangkep ikan.”
Chrono : “Ahh.. Iya”
Chrono dan Ribel pun kemudian bepergian bersama. Selama pengembaraan, Ribel dan Chrono banyak melakukan hal bersama, ini membuat mereka mulai akrab dan mulai menjadi teman dekat. Namun Chrono memikirkan hal lain di pikirannya.
Chrono : “Ternyata seru juga jalan bareng lu..”
Ribel : “Ya dong... Rebellibel gitu loh !”
Chrono : “btw, lu udah lama kah di pulau ini ? ”
Ribel : “ya begitulah... Dibilang lama banget juga ngga.”
Chrono : “Oooh... Lu punya kekuatan elemen kah? Gua ga pernah liat soalnya.”
Ribel : “Oh, ada lah.. Nih liat.” (sambil mengeluarkan es dari telapak tangannya)
Chrono : “ES ?!”
Ribel : “Yes ! Kalau lu ?
Chrono juga menciptakan sebongkah es kecil dari telapak tangannya.
Ribel : “ES JUGA ?! KOK BISA SAMA SIH !?!”
Chrono : “Ya gatau atuh.. Kebetulan kali ?”
Ribel : “AKHIRNYA GUE GA SENDIRIAN !!”
Chrono : “bentar... Maksudnya gak sendirian... Gimana ?”
Ribel : “kalau lu mau tau, es itu elemen langka di pulau ini, jarang-jarang orang punya kekuatan es kayak kita, hoki sih gue bisa ketemu sama sesama Warrior es.”
Chrono : “Warrior ? Apalagi itu ? Semacam gelar kah atau apa gitu ?”
??? : “Itu sebutan bagi para pengguna elemen disini.”
Chrono : “bentar, gua kayak kenal suara itu...”
(Chrono menoleh ke belakang)
Hew : “Oi Adz, dah lama ga jumpa kita..”
Chrono : “Hew !”
Ribel : “HEW !”
Chrono : “Hah ? Hew ?”
Hew : “Itu panggilan aku di sini, kamu bakal terbiasa kok.”
Ribel : “bentar... Kalian udah saling kenal ?”
Hew : “iya, aku sama Adz sudah saling kenal. Sekitar 7 tahun-an...”
Ribel : “Bentar, Hew manggil lu Adz, berarti Chrono bukan nama asli lu dong ?”
Chrono : “hehe, memang bukan.”
Ribel : “IIIIH GUE UDAH KEBURU PERCAYA KALAU ITU NAMA ASLI LU !?” (Sambil mendekatkan mukanya ke Chrono)
Chrono : “i-ya gausah sedeket ini dong mukanya” sambil menahan Ribel
Hew : “Aku liat kalian berdua udah deket nih”
Chrono : “ya gitu deh, tapi jangan tanya gimana pertama kalinya kita ketemu” (nahan tawa)
Hew : “Mm ? Memang kenapa ?”
Ribel : “HUSSSSST !! DIEM !”
Chrono : “Gua ga sengaja nyebut dia kunti waktu pertama kali ketemu.” (tertawa lepas)
Hew : “Oooh..” (ikut tertawa)
Ribel : “ADZ IHHHH !!” (muka memerah karena malu)
Di perjalanan.
Hew : “Jadi Adz, udah berapa lama kau di pulau ini ?”
Chrono : “hmmm gatau, gua ga ngitung hari”
Hew : “tapi ada kali kalau seminggu ?”
Chrono : “mungkin... ?”
Ribel : “memang lu ga nyatet tanggal hari pertama lu dateng ?”
Chrono : “emang wajib yak ?”
Hew : “Yaa... Ngga sih, Cuma jadi penanda aja gitu.”
Chrono : “Mmm yaudah lah, toh kalau ngulang waktu juga gabisa kan..”
Hew : “Jadi, kamu udah coba buat gunain kekuatan lu ?”
Chrono : “Ya begitulah, terakhir kali buat arus sungai beku buat nangkep ikan.”
Hew : “hmmm... Clische..”
Chrono : “Ha ? ”
Hew : “gapapa... Ya lu perbanyak latihan aja buat bisa nyiptain serangan sendiri.”
Ribel : “kayaknya Adz belum tau kekuatan lu deh Hew, kasih tau dia cepet”
Hew : “(Menghela napas) haah... Oke oke..” (Menciptakan retakan di tanah)
Chrono : “Tanah ya ? Lumayan buat serangan bertahan.”
Hew : “bukan kayak yang lain, gua malah gunain Tanah buat tipe serangan langsung, kayak cucuk tanah sama tembok batu.”
Chrono : “Jir keren, apa es gua bisa kayak begitu juga yak ? ”
Chrono berpikir sangat keras sehingga tidak menyadari bahwa tanah yang ia duduki berubah menjadi es yang bisa terapung.
Ribel : “eeee... Adz..” Menepuk pundak Chrono
Chrono : “Hm ? WEH KOK NGAPUNG !? Woi es nya bisa terbang ini !!”
Hew : “kayaknya kamu bisa nyiptain semacam glider dari es deh, tapi kamu harus bener-bener fokus buat nyiptain nya.”
Ribel : “MAU NAIIIK !”
Chrono : “GA ! GA BOLEH ! KALO JATOH GUA GAK TANGGUNG JAWAB YA!”
Hew : “coba Adz pake buat seluncur.”
Chrono : “oke... Moga ga jatoh.”
Chrono mencoba berseluncur menggunakan glider es nya, dan dengan cepat ia bisa mengendalikan arah seluncurnya dengan lincah.
Chrono : “YAHOOO !! KEREN JUGA KEKUATAN GUA !”
Tanpa disadari, aksi yang dilakukan oleh kelompok Chrono dipantau oleh prajurit yang sedang berpatroli disekitar lokasi. Prajurit itu mengenakan pakaian beraksen merah dan memakai armor berwarna emas. Prajurit tersebut pun langsung pergi dari sana untuk memberi kabar.
Disisi lain pulau di waktu yang bersamaan, di sebuah wilayah yang sekitarnya dipenuhi oleh kawah & uap panas, Red Bastion. Prajurit tersebut telah kembali dan segera memberitahu kabarnya kepada yang lain.
Prajurit RB : “Iya pak, ada prajurit es di sekitar hutan bagian timur dari sini. Kayaknya gak jahat sih, tapi dia lagi coba kekuatannya gitu di sana. Ada Master HewSuzi juga.”
Ketua Prajurit RB : “Mmm, kayaknya kita gak usah cari gara-gara sama mereka, kata kamu juga dia lagi coba kekuatannya kan? Kayaknya dia pendatang baru disini. Ya sudah, kalian boleh bubar.”
Pasukan Prajurit RB : “Siap! Terima kasih pak!”
Shira, seorang gadis yang baru saja berbelanja di sekitar situ tidak sengaja mendengar pembicaraan para prajurit dan berlari untuk mengabari teman-temannya.
Shira : “Berita besar ini! Gua harus kasih tau ke Frodwe sama Malik.”
Frodwe dan Malik sedang makan di kedai, mendengar Shira berteriak memanggil mereka berdua.
Shira : “FRODWE! MALIK!”
Shira tidak sengaja bertabrakan dengan seorang warga yang membuat belanjaannya jatuh semua.
Shira : “EH! MAAF BU! SINI AKU BANTU RAPIHIN.”
Malik : “Pacar lu tuh.” (tertawa kecil)
Frodwe : “Iyah..” (pasrah melihat ke Shira)
Setelah urusannya selesai, Shira kemudian menceritakan apa yang ia dengar dari prajurit patroli tadi.
Frodwe : “Apa? Pengguna es baru ada di hutan? Yang bener kamu?”
Shira : “dari yang gua denger sih , iya.”
Malik : “perlu kita waspada in gak nih? Atau kita samperin aja ke Snowmens biar bisa ketemu langsung sama mereka? Gua mau coba ajak dia duel hehe.”
Frodwe : “ngapain? Udah biarin aja sih, gak ngeganggu kita juga kan dia. Nanti juga ketemu sendiri kok.”
Malik : “iya deh...”
Shira : “Kata kalian dia cowok atau cewek? Kalau cowok SEMOGA AJA DIA CAKEP !!!”
Frodwe : “Mulai....”
Tanpa mereka sadari, perbincangan mereka didengar oleh mata-mata dari faksi lain. Xyz (alias Zydan) langsung meninggalkan Red Bastion menuju Snowmens untuk memberikan informasi mengenai kedatangan Chrono sebagai Warrior es yang baru.
Zydan : “Fross, ada pendatang baru, elemen Es.”
Fross : “Pengguna es? Kayaknya cocok kalau di rekrut jadi Warrior baru. Cepet cari lokasi dia, aku bakal kasih kabar ke GrandMaster.”
Zydan : “Aku tau.”
Zydan kemudian pergi lagi untuk mencari keberadaan Chrono.