Minggu yang tenang, 8 Juni 2025, pikiran saya masih sering kembali ke sebuah ruangan di Bandung, tiga minggu yang lalu. Sebuah pengalaman yang bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mengubah cara saya memandang peran saya sebagai seorang guru. Ini adalah kisah perjalanan saya dalam memulai dan menyelami dunia Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA).
Aktivitas Hari Pertama
Semuanya dimulai pada hari Selasa, 20 Mei 2025. Bersama rekan saya, Bapak Budi Gunawan, S. Kom., Gr. , saya melangkah masuk ke Grand Tjokro Premiere Bandung, membawa amanah dari DISDIKPORA Kabupaten Cianjur yang di rekomendasikan oleh BBGP Jawa Barat. Hari pertama terasa begitu segar dan khidmat. Sebelum dibuka acara, kami melakukan Senam Anak Indonesia Hebat. Kemudian, Kami mendengar langsung dari Direktur Guru Pendidikan Dasar, Dr. Rachmadi Widdiharto, M.A. tentang betapa pentingnya program ini untuk masa depan pendidikan Indonesia. Kemudian, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Pendidikan Moch. Abduh, Ph.D. serta sejumlah pakar dari beberapa Universitas di Bandung, BRIN, dan lembaga pendidikan lainnya sebagai narasumber yang memaparkan arah kebijakan nasional, membuat kami sadar bahwa penguatan kompetensi digital ini adalah sebuah gerakan besar. Sore harinya, kami diperkenalkan dengan kurikulum, buku panduan , serta sistem Learning Management System (LMS) yang menjadi ‘rumah’ kami selama enam hari ke depan.
Foto : @guru.dikdas.dikdasmen
Foto : @guru.dikdas.dikdasmen
Foto : @guru.dikdas.dikdasmen
Aktivitas Hari Kedua
Rabu 21 Mei 2025, hari kedua, adalah saat kami benar-benar menyelam. Pagi itu, kami membedah Modul 1, menggali sejarah dan konsep dasar Koding dan KA, memahami bagaimana teknologi ini bisa mengasah keterampilan abad ke-21 pada siswa kami. Setelah pikiran kami terbuka oleh konsepnya, tangan kami pun mulai bekerja. Dengan Modul 2, kami bereksperimen menggunakan berbagai aplikasi KA generatif—mulai dari chatbot, image generation, hingga data processing tools. Ruangan itu penuh dengan gumaman takjub saat kami melihat hasil pertama dari eksperimen kami
Foto : @guru.dikdas.dikdasmen
Aktivitas Hari Ketiga
Pada hari Kamis 22 Mei 2025, tingkat kesulitannya meningkat, namun begitu pula rasa penasaran kami. Kami mempelajari Modul 3 tentang Prompt Engineering, sebuah seni untuk ‘berbicara’ dengan AI agar dapat menghasilkan konten ajar dan ilustrasi yang maksimal. Di hari yang sama, kami diperkenalkan pada dunia pemrograman melalui dasar-dasar Python dan konsep Large Language Model (LLM) seperti GPT. Rasanya seperti sebuah tirai rahasia telah disibakkan. Hari Jumat menjadi kelanjutan dari pendalaman ini, di mana kami terus berkutat dengan praktik pemrograman dan struktur model bahasa yang rumit itu.
Puncak Aktifitas
Bagi saya, puncak dari bimtek ini tiba pada hari Sabtu. Modul 5 membawa kami kembali ke akar profesi kami yaitu pedagogi. Kami tidak hanya belajar teknologi, tetapi juga strategi mengajar, integrasi kurikulum, dan pendekatan diferensiasi serta pembelajaran mendalam untuk materi secanggih ini. Momen yang paling berkesan adalah saat sesi Peer Teaching. Saya berkesempatan untuk mensimulasikan bagaimana mengajarkan Koding dan KA di depan kelas. Saat itulah semua teori dan praktik yang kami pelajari selama berhari-hari terasa menyatu dan bermakna.
Minggu, hari terakhir kami, adalah hari refleksi dan peneguhan komitmen. Kami mengawalinya dengan post-test untuk mengukur sejauh mana kami belajar. Setelah itu, kami duduk bersama untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) pribadi kami. Acara penutupan oleh perwakilan Direktorat terasa begitu hangat, diiringi pesan untuk terus menyebarkan semangat ini di daerah kami masing-masing.
Kini, dua minggu setelah bimtek itu berakhir, komitmen itu bukan lagi sekadar rencana. Saya telah melaporkan hasilnya, dan bahkan telah melaksanakan sesi berbagi praktik baik pertama pada kegiatan Hari Belajarn Guru di SMP Negeri 1 Sukaresmi.
Perjalanan ini masih panjang. Saya sedang bersiap untuk berbagi dan berkolaborasi bersama DISDIKPORA Kabupaten Cianjur. Ini adalah sebuah tanggung jawab besar, dan saya berharap dapat menunaikannya dengan baik. Perjalanan ini menegaskan bahwa peran kami sebagai guru kini telah bertransformasi. Kami adalah fasilitator yang membawa masa depan ke dalam ruang-ruang kelas kami hari ini. Setiap langkah ini adalah bagian dari misi baru saya memastikan anak-anak didik di Cianjur tidak tertinggal oleh zaman.
Foto : @guru.dikdas.dikdasmen