Hiburan & Wisata

Sumber Dhuwur, yang terletak di kawasan Mojokerto, dulunya merupakan sumber mata air alami yang sering diabaikan. Masyarakat hanya memanfaatkannya sebagai sumber kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan mandi. Namun, kepercayaan lokal menyebutkan bahwa mata air ini memiliki nilai spiritual yang kuat, diyakini membawa kesuburan bagi tanah sekitar. Hal ini diperkuat oleh cerita para sesepuh desa yang mengisahkan keberadaan sumber tersebut sejak zaman leluhur.

Bapak Suyatno (60), salah satu tokoh desa, mengisahkan, “Dulu, sumber ini jarang dijamah orang. Banyak yang percaya ada ‘buaya putih’ yang menjaga sumber mata air ini. Kini, dengan adanya wisata, kepercayaan itu masih dijaga.”

Transformasi Sumber Dhuwur menjadi objek wisata tidak lepas dari upaya masyarakat setempat dalam melestarikan nilai-nilai lokal. Warga sekitar bahu-membahu menjaga kebersihan air, merawat tanaman di sekitarnya, dan membangun saung-saung tradisional seperti pada gambar.  

Selain itu, acara "selamatan sumber" rutin dilakukan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur atas keberkahan air yang tak pernah surut. Upacara ini melibatkan doa bersama, pertunjukan wayang atau ludruk tradisional, dan sajian tumpeng yang menjadi simbol kemakmuran.

“Kami bersyukur bahwa tempat ini di ubah menjadi tempat rekreasi, itu membantu ekonomi warga.” ujar Ibu Sri, pelaku usaha kecil di sekitar Sumber Dhuwur.

Hadirnya wisata Sumber Dhuwur berdampak positif bagi warga sekitar. Banyak penduduk membuka usaha kecil. Namun, di tengah perkembangan ini, masyarakat tetap menjunjung pelestarian budaya.

Sumber Dhuwur bukan hanya simbol keindahan alam, tetapi juga cermin kearifan lokal yang tetap bertahan di tengah modernisasi. Dari mata air yang dulunya tak terawat, kini tempat ini menyimpan cerita tradisi, mitos, dan usaha bersama masyarakat dalam merawat warisan leluhur mereka. Dengan kesadaran menjaga budaya dan alam, Sumber Dhuwur diharapkan dapat menjadi contoh wisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal.