BAHAYA NARKOBA TERHADAP SISTEM SARAF OTAK
Kasus narkoba kini semakin mengkhawatirkan. Semakin banyak korban penyalahgunaan narkoba. Anak pada usia remaja merupakan fase usia yang rentan untuk terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba karena rasa penasaran yang menggejolak dan kurangnya pengarahan juga pengawasan. Remaja juga menjadi mudah tergoda ketika dalam keadaan frustasi atau depresi sehingga memilih memakai narkoba sebagai pelarian.
Narkotika adalah zat atau obat dari tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Kokain
Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa memengaruhi sistem saraf pusat, terbuat dari ekstrak daun tanaman koka, berbentuk bubuk atau kristal putih halus dan bisa digunakan dengan cara disuntik, dihisap, atau dihirup.
Walaupun dapat dimanfaatkan dalam beberapa prosedur medis, kokain yang sering kali disalahgunakan untuk tujuan rekreasional yang dapat memicu otak melepaskan dopamin dan menciptakan rasa gembira untuk "sesaat" sehingga seseorang jadi harus menggunakan kokain berulang kali untuk mempertahankan sensasi gembira yang didapatkan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan.
Berasal dari tanaman Cannabis sativa yang dikeringkan. Jenis narkoba yang terkenal dengan sebutan “cimeng” ini biasanya digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dicampurkan ke dalam makanan, atau diseduh sebagai teh.
Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang bekerja pada otak dan menyebabkan perubahan pada sensasi tubuh, perasaan, gerakan, pemikiran, dan ingatan. Selain itu, juga bisa menimbulkan efek ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan.
Ekstasi
Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Ekstasi diketahui dapat meningkatkan suasana hati, energi, nafsu makan, dan gairah seksual. Namun, ketika efek tersebut berakhir, akan muncul gejala, seperti kebingungan, depresi, kecemasan, dan gangguan tidur yang membuat penggunanya membutuhkan dosis tambahan.