Membangun gagagasan dan merumuskan masalah merupakan tahapan penting dalam penelitian untuk mengkonstruksi suatu paragraf yang memiliki muatan yang terfokus dan cukup secara ilmiah. Dalam halaman ini dikemukakan beberapa contoh.
Ada ide untuk meneliti prilaku primata di alam. Berikut adalah paragraf yang diterjemahkan dari van Dick (2021) untuk memberi contoh bagaimana membangun gagasan (=ide) yang menunjukkan adaptasi prilaku satwa dalam lingkungan yang berubah oleh aktivitas manusia.
"Gangguan antropogenik telah mengakibatkan penurunan populasi primata di seluruh dunia (Chapman & Peres, 2001; Estrada et al., 2019). Pengaruh antropogenik yang berdampak negatif pada populasi primata liar adalah antara lain hilangnya habitat skala besar dan fragmentasi akibat penebangan, pertanian, dan peternakan, serta ancaman lainnya oleh manusia seperti perburuan daging satwa dan perdagangan primata untuk hewan peliharaan (misalnya, Chapman et al., 2006; Fa et al., 2002; Kühl et al., 2017; Nijman et al., 2011). Terlepas dari ancaman ini, primata umumnya ditemukan di habitat yang sangat dipengaruhi oleh manusia (GalánAcedo et al., 2019; Hockings et al., 2015; Riley & Fuentes, 2011). Akibatnya, berkembang minat untuk mengetahui adaptasi perilaku primata terhadap lingkungan yang terganggu aktivitas manusia (Hockings et al., 2015; Kalbitzer & Chapman, 2018; McLennan, et al., 2017)."
Perhatikan bahwa satu gagasan yang direkonstruksi bisa berasal dari beberapa sumber literatur.
Jadi, satu paragraf tidak hanya berasal dari satu literatur. Contoh lain adalah terjemahan dari Olano dkk (2021) yang mengungkapkan adaptasi anatomis dari xilem akibat perbedaan iklim.
"Xilem adalah jaringan kompleks dengan banyak fungsi, termasuk transportasi air, nutrisi dan hormon, pendukung tanaman dan penyimpanan cadangan. Anatomi xilem harus beradaptasi pada kebutuhan yang kontras untuk melayani fungsi-fungsi ini (Carlquist, 2001; Chave et al., 2009), dan ini melibatkan pertukaran sumber daya yang diinvestasikan dan ruang yang dikhususkan untuk unsur jaringan yang bermacam-macam (Poorter et al., 2010). Meskipun ada kontrol filogenetik dari sifat-sifat xilem (Sperry, 2003; Willson et , 2008), perbedaan interspesifik dalam anatomi dan fungsi xilem telah terbukti terkait dengan faktor lingkungan seperti iklim (Myer, 1922; Lev-Yadun & Aloni , 1995; Martínez-Cabrera et al., 2009) dan dengan sejarah kehidupan tanaman (Poorter et al., 2010). Anatomi xilem juga menunjukkan variabilitas intraspesifik (Esteban et al., 2010; von Arx et al., 2012) dan variasi antartahunan dalam individu sepanjang tahapan ontogenetik yang berbeda (Domec & Gartner, 2002)."
Kepustakaan
Olano, J.M., A Arzac, A.I. García-Cervigón, G. von Arx, dan V. Rozas. 2013. New star on the stage: amount of ray parenchyma in tree rings shows a link to climate. New Phytologists, 198(2):486-495
*van Dijk, K., M. Cibot, M.R. McLennan. 2021. Chimpanzees (Pan troglodytes) adapt their nesting behavior after large-scale forest clearance and community decline. American Journal of Primatology. https://doi.org/10.1002/ajp.23323