Bahan Ajar Jaringan Tumbuhan - Jaringan Permanen

Jaringan Permanen (Dewasa)

A. Pengertian Jaringan Permanen

Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang dikenal sebagai hasil dari perluasan dan perkembangan sel meristem. Sel meristem akan mencapai kematangan yang ditandai dengan bertambahnya ukuran sel dan diferensiasi struktur serta fungsi sel. Secara umum, jaringan dewasa yang berdiferensiasi tidak akan membelah lagi dan struktur jaringannya tidak dapat diubah. Berdasarkan penyusunan selnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi dua yaitu jaringan sederhana dan kompleks dalam jaringan dewasa. Jaringan kompleks terdiri dari lebih banyak jenis sel daripada jaringan sederhana yang hanya terdiri dari satu jenis sel. Jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan pendukung, dan jaringan pengangkut adalah jenis- jenis jaringan dewasa.

Gambar 1.1 Perkembangan jaringan gabus pada batang

(Sumber: Campbell et al., 2020)

B. Karakteristik Jaringan Permanen

Tidak aktif membelah diri
Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem
Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
Di sela-sela selnya memiliki ruang antarsel
Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya

C. Macam-Macam Jaringan Permanen

Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat terdiri dari beberapa macam antara lain:

Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai rusak maka jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri dari selapis. Namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Bentuk selnya bermacam-macam dan susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antarsel (non-intercellular spaces). Vakuolanya yang besar terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna (antosianin) atau dapat pula tidak berwarna.

Gambar 1.2 Jaringan epidermis pada daun Ficus elastica

(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

Ciri Jaringan Epidermis

a. Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel

b. Terdiri dari sel-sel hidup

c. Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan

d. Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat, dan minyak.

e. Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin

f. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan di bawah naungan

g. Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), sel kipas.

Fungsi Jaringan Epidermis

a. Sebagai pelindung

b. Membatasi penguapan

c. Penyerapan dan penyimpan air

d.Penyokong mekanik

Sel-sel epidermis mengalami beberapa modifikasi dengan struktur dan fungsi yang berbeda. Berikut ini hasil modifikasi jaringan epidermis:

a. Stomata

Stomata merupakan celah atau lubang yang diapit oleh sepasang sel penjaga, merupakan derivat dari sel-sel epidermis daun, memiliki sepasang sel penjaga yang berbentuk seperti ginjal (pada tumbuhan dikotil) atau seperti halter (pada tumbuhan monokotil). Fungsinya adalah Tempat pertukaran gas O2 dan CO2 pada proses respirasi dan fotosintesis dan alat pengeluaran uap air pada proses transpirasi. Stomata dapat membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi dan menutup jika tekanan turgor sel penutup rendah.

Gambar 1.3 Stomata tumbuhan

(Sumber: Muttaqin, 2023)

Pada tumbuhan dikotil, stomata dapat terbagi menjadi tujuh yaitu stomata anomocytic, anisocytic, diacytic, paracytic, actinocytic, cyclocytic, dan tetracyclic.

Tipe anomositik memiliki sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae
Tipe anisositik dicirikan dengan sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tak sama besar. Jenis ini umum terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
Tipe parasitik merupakan jenis stomata yang mana setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis ini umum terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convolvulaceae, Mimosaceae.
Tipe diasitik dicirikan dengan setiap stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Jenis ini umum terdapat pada Caryophyllaceae, dan Acanthaceae.
Tipe aktinositik dimana stoma adalah mengelilingi lingkaran sel yang memancar sepanjang sumbunya, tegak lurus garis besar sel penutup
Tipe cyclocitik (encyclocytic), dimana stoma dikelilingi oleh satu atau cincin dua lapis sel tetangga yang pipih, jumlah sel, empat atau lebih
Tipe tetrasiklik yaitu stomata yang tertutup oleh empat sel anak. Dua lateral dan dua kutub (terminal), ditemukan pada tumbuhan monokotil. Spesies yang sama mungkin menunjukkan lebih dari satu jenis kompleks stomata, dan pola dapat berubah selama perkembangan daun.

b. Trikomata

Gambar 1.4 Trikoma pada daun Muntingia calabura

(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

Gambar 1.5 Penampakan trikoma menggunakan mikroskop SEM

(Sumber: Campbell et al., 2020)

Trikomata (tunggal = trikoma) adalah rambut-rambut dari epidermis yang terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Trikomata dapat ditemukan pada daun, batang, akar, bunga, buah, dan biji. Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikomata dibagi menjadi dua, yaitu trikomata non glanduler dan trikomata glanduler.

Trikomata nonglanduler adalah trikomata yang tidak menghasilkan sekret. Trikomata ini dapat berupa rambut bersel satu atau bersel banyak, rambut sisik berbentuk pipih dan bersel banyak, rambut bercabang dan bersel banyak, serta rambut akar. Contohnya pada bagian bawah daun durian dan bawah daun terung.

Gambar 1.6 Preparat trikoma Solanum melongena

(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2024)

2. Trikomata glanduler adalah trikomata yang menghasilkan sekret. Trikomata ini dapat berupa trikomata hidatoda, trikomata sekresi garam, trikomata sekresi nektar, dan rambut sengat. Fungsinya adalah: Mengurangi penguapan, Meneruskan rangsangan, Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan herbivora, Membantu penyebaran biji, Membantu penyerbukan bunga, Membantu perambatan bagi tumbuhan yang merambat.

c. Sel Kipas (Bulliform)

Bulliform adalah alat tambahan yang terdapat pada epidermis atas, tersusun dari beberapa sel berukuran besar, vakuola besar dan berdinding tipis. Bentuk seperti kipas, disebut sel kipas. Sel kipas terdapat pada daun tumbuhan dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Fungsi dari sel kipas adalah untuk menyimpan air dan mengurangi penguapan.

Gambar 1.7 Sel kipas pada daun jagung

(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

d. Spina

Spina atau duri adalah tonjolan pada permukaan epidermis batang yang terbentuk dari jaringan stele di bawah korteks. Contohnya pada batang bunga kertas.

Gambar 1.8 Spina pada tumbuhan kaktus

(Sumber: Campbell et al., 2020)

2. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim disebut juga sebagai jaringan dasar karena keberadaannya yang ditemukan hampir pada setiap bagian tubuh tumbuhan, termasuk pada endosperm maupun organ generatif tumbuhan meliputi akar, batang, dan daun, serta ada juga di buah. Jaringan parenkim dapat ditemukan di setiap ruang antara jaringan lain, seperti antara xilem dan floem.

Gambar 1.9 Jaringan Parenkim pada irisan melintang tangkai sawi pada perbesaran 4x10

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024)

Gambar 1.10 Jaringan parenkim daun privet (Ligustrum)

(Sumber: Campbell et al., 2020)

Ciri Jaringan Parenkim (Dasar)

a. Terdiri atas sel-sel yang berukuran besar dan berdinding tipis Memiliki bentuk sel segi enam

b. Letak inti sel mendekati dasar sel

c. Mempunyai banyak vakuola

d. Dapat bersifat embrional dan meristematik

e. Mempunyai ruang antarsel

Fungsi Jaringan Parenkim (Dasar)

a. Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan

b. Tempat berlangsungnya fotosintesis

c. Sebagai jaringan penyokong

Macam-Macam Jaringan Parenkim (Dasar) Berdasarkan Fungsinya

a. Parenkim asimilasi (klorenkim), mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.

b. Parenkim air (akuifer), terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.

Gambar 1.11 Parenkim akuifer dari kaktus

(Sumber: Seago et al., 2005)

c. Parenkim penimbun, berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang. Makanan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, tepung, lemak, protein, gula.

Gambar 1.12 Parenkim penyimpan korteks akar

(Sumber: Seago et al., 2005)

d. Parenkim udara (aerenkim), memiliki ruang antarsel yang berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan di air, hal ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp.

Gambar 1.13 Aerenkim pada daun Castalia sp. (kiri) dan pada Batang Myriophyllum sp. (kanan)

(Sumber: Roberts, 2002)

e. Parenkim pengangkut, berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan dan maupun air.

3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong/penguat adalah jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penyokong (penguat) tumbuhan dibagi berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai berikut.

a. Jaringan Kolenkim

Jaringan penyokong atau penguat pada organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Karakteristik utama jaringan kolenkim meliputi keberadaan sel hidup dan kandungan selulosa yang tinggi pada dinding selnya. Kolenkim merupakan sel hidup yang sifatnya mirip dengan parenkim. Jaringan ini mendukung organ muda berkembang pada tumbuhan. Batang dan tangkai daun muda memiliki kolenkim tepat di bawah atau dekat permukaan. Namun, akar hampir tidak pernah memiliki kolenkim.

Gambar 1.14 Jaringan kolenkim pada irisan melintang tangkai seledri pada perbesaran 10 x 10 (kiri) dan 40 x 10

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata. Dinding selulosa tebal kolenkim memberikan fleksibilitas pada organ yang mengandung banyak kolenkim. Karena sel kolenkim dapat meluas untuk mengakomodasi pemanjangan organ sehingga sangat ideal untuk mempertahankan organ yang berkembang secara aktif. Dinding sel-sel kolenkim menebal hanya di sudut sel, tidak seragam di sepanjang permukaan. Jaringan penyokong berfungsi dalam memperkokoh tumbuhan. Sel-sel yang kuat, tebal dan telah mengalami spesialisasi. Jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung biji dam belas vaskular.

Ciri Jaringan Kolenkim

a. Memiliki struktur yang tebal dan juga kuat

b. Dapat mengalami spesialisasi

c. Terdapat pada batang, daun dan biji

d. Selnya mengalami penebalan pada bagian sudutnya Penebalan berupa selulosa

e. Pada umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder

Fungsi Jaringan Kolenkim

a. Menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan

b. Melindungi berkas pengangkut

c. Memperkuat jaringan parenkim

Tipe Jaringan Kolenkim

Kolenkim sudut (Angular), yaitu kolenkim dengan penebalan dinding sel paling banyak terdapat pada sudut sel. Contoh kolenkim angular yaitu pada daun tanaman seledri.
Kolenkim lacunar, yaitu di antara sel kolenkim terdapat ruang antar sel di mana penebalan dinding sel paling menonjol berada pada sudut yang berdekatan dengan ruang antar sel. Contoh kolenkim sudut dapat diamati pada batang tumbuhan Asteraceae dan Malvaceae.
Kolenkim tangensial (pelat), dapat dikenali dengan adanya penebalan tangensial pada dua sisi sel yang berlawanan, yaitu bagian dalam dan luar dinding sel. Jenis kolenkim ini juga dikenal dengan istilah lamellar collenchyma. Contoh kolenkim tangensial dapat diamati pada batang muda tumbuhan Sambucus nigra.
Kolenkim annular, yaitu kolenkim yang mengalami penebalan secara seragam. Contoh kolenkim ini terdapat pada daun tanaman wortel.

Gambar 1.15 Tipe kolenkim. (A) Kolenkim sudut. (B) Kolenkim tangensial. (C) Kolenkim annular. (D) Kolenkim lacunar.

(Sumber: Leroux, 2012)

b. Jaringan Sklerenkim

Pada organ tumbuhan dewasa, jaringan sklerenkim berfungsi sebagai jaringan penyangga. Oleh karena itu, setelah mengalami tahap pendewasaan, sel-sel pada jaringan sklerenkim akan mati dan dinding selnya menebal karena mengalami lignifikasi (memiliki substansi berkayu). Jaringan sklerenkim dibagi menjadi 2 jenis utama, yaitu:

Serat sklerenkim berupa sel-sel panjang dan sempit dengan ujung runcing membentuk serat. Sel-sel ini biasanya membentuk rute yang panjang dengan ujung-ujungnya yang tajam, saling tumpang tindih. dan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Serat sklerenkim dapat ditemukan di sebagian besar komponen tumbuhan.
Sklereid adalah sel tumbuhan mati yang memiliki bentuk bervariasi dan keras serta dinding selnya tahan terhadap tekanan. Sklereid adalah pengelompokan kecil sel yang dapat ditemukan sendiri atau dalam kelompok kecil di antara sel lainnya, seperti butiran pada daging buah pir dan jambu biji. Contoh bagian tumbuhan yang terdapat serat dan sklereid di dalamnya yaitu pada batok kelapa.

Gambar 1.16 Jaringan sklereid pada batang Buah pir (atas), Jaringan serat pada batang tumbuhan ash (bawah)

(Sumber: Campbell et al., 2020)

Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim

a. Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel

b. Penebalan yang berupa lignin

c. Berupa sel mati

d. Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan

e. Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem.

Fungsi jaringan Sklerenkim

a. Sebagai alat untuk bertahan terhadap tekanan dari luar

b. Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel

c. Sebagai alat penyokong

4. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut disebut juga dengan berkas vaskular. Disebut vaskular karena bentuk dan struktur jaringannya yang menyerupai saluran atau pipa panjang yang mendistribusikan berbagai zat, unsur, maupun senyawa di dalam organ tumbuhan. Secara umum, zat yang didistribusikan jaringan pengangkut adalah unsur hara dan mineral serta senyawa dan zat yang dihasilkan saat proses fotosintesis. Berdasarkan fungsinya, jaringan pengangkut tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan xylem dan jaringan floem.

Gambar 1.17 Jaringan pengangkut

(Saifullah, 2020)

a. Xylem

Jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem:

Gambar 1.18 Struktur jaringan xylem

(Sumber: Campbell et al., 2020)

Unsur trakeal

a. Trakea, terdiri dari sel-sel silindris yang membentuk trakea mencapai fase dewasa dan mati, sel tersebut akan bergabung untuk membuat tabung pengangkut air multiseluler. Bagian pembuluh ini memiliki perforasi (lubang-lubang) di dinding ujung (dan terkadang di dinding samping) yang memungkinkan air mengalir bebas dari satu sel ke sel berikutnya.

b. Trakeid, merupakan sel tumbuhan yang mengalami lignifikasi atau dindingnya telah ditebalkan oleh senyawa lignin dan pada akhirnya akan mati saat dewasa. Sel-sel yang panjang dengan lubang pada dinding selnya, batas di antara sel-sel penyusunnya tampak berlubang-lubang yang disebut noktah (pit).

Serabut xilem, terdiri dari sel panjang dengan ujung yang meruncing.
Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan tanin dan kristal.

b. Floem

Jaringan yang disebut floem (pembuluh tapis) bertanggungjawab untuk mendistribusikan dan mengangkut produk makanan yang dibuat selama fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang terjadi di daun. Jaringan floem terdiri dari beberapa jenis sel yang berbeda, yaitu:

Gambar 1.19 Struktur jaringan floem

(Sumber: Campbell et al., 2020)

Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang. sel-selnya tidak memiliki nukleus dan dinding sel yang tipis
Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat. Sel-sel hidup yang membentuk komponen pembuluh tapis dipenuhi kebutuhan nutrisinya oleh sel pengiring. Hanya pada tumbuhan angiospermae yang mengandung sel pengiring.
Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal. Berfungsi untuk membentengi jaringan pembuluh.
Parenkim floem terdiri dari selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah, serta berisi tepung, damar, dan kristal. Selain itu, berfungsi berfungsi sebagai dinding yang memisahkan satu floem dengan floem lainnya dan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya menyatu sehingga membentuk pembuluh. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel pengiring akan mati Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup. Jaringan xilem dan floem membentuk satu kesatuan fisiologis. Pada umumnya, xilem dan floem berdekatan letaknya dan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian yang lain. Kedua jaringan kompleks tersebut membentuk jaringan pengangkut.

Tipe-tipe Jaringan Pengangkut Berdasarkan letak xilem dan floemnya, jaringan pengangkut dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe kolateral, konsentris, dan tipe radial (Saifullah, 2020).

Tipe Kolateral Jaringan pengangkut yang letak xilem dan floemnya berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem. Ada tiga jenis tipe kolateral yaitu

Tipe terbuka adalah tipe kambiumnya terletak di antara xilem dan floem, contohnya tumbuhan berbiji terbuka (Gimnosperma) dan tumbuhan dikotil.

Gambar 1. 20 jaringan pengangkut Amaranthus sp.

(Sumber: dokumentasi pribadi, 2023)

Tipe tertutup adalah tipe tidak memiliki kambium diantara xilem dan floemnya, contohnya tumbuhan monokotil

Gambar 1.21 jaringan pengangkut pada Zea Mays

(Sumber: dokumentasi pribadi, 2023)

Tipe bikolateral adalah yang memiliki floem luar, floem dalam, xilem, kambium luar, dan kambium dalam. Urutan posisi dari luar ke dalam adalah floem luar-kambium luar-xilem-kambium dalam floem dalam, contohnya tumbuhan dari famili Solanaceae (Terong-terongan)

2. Tipe Konsentris Letak xilemnya dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Ada dua jenis tipe konsentris yaitu

Konsentris Amfivasal adalah tipe konsentris dengan floem berada di tengah dan xilem mengelilingi floem, contohnya pada rhizoma dari Acorus sp
Konsentris Amfikribal adalah tipe konsentris dengan xilem berada di tengah dan floem mengelilingi xilem, contoh pada tumbuhan paku-pakuan

Gambar 1.21 jaringan pengangkut Apelium nidum (10x10)

(Sumber: dokumentasi pribadi, 2023)

3. Tipe Radial Tipe ini menurut jari-jari lingkaran adalah tipe jaringan pengangkut yang terletak di xilem dan floemnya yang bergantian, contohnya pada akar monokotil dan akar primer dikotil

5. Jaringan Gabus

Ketika lapisan epidermis menjadi rusak karena penuaan atau faktor lain, jaringan gabus sering menggantikannya, melindungi jaringan di bawahnya dari kehilangan air yang berlebihan dan gangguan mekanis. Jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air.

Gambar 1.22 Penampang melintang batang dengan kambium vaskular dan kambium gabus

(Sumber: Crang et al., 2018)

Ciri-Ciri Jaringan Gabus

a. Disusun dari sel-sel parenkim gabus

b. Terdiri sel mati dan kosong

c. Berbentuk memanjang dan berdinding gabus

Jaringan gabus terdiri atas dua macam antara lain sebagai berikut.

a. Felem merupakan jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar dan terdiri dari sel-sel matinya. Penebalan dinding sel yang terjadi akibat adanya suberin mengakibatkan felem pada jaringan gabus bersifat impermeabel (tidak tembus air).

b. Feloderm merupakan jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan terdiri dari sel-sel hidup menyerupai parenkim yang berkembang secara internal di jaringan gabus.

Gambar 1.23 Struktur jaringan gabus

(Sumber: Muttaqin, 2023)

Page updated

Report abuse