Keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas adalah salah satu permasalahan utama di Papua. Banyak daerah terpencil yang kekurangan guru dan fasilitas pendidikan.
Bukti: “Problem mendasarnya itu kalau saya melihatnya, adalah kekurangan tenaga guru. Kita menyelesaikan masalah pendidikan, itu harus dimulai dari ketersediaan tenaga guru, baik tenaga guru untuk tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK,” kata Agus dalam perbincangan dengan VOA, Senin (26/6).
Papua memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, tetapi banyak generasi muda yang kurang memahami dan menghargai warisan budaya mereka.
Tingkat kesehatan masyarakat di Papua masih tergolong rendah. Masih banyak kasus penyakit menular seperti malaria dan TBC, serta masalah gizi buruk.
Kondisi Kesehatan di Papua Disebut Tak Berubah 20 Tahun Terakhir (tirto.id)
Bukti: Yuliana menjelaskan selama ini pemerintah mengurusi masalah kesehatan Papua dari sisi infrastruktur. Artinya, pemerintah hanya membangun puskesmas atau rumah sakit, tapi tidak memastikan pelayanannya terus berjalan.
Banyak penduduk Papua yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit. Berdasarkan informasi yang ada, angka kemiskinan ekstrem sempat naik hingga mencapai 1,12 persen pada Maret 2023.
Papua adalah rumah bagi banyak hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Sayangnya, masalah seperti deforestasi dan penambangan ilegal menjadi ancaman serius.
Keterbatasan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga menjadi tantangan besar. Hal ini mempengaruhi aksesibilitas dan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah di Papua.
Bukti: Di sisi lain, Basuki mencatat tantangan dalam membangun JTP adalah topografi yang ekstrem dan akses yang minim. Menurutnya, hal tersebut membuat biaya transportasi peralatan konstruksi melonjak.
Dari informasi yang kami dapatkan, terdapat beberapa masalah yang sedang terjadi di Papua. Mulai dari pendidikan, budaya, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan infrastruktur yang menjadi masalah di Papua saat ini. Permasalahan ini terjadi akibat dari letak daerah yang terpencil, kondisi ekonomi dan keterampilan masyarakat yang kurang, kurangnya infrastruktur dan fasilitas umum, dan adanya penebangan dan penambangan ilegal di Papua.
Kesimpulan: Sudah banyak target market kami dengan persentase 60,4% yang mengetahui masalah-masalah yang terjadi di Papua seperti kerusakan lingkungan, ekonomi, pendidikan, infrastruktur, dan masih banyak lagi.
Kesimpulan: Banyak yang familiar (persentase 62,5%) permasalahan di Papua dalam bidang pendidikan, karena disana kurangnya tenaga guru dan juga fasilitas yang tidak memadai.
Kesimpulan: Mayoritas target market kami menjawab pendidikan anak-anak di Papua masih kurang.
Kesimpulan: Mayoritas target market kami menjawab diperlukannya infrastruktur yang layak bagi masyarakat Papua.
Kesimpulan: Mayoritas (persentase 64,6%) masih kurang mengerti apa itu deforestasi atau eksploitasi sumber daya alam.
Kesimpulan: Mayoritas target market kami memilih untuk mau ikut serta dalam membantu Papua untuk menjadi lebih berkembang.
Kesimpulan: Mayoritas target market kami menjawab pemerintah seharusnya bisa lebih memperhatikan permasalahan deforestasi yang terjadi di Papua.
Kesimpulan: Mayoritas target market kami menjawab ingin memberikan donasi baik berupa uang maupun barang seperti buku.
Kami memilih skala nasional, kondisi saat ini Papua memerlukan bantuan dalam segi edukasi dan juga segi fasilitas.
Kami memilih usia 6 sampai 17 tahun (SD sampai SMA) dan semua gender. Kondisi yang terjadi sekarang, kami ingin meningkatkan edukasi kepada target market khususnya usia 6 sampai 17 tahun.
Kami memilih orang yang suka membaca komik dan orang-orang yang peduli dengan lingkungan terutama di daerah terpencil. Kondisi saat ini, banyak daerah terpencil mulai tak terjaga lingkungannya.