Berdasarkan permasalahan yang kami dapat dari SDGs, kami memilih permasalahan dalam poin Penanganan Perubahan Iklim, Ekosistem Laut, dan Ekosistem Daratan. Kami memilih poin-poin tersebut karena keterlibatan dalam membaca dan kesadaran lingkungan adalah dua isu penting yang berhubungan erat. Kurangnya minat membaca di Indonesia dapat memiliki dampak negatif pada kesadaran lingkungan karena literasi lingkungan sering kali bergantung pada informasi yang ditemukan dalam teks-teks tertulis.
Berikut adalah beberapa permasalahan lingkungan yang dapat muncul akibat kurangnya minat membaca di Indonesia:
Kurangnya Pengetahuan Lingkungan
Buku-buku, artikel, dan sumber bacaan lainnya seringkali menjadi sumber informasi utama tentang isu-isu lingkungan. Kurangnya minat membaca dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang masalah-masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, kerusakan hutan, limbah plastik, dan lain-lain.
Ketidakmampuan Mengambil Tindakan
Membaca memberikan pandangan yang lebih dalam tentang solusi dan tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah lingkungan. Kurangnya minat membaca dapat mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana individu dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Kurangnya Advokasi Lingkungan
Bacaan tentang lingkungan sering menginspirasi individu untuk menjadi advokat lingkungan yang aktif. Kurangnya minat membaca dapat menghambat pertumbuhan komunitas advokasi yang kuat untuk perubahan positif dalam isu lingkungan.
Kurangnya Inovasi Berkelanjutan
Informasi yang diperoleh melalui membaca bisa memicu pemikiran kreatif dan inovasi dalam solusi berkelanjutan. Tanpa akses atau minat membaca, potensi inovasi untuk mengatasi tantangan lingkungan mungkin terbatas.
Kurangnya Akses ke Informasi Terbaru
Informasi tentang isu-isu lingkungan sering berubah seiring waktu. Membaca merupakan cara untuk tetap terhubung dengan perkembangan terbaru dalam ilmu lingkungan dan perubahan dalam kebijakan atau teknologi yang dapat berdampak pada lingkungan.
Sumber Referensi:
9-18 (SD, SMP, & SMA)
Alasan : Karena para pelajar suka dengan komik yang menarik.
Semua gender
Alasan : ALEVEL Comics memberi kebebasan pembaca dari gender laki-laki dan perempuan.
Nasional (Jika bahasa inggris, jadi internasional)
Alasan : Karena komik ini berbentuk dalam website, maka dapat dilihat dari wilayah manapun, bisa nasional, jika memungkinkan bisa sampai internasional.
Perilaku masyarakat yang gemar membaca komik dan memiliki gadget
Alasan : Karena perilaku masyarakat yang gemar membaca komik dan memiliki gadget, maka masyarakat dapat membaca komik lewat website.
Total sebanyak 16 siswa menjawab 15 tahun, 3 siswa menjawab 14 tahun, 1 siswa menjawab 13 tahun, sedangkan 2 siswa menjawab 10 tahun.
Total sebanyak 75% memiliki pengetahuan mengenai isu lingkungan yang sedang terjadi di dunia ini, 12.5% cukup memiliki pengetahuan mengenai isu lingkungan yang sedang terjadi di dunia ini, sedangkan 12.5% tidak memiliki pengetahuan mengenai isu lingkungan yang sedang terjadi di dunia ini.
Total sebanyak 83.3% suka membaca komik, sedangkan 16.7% tidak suka membaca komik.
Total sebanyak 66.7% menjawab membaca sebuah komik selama lebih dari 10 menit, 16.7% menjawab membaca sebuah komik selama 6-10 menit, sedangkan 16.7% menjawab membaca sebuah komik selama 1-5 menit.
Total sebanyak 25% menjawab suka dengan genre action, 16.7% adventure, 16.7% fantasy, 16.7% romance, 8.3% slice of life, 8.3% comedy, 4.15% magic, sedangkan 4.15% Psychological.
Total sebanyak 21 siswa menjawab pencemaran sungai, 15 siswa menjawab tanah longsor, 15 siswa menjawab kekeringan, 18 siswa menjawab banjir, 12 siswa menjawab penebangan hutan ilegal, 6 siswa menjawab abrasi pantai, 18 siswa menjawab pencemaran lingkungan hidup, 1 siswa menjawab global warming, sedangkan 1 siswa menjawab yang lainnya.
Total sebanyak 50% menjawab literasi penting sekali, 41.7% menjawab literasi penting, 8.3% menjawab literasi tidak terlalu penting, sedangkan tidak ada yang menjawab literasi sangat tidak penting.
Total sebanyak 79.2% menjawab lebih suka membaca komik lebih dari 20 halaman, 16.7% menjawab lebih suka membaca komik 1-5 halaman, 4% menjawab lebih suka membaca komik 11-15 halaman, sedangkan tidak ada yang menjawab 6-10 halaman.
Total sebanyak 66.7% menjawab setuju bahwa komik merupakan suatu cara untuk dapat mengedukasi masyarakat tentang permasalahan lingkungan, 20.8% menjawab tidak tahu, sedangkan 12.5% menjawab tidak.