Review Jurnal kelompok 4

REVIEW JURNAL MANAJEMAN LOGISTIK DAN TRANSPORTASI (JMLT)

Judul : Analisis Nilai Tambah Dalam Rantai Pasok Bawang  Merah (Studi Kasus : Kabupaten Bima) 

Nama Jurnal : Jurnal Manajemen Logistik dan Transportasi (JMLT) 

Volume dan Halaman : Volume 9 No 1 Halaman 94 – 107 

Tahun : 2023

Penulis : Nurlela Kumala Dewi, Afferdhy Ariffien, dan Rahmatun Nazilla 

Reviewer :    Zakirsyah Mohammad 182230014@std.ulbi.ac.id

Aulia Pinandhita 182230002@std.ulbi.ac.id

 Dhiya Shafa Fadhilah 182230192@std.ulbi.ac.id

Marchel Andreano Garu 182230006@std.ulbi.ac.id

Rosevita Ade Lia Hitana 182230001@std.ulbi.ac.id  

Tanggal : 03 Januari 2024

Latar Belakang

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya sektor pertanian sebagai penggerak utama pembangunan dan perekonomian Indonesia, khususnya dalam konteks Kabupaten Bima. Pertanian diyakini dapat berkontribusi dalam melestarikan sumber daya alam, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup petani dan perekonomian pedesaan. Kabupaten Bima dianggap sebagai salah satu penghasil produk bawang merah terbesar di Indonesia. Namun karena harga bawang merah yang fluktuatif, pendapatan  petani bawang merah di wilayah tersebut menjadi rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis rantai nilai bawang merah dan mengembangkan langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan petani bawang merah di Kabupaten Bima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika rantai pasok bawang merah dan memberikan rekomendasi yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengatasi masalah ketidakstabilan harga. 

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Analisis rantai nilai (Value Chain) bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima.

2. Memahami nilai tambah (Value Added) rantai nilai bawang merah.

3. Merumuskan inisiatif peningkatan pendapatan petani bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima [Objek Sasaran].

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami dinamika rantai pasok bawang merah, mengetahui nilai tambah dari rantai nilai tersebut, dan menyusun strategi untuk meningkatkan pendapatan petani bawang merah di wilayah tersebut. 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa metode, diantaranya:

1. Metode deskriptif: digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik rantai nilai bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima.

2. Metode wawancara dan observasi: digunakan untuk mengumpulkan data primer serta dokumentasi dari aktor atau pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah untuk data sekunder.

3. Metode dokumentasi: digunakan untuk mengumpulkan data sekunder tentang rantai pasok bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima.

4. Value Chain Analysis: digunakan untuk menganalisis rantai nilai bawang merah di Kabupaten Bima.

5. Metode Hayami: digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah di dalam rantai nilai bawang merah.

Dengan menggunakan metode-metode tersebut, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang rantai pasok bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima, serta memberikan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani bawang merah di daerah tersebut. 

Hasil Penelitian

Temuan menunjukkan bahwa rantai nilai komoditas bawang merah di Kabupaten Bima melibatkan banyak pelaku baik petani, pedagang  kecil, dan pedagang  besar.  Rantai nilai bawang merah memiliki tiga tingkat aktivitas: input produksi, produksi tanaman bawang merah, dan distribusi Penelitian ini juga menemukan bahwa petani dapat meningkatkan penciptaan nilai dan daya tawar dengan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng. Peningkatan nilai ini akan diikuti dengan peningkatan keuntungan yang dapat memberikan dampak positif bagi petani bawang merah di Kabupaten Bima. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam mengenai rantai nilai bawang merah di Kabupaten Bima dan merumuskan inisiatif untuk meningkatkan pendapatan petani bawang merah melalui pengembangan nilai tambah produk bawang merah.

Pada rantai nilai usulan diketahui bahwa rata-rata bahan baku bawang merah yang digunakan dalam proses produksi bawang goreng sebanyak 25 kg per sekali produksi. Adanya faktor konversi yang merupakan hasil perbadungan antara nilai output dengan niai input yaitu sebesar 0,8 yang memiliki arti bahwa setiap kilogram bahan baku yang digunakan menghasilkan 0,8 kg bawang goreng. Pada proses pengolahan bawang goreng persekali proses produksi dengan jumlah bahan baku 25kg, nilai tambah yang diberikan petani meningkat menjadi Rp 19.983/kg atau sebesar 71%. Nilai tambah tersebut terdistribusi sebesar Rp 2.400/kg atau 12% untuk tenaga kerja. Peningkatan nilai tambah petani diikuti oleh peningkatan keuntungan, untuk hasil olahan bawang goreng memperoleh keuntungan sebesar Rp 17.583/kg atau sebesar 88%. 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rantai nilai komoditas bawang merah melibatkan banyak pelaku, antara lain petani, pengepul skala kecil, dan pengepul skala besar, serta memiliki tiga tahapan kegiatan utama. Ini adalah input produksi, produksi, dan distribusi. tanaman bawang merah.

2. Pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng dapat meningkatkan nilai tambah dan keuntungan petani serta berdampak positif terhadap pendapatan petani bawang merah di Kabupaten Bima.

Oleh karena itu, penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam mengenai dinamika rantai pasok bawang merah dan menyusun strategi untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengatasi masalah ketidakstabilan harga di Kabupaten Bima. 

Kelebihan

Kelebihan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai rantai nilai barang bawang merah di Kabupaten Bhima Kabupaten Bhima, termasuk peran dan interaksi antar aktor dalam rantai nilai (objek-objek).

2. Menyoroti pentingnya pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan keuntungan petani sehingga memberikan solusi konkrit untuk meningkatkan pendapatan petani bawang merah.

3. Pendekatan komprehensif untuk  menganalisis rantai nilai bawang merah. menggabungkan metode deskriptif, wawancara, observasi, analisis rantai nilai, dan metode perbaikan cepat untuk menghitung nilai tambah. Disediakan menggunakan aplikasi.

Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami dinamika rantai nilai pasok bawang merah dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan pendapatan petani serta masalah harga yang tidak stabil di Kabupaten Bima, Distrik Bima. 

Kekurangan

Pada penelitian ini tidak ditemukan kekurangan yang spesifik.