Lomba cerita berantai dalam TJO ini adalah lomba bertutur lisan atau bercerita langsung yang dilakukan secara berkelompok tanpa membaca teks atau naskah cerita. Cerita dalam lomba cerita berantai adalah fiksi, bersumber dari buku cerita anak atau karya peserta/guru/pelatih/Pembina.
Tema
Peserta lomba boleh memilih tema apa saja yang disukai yang terlepas dari unsur kekerasan, pembunuhan, perebutan kekuasaan, percintaan, romantisme berlebih, perselingkuhan dan unsur yang dapat menyinggung perasaan pihak lain. Tema yang dipilih harus dapat memberikan nilai positif dan pembelajaran bagi pendengar.
Materi dan Pelaksanaan Lomba
Peserta lomba cerita berantai adalah siswa kelas 5 (lima) atau 6 (enam) SD/MI/Sederajat.
Lomba cerita berantai dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 3-4 orang.
Naskah cerita dapat menyadur dari buku-buku cerita pendek; novel yang telah disadur; cerita dongeng; cerita legenda; cerita rakyat; fabel dari Indonesia. Penggunaan cerita karya asli (ide dan cerita ditulis sendiri) merupakan nilai tambah.
Bercerita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, sederhana, dan mudah dipahami. Penggunaan Bahasa Daerah berbentuk kata; istilah; atau kalimat cerita, diperkenankan asalkan disertakan Bahasa Indonesianya. Arti dalam Bahasa Indonesia dituturkan (dalam bentuk bercerita) setelah Bahasa Daerah tersebut. Penggunaan Bahasa Daerah tidak untuk keseluruhan cerita.
Karya cerita mencerminkan karakteristik usia siswa SD/MI/Sederajat, serta mengangkat budaya lokal.
Setiap peserta bebas memilih tema sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam perlombaan.
Dalam penyampaian cerita, naskah telah disunting dari aspek kekerasan, pembunuhan, perebutan kekuasaan, percintaan, romantisme berlebih, dan/atau perselingkuhan. Namun tidak mengurangi esensi cerita yang disadur.
Tidak perlu ada kesimpulan atau penyampaian pesan moral di dalam atau di akhir bercerita.
Peserta disarankan menyebutkan judul buku/sumber cerita; penulis dan illustrator (jika ada) dari buku/sumber cerita, di awal atau akhir bercerita.
Peserta mengenakan seragam sekolah tanpa riasan wajah (make up) dan diperbolehkan menambah ornamen kostum yang selaras dengan penyampaian cerita.
Alat peraga diperbolehkan, tapi tidak diwajibkan.
Alat peraga yang digunakan hanya terbatas pada alat dukung cerita, dan bukan sebagai dekorasi panggung.
Kemampuan lain diperbolehkan untuk ditampilkan selaras dengan cerita, tapi tidak diwajibkan. Kemampuan lain yang dimaksud adalah kemampuan dari peserta selain penuturan, seperti menari, menyanyi, memainkan alat musik, dan lainnya. Disarankan penampilan dengan kemampuan lain ini tidak menggunakan alat yang memberatkan atau menggunakan ruang yang luas.
Durasi penampilan maksimal 10 menit.
Juri berhak memberhentikan penampilan jika lebih dari waktu yang telah ditentukan.
Aspek yang dinilai dalam Lomba Cerita Berantai TJO meliputi Interpretasi Cerita (30%), Penampilan Bercerita (Presentasi) (40%), Kreativitas (30%).
Aspek interpretasi cerita adalah menemukan pengetahuan cerita, yaitu tujuan, makna, emosi dari sebuah naskah cerita. Pengetahuan cerita harus ditemukan oleh seorang pencerita untuk membantu penghayatan cerita. Aspek interpretasinya adalah:
Menemukan dan memahami tujuan, makna teks secara keseluruhan dan emosi di setiap bagian ceritanya. Sehingga bisa menguasai alur cerita dengan baik.
Mengenali dan memahami peran serta karakter tokoh-tokoh dalam cerita dan emosi tokoh tersebut, untuk selanjutnya mampu menghidupkan tokoh tersebut dalam penyampaian penuturan ceritanya.
Menentukan bagian pencerita sebagai narator dan bagian pencerita sebagai tokoh karakter yang diperankan.
Aspek Penampilan Cerita Berantai (Presentasi) yaitu bagaimana pencerita menyampaikan ceritanya dengan menggunakan penampilan bertutur serta bahasa tubuh. Pencerita mampu menuturkan kisah dengan menggunakan suara yang sesuai untuk menunjukkan emosi narasi cerita, dan dialog tokoh cerita dalam kalimat yang tepat.
Aspek Kreativitas dalam bercerita adalah sesuatu yang baru yang ditampilkan dalam penuturan cerita untuk memperkuat cerita dan membuat penampilan cerita berantai jadi lebih menarik. Aspek kreativitas bisa berupa penggunaan alat bantu atau kemampuan lain yang ditampilkan.
Penilaian peserta Lomba Cerita Berantai TJO Tahun 2025 dengan kriteria dan instrumen sebagai berikut:
Interval penilaian pada setiap indikator:
Point 60 – 65 : Kurang (Misalnya: emosi cerita tidak sesuai; pemenggalan kata atau kalimat kurang tepat; tidak percaya diri.)
Point 70 – 75 : Cukup (Misalnya: penampilan cukup baik akan tetapi perlu latihan lagi; sangat menghafal naskah cerita.)
Point 80 – 85 : Baik (Misalnya: cerita disampaikan dengan baik; Bahasa Indonesia baik; penokohan juga disampaikan dengan baik.) 4. Point 90 – 100 = Sangat Baik (Misalnya: penguasaan cerita sangat baik, tidak berlebihan; cerita bisa membawa pendengar masuk ke dalam cerita; penghayatan tepat.)