Isu terkait Lapisan terumbu karbonat, termasuk usulan nama baru, korelasi dengan Sumur Porong-1 dan Implikasi apakah sumur BJP-1 menembus satuan ini
Lapisan terumbu karbonat sebagai sasaran pemboran sumur BJP-1:
Target reservoir untuk sumur BJP-1 adalah terumbu karbonat (reefal carbonates), yang awalnya (dan sering karena) sering dilaporkan sebagai karbonat Kujung berumur Oligosen (Oligocene Kujung carbonates) (Davies et al, 2006;.. Mazzini et al, 2007;. Istadi et al, 2009; Tanikawaet al. 2010).
Karekteristik lapisan Karbonat Kujung:
Karbonat Kujung adalah unit reservoir yang umum di lepas pantai Cekungan Jawa Timur produktif (Kujung carbonates are the common reservoir units in the prolific offshore East Java Basin), dan biasanya tidak overpressured (are typically not overpressured ) (Kusumastuti et al, 2002;.. Sharaf et al,
2005; Ramdhan et al., 2013).
Perkiraan karbonat menumpuk korelasi dengan beberapa sumur eksplorasi di sekitar Lusi:
Namun, karbonat di bawah Lusi adalah salah satu dari serangkaian yang terkait dengan penumpukan terumbu karbonat (the carbonates under Lusi are one of a linked series of reefal carbonate build-ups), sepanjang arah ENE-WSW, yang sebelumnya telah ditembus oleh sumur-sumur-Porong 1, Kedeco-11C, Kedeco-11E dan BD (Kusumastuti et al., 2002).
Satuan karbonat yang menumpuk ditentukan umurnya 16 juta tahun:
Sebuah fragmen ganggan merah dari karbonat di bagian atas di dekatnya (A red algal fragment from carbonates at the top of the nearby), dan korelasi stratigrafi, bangunan karbonat di sumur Porong- 1 (stratigraphically equivalent, carbonate build up in the Porong- 1 well) telah ditentukan umur mutlak dengan rasio isotop strontium (carbonate build up in the Porong-1 well was dated by strontium isotope ratios ) yang terbentuk pada ~ 16 Jt
(Kusumastuti et al., 2002).
Penegasan satuan karbonat di bawah Lusi Sebagai Formasi Tuban berumur Miosen Tengah, atau batu kapur formasi Rancak (22-15 Juta tahun):
Oleh karena itu, karbonat di bawah Lusi tidak dapat ditentukan sebagai Formasi Kujung berumur Oligosen (the carbonates underneath Lusi can not be the Oligocene Kujung formation), tetapi kemungkinan besar adalah Formasi Tuban Tengah (most likely the Middle Miocene Tuban Formation), dan mungkin setara dengan batu kapur Rancak (possibly equivalents of the Rancak limestone) (22-15 Ma; 192 Kusumastuti et al., 2002; Sharaf et al., 2005; Tingay, 2010).
Lebih mendalami satuan batugamping di Porong-1:
Karbonat yang berada pada dasar 54m dari sumur Porong-1 adalah kapur dolomitik (dolomitized limestone) (dengan sedikit batulempung dan “packstone”), dengan warna abu-abu terang, terdiri dari klastikbio dalam matriks warna abu-abu (light grey in colour, consisting of bioclasts in a grey matrix) (Kusumastuti et al., 2002).
Porositas berkisar hingga 25%, tapi rata-rata 15%, dan kadang-kadang berongga sampai moldik (was occasionally vuggy to moldic) (Kusumastuti et al, 2002).
Karbonat di Porong-1 memiliki kecepatan kompresi yang tinggi (fast compressional velocities) (~ 70 mikrodetik/ft) dan resistivitas tinggi (high resistivity) (biasanya> 5 Ohm-m; Gambar 1).
Batugamping yang ditemui pada sumur Porong-1 mengandung 50% saturasi sisa minyak (residual oil saturations), sementara karbonat Miosen di sumur Kedeco, dan kemungkinan di BJP-1 (karena tidak ada bukti hidrokarbon yang signifikan dari Lusi), sepenuhnya jenuh air (fully water saturated) (Kusumastuti et al. 2002;. Mazzini et al, 2007).
Ketidak pastian apakah sumur BJP-1 menembus Karbonat Miosen?
Dalam hal ini tidak diketahui apakah karbonat Miosen telah ditembus oleh sumur BJP-1 (It is not known whether the Miocene carbonates were penetrated by the BJP-1 well). Para pengebor yang berniat untuk menembus batugamping tersebut sebelum menjalankan casing (Sawolo et al., 2009).
Namun, baik pada data total hilangnya sirkulasi (the well data total loss of circulation) pada kedalaman 2833m, dan tidak ada potongan yang dapat dikembalikan empat meter dari dasar sumur setelah teradi sirkulasi dasar keatas pada 2829m (no cuttings were returned in the bottom four meters of the well following a bottoms-up circulation at 2829m) (Davieset al, 2007;.. Sawolo et al,
2009).
Dugaan terjadinya hilangnya sirkulasi lumpur (lost mud circulation), berada pada zona karbonat, dan sanggahan karbonat masih berada lebih dalam:
Beberapa penulis menafsirkan kehilangan tiba-tiba dari aliran balik sebagai indikasi yang dihadapi adalah karbonat (the sudden loss of returns as being indicative of the carbonates being encountered) (Davies et al., 2007).
Sementara yang lain berpendapat bahwa karbonat berada pada kedalaman yang lebih dalam (others argue that carbonates were yet at some deeper depth) (Istadi dkk., 2009).
Bukti yang ditampilkan dari meningkatnya kandungan H2S saat terjadinya tendangan lumpur,implikasi kedudukan karbonat sudah dekat:
Laporan pengeboran harian mencatat bahwa diamati H2S dengan 25 ppm ketika pengeboran berada pada kedalaman 2813m pada awal 27 Mei 2006, yang diikuti oleh H2S sebesar 500 ppm selama terjadinya tendangan pada 28 Mei (Tabel 1; Adams, 2006).
Sebagaimana diketahui bahwa karbonat adalah satu-satunya sumber dari konsentrasi H2S yang signifikan di Cekungan Jawa Timur (the carbonates are the only known source of significant H2S concentrations in the East Java Basin) (Courteney, 1988;. Davies et al, 2007).
Pelepasan awal H2S ini, dan berikutnya dalam jumlah besar H2S selama teradinya tendangan, mungkin menunjukkan bahwa dasar dari sumur itu sangat dekat dengan karbonat, jika tidak berada di dalamnya (likely indicates that the base of the well was very close to the carbonates, if not inside them).
Kesepakatan total hilang sirkulasi menembus atau dekat dengan Karbonat Miosen:
Terlepas dari itu, telah ada kesepakatan umum bahwa-BJP 1 baik menembus atau sangat dekat dengan karbonat Miosen ketika terjadi total kehilangan sirkulasi pada kedalaman 2833m (there is general agreement that the BJP-1 well either penetrated, or was very close to the Miocene carbonates when total loss of circulation occurred at 2833m depth).
Asumsi Sumur BJP-1 sampai pada batas batuan karbonat:
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa karbonat Miosen yang berlokasi dpada kedalaman ~ 2833m (I assume the Miocene carbonates to be located at ~2833m depth (terminal depth of the BJP-1 well) kedalaman terminal sumur BJP-1).
Perkiraan data seismik lapisan karbonat meluas sampai kedalaman 3500m:
Data seismik menunjukkan bahwa karbonat meluas sampai kedalaman sekitar 3500m (Seismic data suggests these carbonates extend to approximately 3500m depth ) (Gambar 2; Tingay, 2010).