Lampung merupakan provinsi yang memiliki potensi bencana yang paling rentan karena bersebelahan dengan bukit barisan dan gunung anak krakatau (Berdasarkan letak geografisnya). ITERA sebagai sebuah Institusi perguruan tinggi yang ingin mengkaji lebih dalam mengenai potensi bencana yang ada khususnya provinsi lampung.
Pemanfaatan sarana prasarana, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang menunjang kajian potensi bencana masih terbatas. Pengembangan fasilitas dan struktur kerja sama antara pihak BMKG dan ITERA untuk kajian tersebut. Oleh karena itu dibentuklah Unit Pelaksana Teknis Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (UPT MKG) yang dikepalai oleh Drs. Zadrach Ledoufij Dupe, M.Si.
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana, Pendidikan, Penelitian, Pengembangan Di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika masih terbatas dan masih pada tahap pengembangan secara masif . Rencana pemanfaatan lahan oleh pihak ITERA untuk penempatan peralatan observasi meteorologi, pertukaran data dan informasi meteorologi, peningkatan kapasitas SDM masih akan di lanjutkan sampai dengan + 10 tahun kedepan.
Seiring berjalannya waktu, kini UPT MKG telah berganti menjadi Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang bernaung dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sejak akhir tahun 2022.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) meresmikan Pusat Riset dan Pengembangan Bersama BMKG-ITERA di Kampus ITERA, Kamis (14/9/2017). Peresmian dihadiri oleh Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, M.Sc., Ph.D, Mantan Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng., Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Dr. Yunus Subagyo Swarinoto, M.Si, serta jajaran pimpinan ITERA dan BMKG Pusat maupun Provinsi Lampung.
Rektor menjelaskan ITERA menyediakan lahan 2 hektare untuk tempat pembangunan Pusat Riset dan Pengembangan Bersama ini. Setelah diresmikan, Pusat Riset dan Pengembangan Bersama ini bisa digunakan untuk kegiatan penelitian, pengamatan, dan lainnya. “Apalagi kami juga akan membuka Program Studi Sains, Atmosfir, dan Keplanetan. Keberadaan Pusat Riset ini akan menjadi laboratorium prodi tersebut,” ujar Rektor.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Dr. Yunus Subagyo Swarinoto, M.S menjelaskan peresmian ini merupakan tindaklanjut dari MoU yang telah dilakukan pada Oktober 2016 antara BMKG dan ITERA. Saat ini, peralatan BMKG yang telah terpasang antara lain Automatic Weather System (AWS) , Termometer Maximum dan Minimum, dan penakar hujan. Kelengkapan peralatan tersebut menurutnya akan terus bertambah secara bertahap. “Peralatan-peralatan yang terpasang ini telah sesuai dengan standar World Meteorology Organizatio,” jelasnya.
Dia berharap Pusat Riset dan Pengembangan Bersama ini dapat dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya untuk ITERA tetapi juga perguruan tinggi lainnya di Provinsi Lampung.