Comparative Flight Direction Methods of Photogrammetry in Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Technology

(Case study: Villa Isola Bandung, Indonesia) 


Wahyu B. Putra1,* Agung P. Sulistiawan1 Nurtati Soewarno1 Theresia Pynkyawati11 Study Program of Architecture, Faculty of Architecture and Design, Insitut Teknologi Nasional, Bandung, Indonesia*Corresponding author.Email: wbputra@itenas.ac.id 1
ABSTRAK
Indonesia is an archipelago country which has varieties of cultural heritage, both ancestral heritage and the remnants from the Dutch colonial period. Quantity, variations and locations scattered throughout Indonesia are the problem in making documentation. Photogrammetry is considered suitable for documenting cultural heritage buildings because it focuses on the methods and devices used as an important key to getting good data so that it can be processed. Villa Isola is one of the heritage buildings of the Dutch colonial government which was chosen as the research object because it has an irregular and dynamic shape. This paper studies the method of taking the visual data photogrammetry of a building as well as the landscape around it with 45 degree and 90 degree angle flight directions. The results of the study found that the comparison of the results of the processing of the two UAV flying methods above provided more important information. Furthermore, the picture of the number of clouds and meetings at a 45 degrees flying angle is more accurate than 90 degrees flying angle. Due to shorter duration data processing and lower memory consumption of devices of 45 degrees flying angle of devices. 

Keywords: Documentation, Comparative, Heritage building, 3D modeling, Photogrammetry
Comparative Flight Direction Methods of Photogrammetry in Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Technology.pdf
2021_Bukaan Jendela untuk Pencahayaan Alami pada Rutilahu.pdf

Bukaan Jendela untuk Pencahayaan Alami pada Rutilahu di Ciwidey-Kabupaten Bandung. Kasus Studi: Rumah Bp. Amat, Ibu Nurhayati, Bp. Ade Sukmana

Achsien Hidajat 1, Wahyu Buana Putra 11 Prgram Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan DesainItenas, Institut Teknologi Nasional BandungEmail: aya@itenas.ac.id
ABSTRAK
Rumah Tidak Layak Huni di kawasan Ciwidey Kabupaten Bandung, telah memperoleh bantuan dana renovasi dari Pemerintah Daerah. Dana ini merupakan bantuan bagi masyarakat tidak mampu untuk merenovasi rumahnya. Perbaikan terutama pada konstruksi dan material bangunan agar bangunan dapat digunakan dengan aman dan nyaman. Focus lain dari renovasi adalah penerapan jendela untuk memasukkan sinar matahari dan udara secara optimal. Diperoleh kecenderungan masyarakat di kawasan ini menggunakan model jendela yang sama yaitu sempit dan vertikal yang sedang trend saat itu. Oleh karenanya bila dilihat dari berbagai arah terdapat kesamaan model jendela pada rumah-rumah tersebut. Penelitian ini menitik beratkan pada perhitungan luas bukaan jendela agar dapat memasukkan cahaya matahari sehingga ruang dalam mendapatkan pencahayaan yang cukup. Selain itu diharapkan pula udara dapat masuk ke dalam rumah sehingga rumah tidak pengap. Diharapkan penggunaan model jendela yang sempit dan vertikal dapat mencapai persyaratan minimal luas bukaan pada suatu fasad bangunan seperti yang disyaratkan bagi sebuah bangunan hunian. Selain itu lantai ruang juga menjadi patokan dalam perhitungan standard bukaan untuk menjadikan sebuah bangunan layak huni. Diharapkan bantuan yang diberikan Pemerintah Daerah dapat menjadikan setiap warga tinggal di rumah yang layak huni yang dapat memasukan sinar matahari dan udara untuk menciptakan rumah yang sehat.
Kata kunci: luas bukaan jendela, kenyamanan dan kesehatan rumah, rumah tinggal layak huni,

Fasilitas Ruang Khusus Pada Sekolah Inklusi Binar Indonesia (BINDO) DI Bandung

Mamiek Nur Utami1 , Wahyu Buana Putra1 1Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung Email: mam@itenas.ac.id 
ABSTRAK 
Diterbitkannya Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019 – 2024, memperkuat keinginan pemerintah dalam membuat konsep sekolah pendidikan inklusi. Sekolah Inklusi merupakan sebuah pelayanan pendidikan dimana Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) belajar bersama satu ruang dengan anak normal. Mereka belajar bersama, meskipun kemungkinan materi yang diberikan berbeda. Saat ini belum ada standar fasilitas kebutuhan ruang untuk sekolah inklusi. Penelitian ini menganalisa kebutuhan ruang, persyaratan ruang sekolah yang dapat mendukung proses belajar pada sekolah inklusi. Analisa kebutuhan ruang untuk sekolah inklusi ini berdasarkan karakteristik umum yang terdapat pada anak lamban belajar, kesulitan belajar, autis dan Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metodologi kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah inklusi harus memiliki ruang-ruang khusus yang merupakan bagian dari penanganan anakanak berkebutuhan khusus, ruang tersebut memiliki persyaratan ruang yang spesifik sesuai dengan karaktek anak yang ditangani. Ruang khusus tersebut diantaranya: (a) Ruang Belajar Individu yang digunakan untuk anak belajar bersama guru secara individual atau bisa juga secara kelompok dengan jumlah siswa terbatas, yaitu maksimum 5 siswa, (b) Ruang Renung dibutuhkan untuk anak yang sedang mengamuk atau tantrum berat, (c) Ruang konsultasi dipergunakan untuk orang tua berkonsultasi dengan guru , psikolog dan pedagog di sekolah. 
Kata kunci: inklusi, anak berkebutuhan khusus (ABK), metode kualitatif deskriptif, ruang-ruang khusus. 
2020_Fasilitas Ruang Khusus Pada Sekolah Inklusi.pdf
4018-8292-1-PB.pdf

Penyediaan Air Bersih Sistem Kolektif: Analisis Kebutuhan Air Bersih Domestik pada Perumahan Klaster 


Wahyu Buana Putra1 , Nitih Indra Komala Dewi2 , Tjahyani Busono21 Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Institut Teknologi Nasional Bandung2 Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, BandungEmail: wbputra@itenas.ac.id 1
ABSTRAK
Air bersih merupakan kebutuhan dasar di lingkungan hunian. Penyediaan air bersih kota dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Akan tetapi tidak semua wilayah terjangkau dan terlewati jalur distribusi air minum kota. Pada perumahan sistem klaster yang berada di luar jalur distribusi air minum kota, suplai air bersih dan sistem distribusi yang efisien dan efektif menjadi tantangan tersendiri. Klaster perumahan The Sariwangi Village terletak di wilayah yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari jaringan induk PDAM, oleh karena itu penyediaan air bersih disediakan oleh pengembang perumahan ini dan dikelola secara independen oleh warga. lingkungan ini mengandalkan sumber air tanah dalam dan mata air. Perumahan ini memiliki 100 kavling dengan 94 unit hunian sudah terbangun. Terdapat dua sistem penyediaan air yang diterapkan pada perumahan ini, 31 unit memiliki sumber air tanah secara mandiri melalui sumur bor yang dilengkapi dengan pompa hisap. Sedangkan sistem penyediaan air bersih pada 63 unit hunian menerapkan sistem kolektif dengan sistem tangki tekan. Distribusi air bersih dari tangki induk menuju setiap unit hunian dengan memanfaatkan gravitasi. Jaringan air bersih yang dibangun oleh pengembang, seringkali mengalami permasalahan terutama pada kecukupan debit air yang terdistribusi ke setiap hunian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan air bersih dalam skala perumahan pada saat beban puncak. Berdasarkan hasil analisis dengan perkiraan jumlah penghuni 252 jiwa, perhitungan pemakaian kebutuhan air per hari 30.240 liter/ hari dengan pemakaian air pada jam puncak 4,86 m3/jam. Kecukupan kebutuhan air bersih per hari, diperlukan kapasitas efektif tangki atas sebesar 4,8 m3 dengan laju aliran pompa 81 liter per menit. Berdasarkan hasil analisis, diperlukan penambahan titik sumber air tanah dalam untuk memenuhi kebutuhan debit air bersih sistem kolektif. 

Kata kunci: Sistem Tangki Tekan, Beban Puncak, Kapasitas Efektif Tangki, Kapasitas Pompa Pengisi.