Memerdekakan Pendidikan
KHAIDIR RAHMAN - GURU IPA KAB. INDRAGIRI HILIR
KHAIDIR RAHMAN - GURU IPA KAB. INDRAGIRI HILIR
Pendidikan yang berfokus hanya pada kurikulum, target ketercapaian tujuan pembelajaran dan pada angka-angka akan menempatkan murid sebagai objek Pendidikan. Murid dijejali dengan materi yang ingin dicapai, kemudian “dipaksa” memenuhi nilai standar minimal. Memang, cara lebih “mudah” untuk memenuhi target tujuan pembelajaran, guru dapat memberikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Tapi, pendidikan bukan hanya hasil tapi juga tentang proses.
Bapak pendidikan Indonesia mengajarkan bahwa ada kodrat yang melekat pada anak. Artinya setiap murid unik, mempunyai karakter, minat bakat, dan gaya belajar yang berbeda. Berharap murid menjadi seperti yang kita inginkan, tanpa memperhatikan kodrat murid tentu saja merupakan hal yang keliru. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan bahwa guru sebagai petani kehidupan dan murid menjadi tanaman. Petani tidak mungkin menumbuhkan padi dari biji jagung. Hal yang mampu ia lakukan ialah menjaga dan menuntun tumbuhnya jagung misalnya menggemburkan tanah, memberi pupuk, menyiram, dan membasmi hama. Begitulah, beliau sangat menghargai perbedaan dan keunikan pada anak. Ki hajar Dewantara memaknai pendidikan cukup luas.
Pendidikan tidak hanya sekedar pengetahuan inteligensi. Konsep budi pekerti yang diajarkan kepada anak mempunyai makna yang lebih komprehensif. Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan dan kehendak yang menimbulkan tenaga atau semangat untuk berbuat sesuatu. Pendidikan karakter merupakan elemen penting dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
Pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan membuat sebuah program yang mencoba menciptakan agen-agen perubahan. Para pendidik yang dilatih diharapkan mampu memimpin lingkungan belajar yang berorientasi pada murid. Pembelajaran yang mewujudkan pendidikan yang berkarakter profil pelajar Pancasila melalui Program Guru Penggerak (PGP).
Program guru penggerak merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program Guru Penggerak (PGP) mendorong mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila .
Sesuai dengan nama program yang dicanangkan (Program Guru Penggerak), maka guru penggerak berperan untuk menggerakkan komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan di lingkungannya.
Selain itu, Guru Penggerak mampu menjadi contoh pengajar praktik bagi rekan-rekan lain. Kemampuan berkomunikasi dan merangkul semua pihak akan menjadi modal bagi guru penggerak untuk membuka ruang diskusi dan kolaborasi antar guru dan stake holder untuk kemajuan kualitas pendidikan.
HAL YANG DIDAPAT
Wajar jika ada pertanyaan yang muncul, apa yang akan didapat ketika mengikuti "Program Guru Penggerak?". Di awal PGP, hal yang pertama didapat adalah bertemu dengan orang-orang yang mempunyai semangat mentrasnformasi pendidikan. Komunitas tenaga pendidik yang se frekuensi. Selain itu, tentu saja mendapat peningkatan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Lalu, bagaimana soal materi? Jika tujuan awal mengikuti PGP adalah materi maka akan mendapat kecewa di tengah perjalanan pelatihan yang panjang. PGP tidak memberikan gaji pada saat pelatihan, tetapi hanya berupa penggantian uang paket data, transportasi, akomodasi, dan konsumsi, saat pelaksanaan lokakarya. Ya, hanya itu. Namun, ketika kompetensi-kompetensi telah dimiliki maka materi akan mengikuti.
Testimoni Program Guru Penggerak oleh Calon Guru Penggerak yang dari berbagai daerah. Salah satunya CGP dari Indragiri Hilir