Budaya Positif Sekolah
Budaya Positif Sekolah
Keyakinan merupakan nilai-nilai kebajikan yang menjadi acuan kita dalam membuat suatu keyakinan. Nilai kebajikan yang dimaksud adalah nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Keyakinan menimbulkan motivasi intrinsik murid untuk melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai keyakinan tersebut. Peraturan mengharuskan murid untuk mematuhinya dengan berbagai hukuman jika tidak mematuhinya, sehingga murid mengikuti aturan tersebut karena takut akan hukuman yang diterima jika tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Prosedur Pembentukan Keyakinan Kelas
Mempersilakan warga sekolah atau murid-murid di sekolah/kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di sekolah/kelas.
Mencatat semua masukan-masukan para murid/warga sekolah di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas/warga sekolah bisa melihat hasil curah pendapat.
Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak warga sekolah/murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut.
Tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang.
Setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua warga/murid.
Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.
SMP Negeri 1 Negara melaksanakan salah satu program yakni CIKAR BALI ( Ciptakan Karya Banyak Literasi). Dengan mewujudkan budaya postif kepada seluruh warga sekolah dengan membiasakan diri untuk rajin membaca sebagai bentuk literasi sederhana. Disamping itu banyak budaya postif yang digagas dalam program Cikar Bali dengan harapan siswa SMP Negeri 1 Negara bisa menjadi generasi yang literat.
Implementasi CIKAR BALI dilatar belakangi dari beberapa faktor yang telah diinventarisasi oleh Kepala SMP Negeri 1 Negara salah satunya lemahnya budaya literasi pada sekolah, salah satunya faktor internal pada peserta didik itu sendiri. Penerimaan peserta didik baru tahun 2022 di SMP Negeri 1 Negara dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 yang mayoritas dari jalur zonasi tentu terdapat sisi kelemahannya yakni input peserta didik yang diterima di SMP Negeri 1 Negara sangat hiterogen. Dalam Rapor Pendidikan data capaian literasi peserta didik menunjukkan bahwa proporsi peserta didik dengan literasi dasar 17,78% dan proporsi peserta didik dengan kemampuan literasi perlu intervensi khusus sebanyak 2,22%. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak perlu intervensi program dalam meningkatkan literasi siswa. Untuk menjawab masalah yang ditemu di lapangan, Kepala SMP Negeri 1 Negara melalui koordinasi bersama seluruh elemen sekolah menyusun program budaya positif untuk mewujudkan generasi SMP Negeri 1 Negara yang literat melalui Program CIKAR BALI.
Unjuk Talenta
Salah satu program unggulan dari SMP Negeri 1 Negara sebagai Sekolah Penggerak yakni dengan menggali potensi yang dimiliki oleh seluruh murid di SMP Negeri 1 Negara. Melalui Unjuk Talenta, seluruh murid yang berbekat di kelasnya akan diberikan kesempatan untuk menampilkan hasil karya mereka yang dalam hal ini lebih menonjolkan literasi budaya