Gerakan ini dinamakan 'Tapakara' yang berasal dari dua kata; ‘Tapa’ dan ‘Kara’. "Tapa artinya permulaan energi. Kara berarti benih, hidup, tangan, atau cahaya. Maknanya sesuai dengan gerakan ini. Menanam benih untuk kebutuhan energi hidup kita. Untuk menanam perlu cahaya. Dan tangan kita harus berkarya untuk memulihkan energi kita sendiri,"
merupakan akronim dari Sekolah Untuk Perkebunan Sayuran Hidroponik. Hidroponik adalah metode budidaya tanaman tanpa tanah dengan menggunakan larutan nutrisi yang kaya akan unsur hara. Sistem ini cocok diterapkan di sekolah karena tidak memerlukan lahan luas, dapat dilakukan di ruang terbatas, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang pertanian berkelanjutan. Melalui proyek hidroponik, siswa dapat memahami pentingnya teknologi dalam pertanian, mengasah keterampilan praktis, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang lingkungan dan pola makan sehat. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi sarana pembelajaran interdisipliner yang melibatkan ilmu biologi, kimia, dan matematika.
Pendidikan dan Pembelajaran: Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami konsep pertanian modern, seperti cara tanaman tumbuh dan berkembang tanpa tanah, serta pentingnya nutrisi bagi tanaman.
Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Mengajarkan siswa tentang pertanian berkelanjutan, pengelolaan air yang efisien, dan pentingnya menjaga lingkungan.
Mendorong Kemandirian dan Kreativitas: Mengajak siswa untuk berinovasi dalam merancang dan memelihara sistem hidroponik, serta meningkatkan keterampilan praktis mereka.
Menyediakan Sumber Pangan Sehat: Memberikan kesempatan bagi sekolah untuk memproduksi sayuran atau tanaman pangan yang sehat dan bebas pestisida, yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi siswa dan staf.
Meningkatkan Kerjasama dan Teamwork: Kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok, yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam merancang, merawat, dan memanen tanaman.
Peningkatan Minat pada Ilmu Pengetahuan: Menumbuhkan minat siswa pada bidang sains, teknologi, dan pertanian melalui pengalaman praktis yang menarik.
Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Seluruh warga sekolah, mulai dari siswa hingga staf, dapat belajar tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam, seperti air, dan dampak positif pertanian berkelanjutan terhadap lingkungan.
Peningkatan Kualitas Pangan: Hidroponik memungkinkan produksi sayuran segar yang bebas dari pestisida dan bahan kimia berbahaya, sehingga memberikan konsumsi pangan sehat bagi siswa dan staf sekolah.
Edukasi dan Pengembangan Keterampilan: Melalui keterlibatan dalam kegiatan hidroponik, warga sekolah dapat meningkatkan keterampilan praktis dalam bertani, teknik pemeliharaan tanaman, serta pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang relevan, seperti biologi, kimia, dan matematika.
Sumber Inspirasi untuk Inovasi: Warga sekolah dapat terinspirasi untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam bidang pertanian, teknologi, dan keberlanjutan yang bisa diterapkan di luar sekolah.
Penghematan dan Pemanfaatan Sumber Daya**: Sistem hidroponik yang efisien dalam penggunaan air dan ruang memungkinkan sekolah untuk memanfaatkan sumber daya secara lebih bijaksana dan mengurangi pemborosan.
Kolam ikan bioflok S16MA adalah teknik budidaya ikan yang menggunakan koloni mikroorganisme, seperti bakteri, alga, dan organisme mikroskopis lainnya untuk menjaga kualitas air dan memberikan nutrisi kepada ikan yang dibudidayakan.
Pengenalan Teknologi Bioflok: Memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai konsep dan proses budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok.
Peningkatan Keterampilan Praktis: Membekali peserta didik dengan keterampilan teknis dalam mengelola kolam bioflok dan perawatan ikan.
Diversifikasi Usaha: Mendorong peserta didik untuk mengembangkan usaha budidaya ikan sebagai sumber pendapatan tambahan.
Sustainable Practices: Mengajarkan praktik budidaya yang ramah lingkungan dan efisien, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Biaya Produksi Lebih Murah: Sistem bioflok ini membuat biaya produksi menjadi lebih efisien karena ikan relatif lebih cepat tumbuh dengan tambahan pakan flok yang tersedia dalam ekosistem bioflok.
Pengelolaan Kualitas Air: Sistem bioflok dibuat untuk menjaga kualitas air kolam budi daya yang ideal. Mikroorganisme dalam bioflok membersihkan limbah organik, amonia, dan senyawa lainnya yang dapat membahayakan ikan. Ini membuat air lebih bersih dan aman untuk pertumbuhan ikan. Sistem ini juga menggunakan prinsip daur ulang air, yang sangat efisien dibandingkan sistem lainnya sehingga dapat menghemat air.
Peningkatan Produksi: Dengan kualitas air yang terjaga dan kebutuhan ruang yang lebih sedikit, bioflok memungkinkan peningkatan kepadatan populasi ikan dalam satu kolam. Dampaknya adalah dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi dalam ruang yang lebih kecil.
Ramah Lngkungan: Keuntungan sistem bioflok lainnya adalah meminimalisasi penggunaan antibiotik dan bahan kimia. Dengan begitu, akan berpengaruh untuk menghasilkan uikan yang lebih sehat dan berkelanjutan dari segi lingkungan.
Kebun produktif di sekolah adalah sebuah area di lingkungan sekolah yang dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman, baik itu tanaman pangan, tanaman obat, atau tanaman hias. Tujuan utama dari kebun produktif ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa tentang proses pertumbuhan tanaman.
Menambah kecintaan siswa untuk menanam buah dan sayuran
Mengajarkan proses budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan pangan
Mengajarkan cara menghargai makanan
Menumbuhkan kepedulian lingkungan
Menunjang program makanan tambahan siswa
Mendukung kurikulum
Menghijaukan sekolah
Melestarikan alam dan lingkungan
Menambah pengetahuan tentang alam: Siswa dapat mengenal berbagai jenis tanaman, bunga, buah, dan sayuran.
Menambah pengetahuan tentang lingkungan: Siswa dapat belajar tentang dampak perubahan iklim terhadap lingkungan.
Menambah pengetahuan tentang kesehatan: Siswa dapat belajar menghargai makanan dan bagaimana cara menghasilkannya.
Menambah pengetahuan tentang pengelolaan sampah: Siswa dapat belajar memilah sampah dan memanfaatkannya sebagai kompos.
Menambah pengetahuan tentang pangan: Siswa dapat belajar tentang proses budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Menambah kecintaan terhadap lingkungan: Siswa dapat terdorong untuk peduli terhadap lingkungan.
Menambah ketahanan pangan: Siswa dapat belajar untuk menyediakan makanan yang cukup, aman, dan bergizi.
Menambah nilai estetika: Kebun sekolah dapat memperindah area sekitar sekolah.
