5 BUNGA PENDIDIKAN KARAKTER
5 BUNGA PENDIDIKAN KARAKTER
7 POE ATIKAN PURWAKARTA ISTIMEWA
MENGANDUNG MAKNA MENUMBUHKAN RASA KEBANGSAAN ATAU CINTA TANAH AIR; PELAJAR PURWAKARTA MELAKSANAKAN UPACARA BENDERA MERAH PUTIH DAN MEMAKAI PAKAIAN PRAMUKA
SELASA (MAPAG BUANA)
MENGANDUNG MAKNA MEMPERLUAS WAWASAN TERHADAP DUNIA; PELAJAR PURWAKARTA HARUS BISA BERSAING DI KANCAH INTERNASIONAL DAN HARUS MENJADI YANG TERKUAT & TANGGUH DENGAN BUDAYANYA
MENGANDUNG MAKNA KEMBALI PADA JATI DIRI SEBAGAI ORANG SUNDA; PELAJAR PURWAKARTA DI HARUSKAN MEMAKAI PANGSI, IKET & KEBAYA SEBAGAI SIMBOL ORANG SUNDA YANG BERADAB DAN BERBUDAYA.
MENGANDUNG MAKNA MEMBERIKAN RUANG UNTUK KEBEBASAN BEREKSPRESI; PELAJAR PURWAKARTA YANG BERKARAKTER ADALAH YANG MENYUKAI ESTETIKA BERBUDAYA SERTA MEMILIKI JIWA SENI YANG BISA MEMBAWA HARUM TANAH AIRNYA
MENGANDUNG MAKNA MENDEKATKAN DIRI KEPADA YANG MAHA KUASA; PELAJAR PURWAKARTA HARUS MENJAGA KESUCIAN HATI, JIWA DAN PIKIRAN AGAR TETAP TERJAGA DAN SELALU DEKAT DENGAN TUHAN DENGAN CARA BERIBADAH.
MENGANDUNG MAKNA MENCINTAI RUMAH SEBAGAI TEMPAT BERNAUNG KELUARGA; PELAJAR PURWAKARTA BERKUMPUL DAN MEMBANTU ORANG TUA NYA DI RUMAH SEBAGAI TANDA KASIH ANAK
Pembiasaan Senin - Ajeg Nusantara
(Upacara Bendera)
Pembiasaan Selasa - Mapag Buana
(Literasi)
Pembiasaan Rabu - Meneuh di sunda
(Kaulinan barudak)
Pembiasaan Kamis - Nyanding wawangi
(Kemis ngartis/Menampilkan Bakat Anak)
Pembiasaan Jumat - Nyucikeun diri
(Sholat dhuha Dan membaca Yasin bersama)
Pembiasaan sabtu Minggu- Beetah diimah
(Membantu orangtua dirumah)
Kelas 1,2,3
Kelas 4,5,6
AKPK (Agama Keagamaan dan Pendalaman Kitab- Kitab) merupakan pembelajaran tambahan agama bagi pelajar, para pelajar di berbagai tingkatan dituntut untuk belajar mengenai pendalaman kitab kuning, serta pendalaman baca tulis kitab suci, sebagai sarana pembentukan karakter dalam berbagai aspek supaya pembelajarannya tidak setengah- setengah.
Kitab kuning ini salah satu sumber pengetahuan dalam Islam. Ini sarana pembentukan karakter dalam berbagai aspeknya. Karakter atau akhlak itu puncak ajaran Islam. Makanya pendalaman kitab kuning menjadi penting. Karena berbagai aspek pengajaran itulah, pelajar akan dihadirkan pada pemahaman holistic keagamaan lebih mendalam. Sehingga pengetahuan yang mereka dapat tidak sepotong-sepotong. Implikasinya, tercipta kearifan memahami perbedaan dalam diri pelajar muslim.
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak tertuma dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
Keberadaan sekolah ramah anak bukan berarti membangun sekolah baru berkonsep ramah pada anak. Namun, suatu unit satuan pendidikan harus mampu mewujudkan konsep yang sesuai di unitnya.
Konsep ini mengacu pada perlindungan dan pemenuhan hal anak selama di sekolah berdasarkan gerakan BARISAN, yaitu sebagai berikut.
B = Bersih
A = Aman
R = Ramah
I = Indah
I = Inklusif
S = Sehat
A = Asri
N = Nyaman
Sumber : https://www.kla.id/sekolah-ramah-anak/
Penyambutan siswa
Penyambutan Siswa
Pendidikan anti korupsi di sekolah dilakukan sebagai upaya pencegahan melalui pemutusan generasi penerus. Generasi kedepan harus di siapkan melalui karakter yg baik mulai dari sekolah-sekolah. Disdik Purwakarta telah membagikan modul implementasi pendidikan anti korupsi berbasis; 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa kepada seluruh Satuan Pendidikan yang ada di Purwakarta untuk di Kecamatan Bungursari dan Babakancikao pembagian modul Implementasi Pendidikan Anti Korupsi (PAK)
Sebelumnya UPTD SDN Bungursari telah melaksanakan Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi alhamdulillah mendapat respon yang positif dari komite dan orangtua siswa UPTD SDN Bungursari siap mendukung sekolah dalam Program Pendidikan Anti Korupsi (PAK) selain itu juga ada 7 artefak dalam Pengimplementasian Pendidikan Anti Korupsi (PAK) yang berusaha dipenuhi yaitu deklarasi atau komitmen PAK, Struktur Tim Pendidikan Anti Korupsi (PAK) , poster dan slogan Pendidikan Anti Korupsi (PAK), absen kejujuran, kotak temuan, buku kejadian sehari - hari, buku penghubung siswa, renovasi pojok baca dll.
Tatanen di Bale Atikan sebuah program penguatan pendidikan berkarakter tentunya memiliki makna dari beberapa sudut pandang. Secara harfiah, Tatanen di Bale Atikan adalah bercocok tanam di sekolah/tempat pendidikan/rumah. Alam sebagai sumber belajar, karena itu merupakan kehidupan bagi kita. Sebagai pembelajaran bagi anak untuk mengajarkan akhlak dan perilaku kepada anak untuk menghargai alam dengan mengintegrasikan semua mata pelajaran ke dalam program tatanen.
Dalam program tatanen di bale atikan terdapat struktur kurikulum yang merupakan Basic Sistem Thinking untuk membangun konstruksi berpikir alamiah yang disebut dengan "Pancaniti". Sistem ini diajarkan kemudian dilatih kepada peserta didik untuk mencapai budi dan daya. Pancaniti merupakan 5 tahapan berpikir sejak usia dini, yaitu:
Niti harti yang artinya mengerti. Yang mana mengerti di sini adalah mengerti dengan kata-kata beserta dengan penggunaannya. Dan di sinilah pentingnya literasi sebagai proses niti harti untuk mengerti melalui proses mendengar, membaca, melihat dan mengamati.
Niti surti yang artinya memahami bahwa suatu kata tidak lahir tanpa ada maknanya. Sehingga dari pemahaman ini dapat diaplikasikan pada tahap berikutnya.
Niti bukti artinya membuktikan secara empirik yaitu kesesuaian antara teori dan praktek. Di sinilah proses untuk menyampaikan kata-kata dengan tepat, tidak salah sebut dan maksud. Pembuktian ini minimal untuk diri sendiri dengan membuktikan pada perilaku yang memiliki pengetahuan mana yang benar dan tidak benar.
Niti bakti artinya membaktikan atau menerapkan pengetahuan yang diperolehnya untuk diri, sesama dan lingkungannya.
Niti sajati artinya menemukan kebenaran yang tidak terbantahkan sebagai integrasi dari pemahaman dan pengetahuan yang telah didapat dari pengalaman pribadinya sehingga menghasilkan inovasi atau kreatifitas baru.
Tatanen di bale atikan sebagai upaya membangun ikatan erat antara kita dengan alam dengan memahami posisi dirinya dalam kehidupan. Karena bentang alam melahirkan bentang budaya, itulah keterkaitan pancaniti yang mendasari program tatanen di bale atikan.
Keberhasilan pada sebuah kegiatan tentunya tidak akan tercapai tanpa ada dukungan dan kerja sama antara pihak-pihak terkait. Bale atikan yang di dalamnya ada Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, Peserta didik dan Keluarga peserta didik tentunya memiliki peran dan fungsi masing-masing yang dapat dilaksanakan demi tercapainya program ini.
Sumber :