Bertempat di Kedai Renz Café Semarang, lebih dari 40 anak muda hadir dan ikut berbagi tentang pengalaman nyata mereka terkait keberagaman, toleransi, dan sejarah bangsa Indonesia. Ketika generasi muda Indonesia menyadari betapa menakjubkan visi para pendiri bangsa maka mereka akan sadar betapa pentingnya menjaga persatuan dan perdamaian. Beberapa peserta bahkan berbagi cerita betapa beragamnya kearifan lokal di daerah mereka.
“Sangat menarik jika generasi muda menyadari bahwa di Sumpah Pemuda, pada sumpah nomor 3 itu kalimatnya adalah Menjunjung tinggi Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, bukan semua orang wajib memakai Bahasa Indonesia dan meninggalkan Bahasa mereka sendiri. Jadi, negeri ini dibangun dengan sebuah sikap kenegarawanan yang luhur, setiap suku bangsa di Indonesia berhak memakai Bahasa mereka masing-masing namun mereka secara rela kemudian menggunakan Bahasa Indonesia saat berbicara dengan orang dari suku bangsa berbeda yang menggunakan Bahasa berbeda pula. Nilai-nilai luhur seperti ini jika diterapkan di segala bidang akan menjadikan negeri ini begitu indah dan damai,” ujar Bpk. Joko J. Prihatmoko, narasumber yang hadir di acara Bincang Damai Nusantara di Semarang.
Kegiatan Edutoy merupakan project inisiasi dari Global peace Youth Semarang untuk mengedukasi anak-anak usia dini (PAUD) mengenai nilai-nilai toleransi dan perdamaian melalui mainan. Selain itu, relawan GPY Semarang juga melakukan Power of rupiah yakni mengumpulkan uang-uang kecil untuk membeli mainan-mainan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap minggu dengan edukasi melalui mainan tersebut kepada anak anak.