Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Kreasi Seni
Platform LMS PRESISI ini akan digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk seluruh kegiatan pada modul program PRESISI. Seluruh kegiatan akan memiliki instruksi khusus sesuai dengan hari dan modul pelaksanaan pembelajaran.
Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Seni (Presisi) merupakan model pembelajaran kontekstual berbasis pengalaman dengan menggunakan seni sebagai media ekspresi pengetahuan. Paradigma Presisi adalah pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang siswa sebagai subyek merdeka yang berkembang seutuhnya bersama dengan dunianya. Konteks dalam pengertian Presisi adalah dunia (zona) atau lingkungan di sekitar sekolah, rumah dengan situasi dan kondisi obyektif yang ada dan yang relevan dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Dalam konteks itu pembelajaran merupakan proses dimana siswa merefleksikan, melakukan kajian kritis atas pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sekitar sebagai sumber pengetahuan. Intensitas kajian pengalaman diperoleh siswa melalui proyek pembelajaran yang dimulai dari kegiatan mengamati, mengkaji persoalan atau potensi, dan menemukan pengetahuan baru. Secara obyektif pengetahuan hasil kajian kritis siswa kemudian diwujudkan dalam suatu karya seni.
Pengertian seni dalam hal Presisi mengacu pada gagasan Ki Hajar Dewantara yang menjelaskan bahwa seni adalah “segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia”. Selain merupakan karya manusia yang indah, seni juga merupakan karya yang mampu menggerakkan jiwa perasaan atau memberikan inspirasi. Gagasan Ki Hajar Dewantara tersebut dalam Presisi menjadi dasar pendekatan bagi siswa dalam mengekspresikan capaian pembelajaran ke dalam suatu karya yang bermanfaat dan menginspirasi.
Karya merupakan salah satu wujud visual output capaian pembelajaran. Capaian utama adalah penguatan perubahan sikap dan pengetauan. Untuk capaian itu Presisi merupakan suatu pilihan ruang strategis bagi siswa dalam menguatkan proses menuju perubahan sikap sebagai pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, tekun, kritis-analitis, cerdas secara emosional-sosial, dan berpengetahuan.
Bagi guru, Presisi adalah momentum untuk melakukan transformasi peran. Guru bukan lagi agen yang berperan mengantarkan pengetahuan tunggal kepada siswa. Dalam Presisi guru adalah fasilitator, mitra belajar, dan pelatih atau nara sumber, Sebagaimana disampaikan Ki Hajar Dewantara peran guru adalah “ing ngarso sung tulodho, ing madyo bangun karso, tut wuri handayani”. Guru menghadirkan dirinya dalam wujud keteladanan sikap dan tindakan. Salah satu sikap keteladanannya diwujudkan dalam kesediaannya menjadi nara sumber yang terbuka untuk dialog, menjadi sahabat yang menguatkan kehendak, dan menjadi fasilitator proses pembelajaran.
Modul Presisi merupakan sebuah susunan pembelajaran yang bukan sebagai petunjuk teknis (tutorial) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, melainkan merupakan pedoman praksis pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek, pelaku utama, perancang karya berbasis pengetahuan yang kontekstual dengan lingkungan tempatnya belajar, dalam hal ini adalah wilayah adminsitratif yang menjadi zona keberadaan sekolah.
Terdapat Tujuh (7) modul pembelajaran yang dikemas dengan alur pada gambar berikut:
Sebelum kita masuk ke dalam 7 Modul PRESISI, mari kita ikuti pembukaan bersama pada Hari Selasa, 15 Juni 2021 pk 08.00-09.00 WIB. Tautan pembukaan akan dibagikan di dalam WA Group.