Dulu Selasa, 20/11/2001 pernah ada LBT FT Unila yang diketuai oleh Anshor (Djausal). Simak URL https://groups.yahoo.com/neo/groups/mmaipb/conversations/messages/5416
Selain SMM yang menekuni budi daya ikan kerapu, Lembaga Bantuan Teknologi (LBT) Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) sejak setahun terakhir juga terlibat langsung dalam memberikan bantuan pendampingan teknis kepada nelayan. Kini hal itu sudah tidak terdengar lagi. Pada hal Lembaga ini bahkan telah memberikan subdisi pembelian bibit ikan kerapu kepada nelayan binaan sebesar Rp1.000 per ekor.
Ketua LBT Fakultas Teknik Unila Anshori mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Lampung telah membina nelayan di Puhawang selama satu tahun terakhir. "Hingga kini telah membuat enam keramba khusus untuk budi daya ikan kerapu," katanya. Bagai mana kabar enam keramba itu sekarang?
Setelah melalui penjajakan akhirnya PNM (PT Permodalan Nasional Madani), SMM (PT Satya Mahardhika Makmur) dan LBT (Lembaga Bantuan Teknologi) Fakultas Teknik Unila serta kelompok nelayan Desa Pulau Puwahang sepakat menjalin kerja sama dalam meningkatkan kegiatan budi daya ikan kerapu. Tujuannya selain membantu masyarakat nelayan untuk meningkatkan penghasilan juga untuk pemulihan dan konservasi terumbu karang di sekitar lokasi.
LBT Fakultas Teknik Unila membantu penyuluhan budi daya sejak benih ditebar hingga panen kepada para nelayan. Bagian budi daya apa yang disuluhkan kepada mereka? Apakah hal itu terkait keteknikan?
Proyek kedua yang ditangani LBT FT Unila adalah Penyusunan RTRW Kab Lampung Tengah dengan Kata Pengantar oleh Tim Penyusun LBT Unila tertanggal Oktober 2003 di URL http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0CFoQFjAH&url=http%3A%2F%2Fperpustakaan.bappenas.go.id%2Flontar%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F13060-%255B_Konten_%255D-c2880.pdf&ei=kRFiVa_IItOQuATzhoDQBA&usg=AFQjCNFJRvVlXgutekYZBjco41CCzzdvpg&bvm=bv.93990622,d.c2E
ATAU perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/13060-%5B...
Selain kedua proyek itu mengapa seolah-olah LBT Unila tertelan bumi? Bagai mana Technopark bisa mengatasi kendala resiko yang dihadapi institusi itu?