Bacaan untuk Modul 1

Modul 1: Satu cara bekerja dan cara berpikir CLCP

1. Pembelajaran dari pengalaman Amber: merubah pandangan anda

Amber berkenalan dengan ide-ide Respon Lokal dan SALT saat berkunjung ke Constellation di bulan November 2008. Pada saat itu, dia bekerja pada sector nirlaba selama 18 tahun dan dia berpikir bahwa dai punya sejumlah pengalaman mengunjungi banyak komunitas.

“Kami semua datang dengan maksud-maksud yang baik – menawarkan solusi pada masalah-masalah hidup bagi mereka yang merasa tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk diri mereka sendiri.”

“Selanjtunya kami didorong untuk menyadari bahwa komunitas yang akan kami kunjungi bukan dalam hal ketidaklayakan namun lebih focus pada berbagai kekuatan, capaian dan kesuksesan”

Mudah untuk berpikir bahwa cerita Ambar ini adalah tentang komunitas di negara – negara berkembang, tetapi jika anda membaca tentang pekerjaannya Amber, anda akan menemukan jauh lebih dari itu.

Inilah cerita Amber.

Hal pertama yang membuat saya adalah pendekatan. Saya sudah melakukan begitu banyak kunjungan lapangan sejak awal karier saya di industry nirlaba selama lebih dari 8 tahun yang lalu. Sepintas semua itu kelihatan seperti sama saja. Apakah kunjungan itu menyertakan juga tamu dari luar negeri in suits and ties untuk melihat inisiatif pertanian local dimana kami semua mendiskusikan situasi petani miskin tanpa alas kaki menunjukan keterbatasan rumah dan kekayaan yang dimiliki keluarganya ataupun melihat dan kompalin terhadap perlengkapan yang serba kekurangan, hal mana selalu mengingatkan satu per satu. Kami semua datang dengan maksud baik – untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah hidup dari mereka yang nampaknya tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk diri mereka sendiri.

SALT merubah pandangan SALT changed the view.

Sebelum satu grup yang terdiri dari sekitar 15 orang dari berbagai belahan dunia diatur untuk kunjungan, kami diminta untuk mengerjakan latihan perorangan, dimana kami dapat merefleksikan keberhasilan, ketakutan dan harapan kita sendiri. Kemudian kami didorong untuk focus pada komunitas yang akan kami kunjungi, bukan pada kekurangan-kekurangan mereka namun sebaliknya focus pada kekuatan-kekuatan, capaian-capaian dan kesuksesan-kesuksesan mereka. Hal ini menyentuh saya, karena saya sudah pernah melakukan cukup banyak pekerjaan pemetaan komunitas-komunitas kami dimana kami lebih menekankan pada kekurangan, kebutuhan dan dimana komunitas kurang mendapatkan dukungan. Tim SALT menggiring kami ke lokasi kunjungan dan kemudian menjelaskan tentang kegunaan dari apresiasi dan mendorong peserta untuk membagi cerita ketika kita merasa dihargai dan diakui atas kerja keras, insiatif-inisiatif pribadi dan kesuksesan yang dihasilkan kita sendiri.

Dengan pandangan ini kami merancang set off for the communities. Ketika kami disambut, kami tidak melihat bakaian yang lusuh dan rumah papan yang jelek yang dimiliki oleh orang-orang di sana, sebaliknya senyum yang lembut dari seorang guru, yang dengan komunitas Thailand Utara telah memulai program anak muda untuk membangun kesadaran akan HIV/AIDS. Sekali waktu sebelum kunjungan, saya memperhatikan adanya kekurangan mainan dan perlengkapan sekolah di in the makeshift drop-in centre untuk anak jalanan, saya melihat para relawan dengan semangat dan dedikasi untuk secara sungguh-sungguh membimbing dan mendampingi anak-anak yang tidak memiliki rumah untuk pulang di malam hari. Bahkan tanpa ketersediaan krayon yang cukup, anak-anak jalanan membuat karya seni yang indah yang menghiasi dinding. Di titik itulah saya menyadari bahwa kita telah keliru dalam industry pembangunan. Apa yang kita butuhkan adalah menambahkan sedikit SALT (yang dalam bahasa inggris artinya: garam) ke dalam perdekatan perpeksitf kita terhadap komunitas, bahkan komunitas kita sendiri.

Setelah senang dengan perspektif positif ini, di tempat kunjungan kami maupun kehidupan pada umumnya, sesudah seminggu setelah itu saya meminta kantor saya untuk melihat hal apa yang sedang terjadi di sana. Saya telah berrefleksi tentang bagaimana saya akan menerapkan pendekatan baru ini kembali ke dalam dunia nyata seputar deadline,tanggungjawab dan lingkungan dengan tekanan tinggi. Kejutan terjadi ketika saya dikecam oleh seorang rekan oleh karena mengabaikan tanggungjawab yang biasanya ada yang lebih pada “terjebak sekitar pedesaan”

Reaksi pertama saya adalah menembak kembali dengan respons tajam yang sebanding bahwa kita semua harus menarik bersama untuk membatasi kelakuan kita, akan tetapi saya membatasi lidah saya untuk berbicara tajam. Saya mendengar suara bernada frustasi dan lelah dari rekan dan menyadari bahwa belum pernah sekalipun saya mengatakan kepadanya betapa saya menghargai kerja dan dukungan yang dia berikan kepada kami semua di kantor setiap harinya. Saya menjadi begitu terbiasa mengandalkan dia untuk mengurus hal-hal kecil ketika kami begitu sibuknya, sedangkan saya tidak pernah sekalipun selama bekerja dengannya mengatakan kepadanya betapa sangat berartinya bagi saya semua dukungan tanpa pamrih dan penuh dedikasi yang dia berikan.

Minggu berikutnya, untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, saya berjalan dengan senyum di wajah dengan maksud untuk mengaplikasikan SALT dalam lingkungan kerja saya setiap hari. Saya langsung menuju ke rekan saya yang sedang berkutat dengan layar laptop dan mengatakan kepadanya bahwa pekerjaannya sungguh sangat berarti bagi saya dan betapa saya sangat berterimakasih bekerja dengan indvidu maupun tim yang begitu dapat diandalkan, berdedikasi dan berpengetahuan di kantor saya.

Rekan saya itu tertegun menatap saya. Begitu saya berjalan mendekati meja kerjanya dia tampak tersenyum malu. Tidak pernah dia complain (mengeluh) ataupun membuat komentar negative kepada saya, menyangkut apa yang dia kerjakan bersama rekan tim kerja lainnya.

Sebuah pendekatan dengan cita rasa SALT (“bergaram”) membuat sesuatu yang berbeda dalam konteks ini.

Sejak itu saya lebih positif lagi dalam menerapkan prespektif SALT dalam berbagai situasi dan pendekatan umum saya dalam mengembangkan pekerjaan. Daripada mendengarkan cerita tentang tidak memadainya dana dan minimnya sumberdaya pada komunitas, saya memikirkan inisiatif besar apa yang mungkin ada di komunias bertetangga untuk membantu. Tidak lagi melihat rekan kerja (kolega) saya seperti roda mesin dalam kegiatan kami sehari-hari, sekarang saya melihat mereka orang-orang penting dalam tim kerja dengan skill dan kontribusi yang unik untuk membuat hal yang lebih baik bagi kami dan pekerjaan yang kami kerjakan. Setiap hari saya menjadi lebih bercitarasa garam.

Hal seperti ini telah membuat semua perubahan dalam dunia. Sama persis yang dilakukan Consellation AIDS dengan perndekatan SALT setiap harinya.

2. Apa yang Constellation pelajari dari pengalamannya

Text di bawah ini adalah dari pernyataan keanggotaan Constellation. Dokumen ini memyampaikan bagaimana Constellation berpikir dan bekerja. Anda bisa memperolehnya pada :

http://www.communitylifecompetence.org/membership-statement.html.

Pengalaman kami mengajarkan kami bahwa komunitas dapat dan pasti akan memberi respons pada tantangan yang mereka hadapi kerika mereka memiliki kepemilikan terhadap tantangan-tantangan itu.

Komunitas mengubah diri mereka sendiri: kami tidak mengubah komunitas. Perubahan yang dari diri sendiri adalah perubahan yang berkelanjutan.

Tidak hanya cukup berhubungan dengan komunitas menyangkut program untuk mereka saja.

Tidak cukup berkonsultasi dengan komunitas hanya menyangkut ptogram untuk mereka saja.

Dalam Constellation, kami mencari pendamping komunitas yang dapat mengambil bagian dari kepemilikian terhadap tantangan. Kami menyebutnya jalan respons local dan kami menyebut motodologi yang mereka gunakan sebagai the Community Life Competence Process (CLCP). Fasilitator mendampingi komunitas dengan mengaplikasikan CLCP dengan pola pikir yang dikarakterkan dengan singkatan SALT.

SALT adalah singakata dari Stimulate-Support, Appreciate, Listen-Learn-Link, and Transfer-Trust-Team. Pengalaman kami mengajarkan kami bahwa SALT dpat berjalan berdampingan dengan cara kerja kami (CLCP)

SALT mengarahkan aksi-aksi kami sebagai fasilitator maupun anggota komunitas. Karena kami menekankan kepemilikan komunitas, kami secara konsisten menanyakan diri kami sendiri:

“Apa yang dapat kami kalukan untuk membuat komunitas merasa didukung?”,

“Apa yang dapat kami lakukan untuk membuat komunitas menghargai kekuatannya”?

“Apa yang dapat kami lakukan agar komunitas belajar dari aksi-aksinya?”,

“Apa yang dapat kami lakuan untuk mengtransfer apa yang kami pelajari dari komunitas ke konteks saya sendiri?”

Fasilitator kami bekerja dalam tim, karena kami percaya bahwa intelegensia kolektif adalah hal yang biasa dipraktekan dalam komunitas kami para praktisi.

Kami mengtransfer pola pikir SALT ke dalam kelompok dimana kami bekerja. Kami mendorong percakapan komunitas dalam percakapan yang disetting tanpa hirarki dimana anggota dapat berbagi dan belajar bersama. Setiap peristiwa menjadi sebuah kesempatan untuk terhubung, belajar dari intelegensia kolektif dan bertumbuh.

Kami menciptakan acara bagi komunitas untuk berbagi dan belajar untuk mendorong terjadinya transfer darikomunitas ke komunitas. Proses transfer ini selanjutnya hidup dan menyebar.

Kami menemukan bahwa pendekaan kami membuka ruang bagi percakapan orang ke orang yang otentik. Percakapan ini membuat orang terhubugn dari hati, mengeksplor perbedaan maupun kesamaan, dan menemukan serta menekspresikan suara-suara pribadi mereka.

Kami belajar bahwa cara berpikir, menciptakan dan bekerja ini memunculkan talenta yang membantu kami bertumbuh ke arah potensi penuh sebagai isndividu dan sebagai kelompok. Ketika postur ini menjadi alami untuk sebuah komunitas, kami menandai bahwa satu rasa memiliki akan bertumbuh dan ini menggiring pada meningkatnya tanggungjawab individu, kepemilikikan bersama dan aksi komunitas berkelanjutan.

Anda bisa melihat Statement keanggotaan with the ‘Course Materials and Tools’ in the folder ‘Modules PDF files’.

3. Belajar dari anggota Constellation: Pengalaman Ning dan YouTube

Anda dapat belajar banyak dari kontribusi yang anggota Constellation sampaikan di blog dan forum media social kami website, Ning, and videos yang diposting oleh anggota di YouTube dan Ning.

Ini kami berikan intisari dan linknya. Anda dapat melihat kontribusi lengkap pada blog dan transrip videonya sebagai bagian dari modul ini yaitu 'Experiences from Ning and YouTube'.

Benyaich Aicha

"Pelajaran dari kunjungan SALT ini adalah menerima keberadaan diri sendiri memungkinkan penerimaan terhadap orang lain, persepsi kita berubah untuk menemukan hal-hal positif di sekitar kita.”

http://aidscompetence.ning.com/profiles/blogs/entre-deux-cultures

(Blog dalam bahasa Perancis, tetapi, tetapi komentar pertama sudah dalam diterjemahkan ke bahasa inggris)

Caca Carillo

"saya menyadari bahwa kita semua berpotensi menjadi kuat sama seperti orang lain. Kita dapat peduli pada diri kita sendiri dan orang akan peduli pada diri mereka sendiri. Saya rasa advokasi saya telah berhenti pada isu HIV. Saya memutuskan untuk advokasi menyebarkan kasih saya dan membuat orang lain merasa dikasihi dan berharga."

http://aidscompetence.ning.com/profiles/blogs/feb292010-1

MariJo

“Saya mengerti bahwa HIV (keduanya baik pengalaman pribadi maupun epidemic global) adalah tantangan dan kesempatan untuk memunculkan pengertian kita tentang apa sesungguhnya manusia, dengan semua kenikmatan maupun masalah-masalah hidup yang ada di depan kita. Akan tetapi semua hal itu tidak dapat diajarkan dan orang harus menemukan mereka dengan sendirinya."

http://aidscompetence.ning.com/profiles/blogs/feb292010-1

(Komentar ini dibuat oleh MariJo di blog milik Caca Carillo. Anda bisa menelusuri komentar itu agak jauh di bawah blog itu, tetapi usaha itu tidak akan sia-sia!)

Usa Duongsaa

"Tidak ada banyak orang yang percaya kepada kemampuan orang lain untuk berpikir dan merespons pada diri mereka sendiri."

https://youtu.be/fKwnUinDdQw

Jean-Louis Lamboray

"Kami percaya bahwa ada sebuah pendekatan untuk pembangunan, apakah yang dimiliki oleh Negara yang kaya ataupun yang miskin, dan bahwa memulai dengan menghargai kekuatan orang… langkah pertama dalam lingkaran pengembangan proyek seharusnya adalah analisa kekuatan,bukan kelemahan-kelemahan.

http://dai.ly/x5bz1h

Amber