Hidup dipedesaan merupakan sesuatu bagi sebagian orang, seperti saya. Ketika saya masih kecil, saya tinggal di pedesaan. Jika kamu tinggal di daerah pedesaan maka kamu akan sering melihat anak kecil yang bermain-main. Suasana asri dan yang paling nikmat adalah udara bersih.
Selama aku masih di pedesaan aku sering bermain dengan teman temanku. Sampai suatu saat tiba aku dan keluargaku pindah dari pedesaan tersebut. Kami menetap disebuah rumah yang kami bangun dari nol. Kami sejak saat itu sampai sekarang berada di perkotaan. Ketika kami pergi untuk liburan ke Medan dan melihat suasana perkotaan kami bersemangat. Banyak perubahan yang kami lihat jika membandingkan daerah perkotaan dan pedesaan. Jika di pedesaan banyak anak anak berlarian maka di perkotaan banyak kendaraan berlarian. Pedesaan memiliki banyak ruang terbuka sedangkan perkotaan sedikit ruang terbuka. Namun dari semua itu yang membuat rasa ketertarikan saya menyala adalah bangunan. Bangunan yang menjulang tinggi dan bentukannya yang unik benar benar membuat saya terpukau. Mengingat keberadaan saya saat di pedesaan yang mana bangunannya sederhana saja jika dibandingkan dengan perkotaan itu sangatlah luar biasa. Bagaimana bisa bangunan itu bisa begitu tinggi dan besar? Itulah yang membayangi pikiran saya pada saat itu. Namun selain dari itu ada juga sisi buruk dari perkotaan. Saya melihat banyak orang yang mengemis dan melakukan pekerjaan informal seperti membersihkan kaca mobil, mengamen, dll. Melihat itu saya merasa simpati dan bertanya tanya mengapa kondisi mereka seperti itu padahal di kota besar seperti Medan.
Indonesia merupakan negara yang masih berkembang dan belum maju. Banyaknya Pembangunan tidak merata ini juga salah satu faktor yang mempengaruhi laju kemajuan tersebut. Saya sebagai warga Indonesia bahkan mengakui hal tersebut. Jika kita selidiki lebih lanjut masih banyak orang orang yang mengalami ketimpangan sosial, didiskriminasi karena kesenjangan sosial yang begitu curam. Coba kita lihat kebanyakan saudara kita di Papua yang kondisi ekonomi mereka agak kurang lalu bandingkan dengan kebanyakan saudara kita di Jawa. Memang benar bahwa Kawasan Papua lebih asri karena masih banyak SDA yang belum tercemar. Tapi, apakah itu yang mereka inginkan? Jika memang benar maka kenapa terjadi pemberontakan dan bahkan pembentukan organisasi seperti OPM. Mereka memang menyukai lingkungan yang asri dan bersih namun mereka sudah muak diabaikan. Keadaan Indonesia saat ini memang cukup sulit namun semua negara juga pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Lebih baik bagi kita untuk memperbaiki diri lebih dan melangkah kedepan menuju Indonesia Maju. Kita juga harus berbangga diri bahwa Indonesia telah masuk rangking 47 dunia dalam tingkat kategori talent rangking yang berdasarkan data IMD (International Institute for Management Development). Saya merasa itu adalah hal yang patut dibanggakan mengingat Indonesia yang tahun 2024 ini masih berumur 79 tahun, budaya yang berbeda serta bentuk negaranya yang merupakan negara kepulauan yang terpisah pisah. Keadaan itu tentunya sangat sulit bagi negara lain. Namun, kita Indonesia mampu menghadapainya.
Namun, selain berbangga diri kita juga harus tetap mengingat keterbatasan kita. Beberapa manusia memang serakah dan apatis. Kita sering kali lebih fokus terhadap diri atau sekitar daripada orang lain atau yang jauh dari kita. Bahkan dalam beberapa kasus kita malah merugikan orang lain. Saya merasa Pembangunan disebabkan oleh hal tersebut. Jika Indonesia terus menerus terpuruk terhadap masalah ini Indonesia akan sulit untuk maju. Pemimpin negara Indonesia memang orang yang tangguh dan teladan, mereka memang pemimpin yang baik namun tetap saja mereka memiliki keterbatasan. Seorang pemimpin jumlahnya adalah 1 meskipun mereka memang memiliki asisten namun tetap saja itu tidak cukup. 10 pekerja lebih baikBhineka Tunggal Ika bukan lah sebuah kata kata tanpa arti melainkan semboyan yang mencerminkan suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Indonesia butuh lebih banyak orang orang yang tidak serakah dan apatis, orang yang tidak takut menjadi pemimpin. Maka saya akan menjadi salah satu bagian dari orang orang tersebut. Rumah yang kokoh dibangun dari pondasi yang kuat, begitu pula dengan pembangunan sebuah bangsa.Saya telah dipercaya sebagai generasi penerus bangsa untuk menjadikan bangsa saya maju dan makmur. Untuk itu saya bercita untuk menjadi seorang arsitektur yang bukan hanya membangun bangunan namun juga membangun bangsa. Masa depan bangsa ini ada ditangan kami para pemuda, kami memang masih banyak yang terlena dengan keajaiban teknologi saat ini. Saya telah mendedikasikan diri saya untuk menjadi seorang pembangun yang memberikan bangsa ini inovasi untuk terus maju.
Saya meneladani seorang Ridwan Kamil, seorang Politisi sekaligus arsitek yang hebat. Beliau adalah pemimpin yang dapat diandalkan beliau juga merupakan salah seorang yang membantu pembangunan bangsa ini. Meskipun beliau memiliki kesibukan pada bidang politik sebagai Gubernur namun Ia juga seorang arsitektur yang kreatif dan inovatif. Namun yang membuatnya hebat adalah ia handal dalam bidang pekerjaannya. Ia mampu meningkatkan kualitas hidup rakyatnya sebagai Gubernur dan bahkan memperoleh berbagai penghargaan atas karya arsitekturnya yang unik serta bermanfaat bagi lingkungan. Jadi, jika saya sudah lebih besar nanti saya akan jadi seorang pemimpin yang hebat yang mampu menciptakan pembangunan yang tidak hanya menciptakan karyanya di sebuah media melainkan bisa juga di masyarakat.
Saya yang saat ini masih duduk dibangku SMA ingin sekali menjadi sesosok inovatif yang membangun bangsa seperti seorang Ridwan Kamil. Namun saat ini saya masihlah seorang anak yang masih polos akan pengetahuan dan belum dipoles. Bahkan saya masih kurang dalam mendesain namun saya percaya sebelum lulus SMA nanti saya sudah bisa mendesain lebih baik dan memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang seni arsitektur. Untuk itu saya ingin mengubah kepolosan tersebut menjadi kesadaran dan memolesi diri saya sendiri dengan ilmu yang ada di ITB. Agar saya semakin memahami tentang pembangunan serta semakin mengenal pembangunan tersebut di masyarakat lalu menerapkannnya. Sehingga dengan harapan kedepannya bangsa ini menjadi lebih maju dan pembangunan akan lebih merata. Saya berpendapat bahwa disana saya akan dibimbing dan dibangun. Oleh karena itu saya berencana untuk mengambil gelar master saya di Insititut Teknologi Bandung (Bandung, Indonesia). Dengan adanya pendidikan terbaik dan cocok dengan saya, maka saya yakin bahwa nantinya saya akan berkontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia. Menjadikan Indonesia lebih maju dan mengurangi adanya kesenjangan sosial yang curam karena kita semua satu.
Saya ingin membuktikan bahwa seorang pemuda juga bisa berkontribusi dalam pembangunan tidak hanya orang dewasa saja. Karena itulah saya memerlukan bantuan BIM untuk mendukung saya dalam pembangunan ini, untuk membangun inovasi, sikap dan rasa peduli, serta menjadikan Indonesia lebih berani. Karena kita bangsa Indonesia bangsa yang walau berbeda beda tetapi tetap satu jua.