Oleh Admin SAKA | 10 Agustus 2023
Sanggar Anak Kita (SAKA) adalah sebuah yayasan yang berfokus pada pemenuhan hak-hak dasar anak keluarga pemulung di Bantargebang. Tujuan utama didirikannya Sanggar Anak Kita (SAKA) ialah menyadarkan anak – anak keluarga pemulung bantargebang bahwa mereka adalah manusia berharga yang berhak mendapatkan hak – hak dasar anak untuk bertumbuh kembang menjadi pribadi yang kreatif, mandiri, menghargai sesama, dan bertanggungjawab.
Di tahun 2023, Sanggar Anak Kita telah memasuki usianya yang ke-10 tahun. Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kami kepada suluruh sahabat dan masyarakat yang telah mendukung, Sanggar Anak Kita akan mengadakan “Pameran Jejak Langkah” dan Pertunjukan Drama Musikal yang mengusung tema “Meraih Mimpi”. Pertunjukan Drama Musikal ini secara khusus ditujukan sebagai media pembelajaran bagi anak didik Sanggar Anak Kita untuk melatih dan mengembangkan kreatifitas, menumbuhkan rasa percaya diri serta kerjasama dan kolaborasi antar sesama peserta didik.
Sanggar Anak Kita melalui pementasan drama musikal pertama ini mencoba untuk berbagi kisah nyata kehidupan anak-anak keluarga pemulung di Bantargebang yang berjuang melawan segala keterbatasan untuk meraih mimpi-mimpi mereka.
Tujuan Acara
Perayaan hari ulang tahun SAKA yang ke-10
Perayaan Hari Anak Nasional 2023
Penggalangan dana untuk pembangunan rumah belajar baru
Melatih dan mengembangkan kreatifitas anak sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri dan saling bekerjasama antar teman
Talkshow
"Pemberdayaan dan Penemuan Bakat Diri Anak"
Dalam memperingati Hari Anak Nasional 2023, SAKA akan mengadakan Talkshow dengan tema "Pemberdayaan dan Penemuan Bakat Diri Anak". Acara ini akan memberikan wawasan, inspirasi, serta pemahaman yang mendalam terhadap pentingnya pemberdayaan anak dan upaya kita bersama dalam mambantu anak-anak mencapai potensi terbaiknya.
Acara ini dilakukan pada hari minggu, 23 Juli 2023 secara Live Streaming di Instagram Sanggar Anak Kita. Kami menghadirkan 3 narasumber, yaitu :
Yoki (CEO SAKA)
Ibu Tasia (Lecturer ECE from Montessori Haus Asia)
Pak Andik (Team of parenting consulting from Kampus Diakonia Modern KDM)
Pameran Jejak langkah
Pameran Jejak Langkah menyajikan rekam sejarah perjalanan 10 tahun Sanggar Anak Kita yang menempatkan kisah pengalaman yang melekat sejak lahirnya SAKA hingga menginjak usianya ke-10. Untuk memamerkan perjalanan, kami dibantu oleh THIS.PLAY yang telah membuat instalasi pameran begitu indah dari kardus yang terinspirasi dari permainan rumah masa kanak-kanak sebagai simbol kepemilikan, keamanan, dan harapan.
Instalasi ini sungguh mengajak semua orang untuk mengenang kegembiraan dan imajinasi kenangan masa kecil kita, sementara juga mengambil perjalanan untuk melihat bagaimana Sanggar Anak Kita telah tumbuh selama 10 tahun terakhir.
Pameran ini berlangsung pada hari Minggu, 30 Juli 2023 di Gedung Kesenian Jakarta.
Pertunjukan Drama Musikal "Meraih Mimpi"
Pertunjukan Drama Musikal "Meraih Mimpi" merupakan puncak rangkaian acara 10 tahun SAKA yang diadakan pada Minggu, 30 Juli 2023 di Gedung Kesenian Jakarta.
SINOPSIS :
Karina adalah gadis remaja yang tinggal di lingkungan tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Bantargebang bersama dengan keluarganya. Meskipun tinggal di lingkungan terkumuh dengan akses pemenuhan kebutuhan yang terbatas, Karina tetap menjadi anak yang periang dengan mimpi besarnya. Dengan keterbatasan ekonomi keluarga dan ancaman putus sekolah, Karina tetap terus berusaha menggapai cita-citanya.
Karina bersama dengan teman-teman seperjuangannya yang berskolah kelas 3 SMP memulai petualangan selangkah demi selangkah. Banyak tantangan dan hambatan yang mereka temui ditengah perjalanan. Akankah Karina dan teman-temannya bertahan dan terus melangkah melawan keterbatasan untuk menggapai impian mereka?
TEMA :
Drama musikal “Meraih Mimpi” menceritakan tentang anak – anak keluarga pemulung Bantargebang dalam memperjuangkan pendidikannya untuk tetap bisa melanjutkan sekolah formal dan meraih impian – impian besar mereka.
Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis naskah terhadap kehidupan para pemulung Bantargebang. Banyak dari keluarga/orangtua yang masih mengabaikan hak-hak utama anak seperti, hak hidup, pendidikan, perlindungan, dan partisipasi. Dalam hal Pendidikan, masih sedikit sekali keluarga yang menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang SMA/SMK karena alasan biaya. Pilihan lain yang diberikan ke anak adalah bekerja sebagai pemulung, buruh pabrik, TKI yang pergi ke luar negeri, atau terakhir Menikah diusia remaja. Tidak ada yang menguntungkan untuk masa depan anak bukan? Tidak jarang banyak anak-anak yang memilih menikah diusia muda tanpa adanya edukasi pernikahan yang mumpuni dan tanpa perencanaan yang matang. Akibatnya ada beberapa yang bertahan dengan penuh kesengsaraan dan ada juga yang bercerai setelah melahirkan anak. Siklus seperti ini masih terus berjalan hingga sekarang.