WCL menawarkan Program Kampus Merdeka untuk mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan di lapangan yang adaptif yang bisa disesuaikan saat kehadiran mahasiswa pelaksana kampus merdeka. WCL melaksanakan inventarisasi keanekaan hayati secara intensif di Tanjung Pulisan dan sekitarnya. Inventarisasi ini akan terus diperluas menggunakan pendekatan digital. Data dan informasi hasil inventarisasi digunakan untuk melaksanakan pengelolaan untuk pelestarian keanekaan hayati baik dalam kawasan KEK Likupang maupun yang berkaku secara umum. Hasil inventarisasi ini akan dikembangkan menjadi konten digital untuk konsumsi media sosial website. WCL akan secara serius mengembangkan Biodiversity Database dan aplikasi online yang bisa melakukan identifikasi jenis serta menampilkan daftar jenis, koleksi literatur jenis-jenis karismatik dan panduan lapangan.
Hasil inventarisasi keanekaan hayati di Tj. Pulisan dan sekitarnya akan menjadi dasar untuk melakukan persemaian jenis-jenis flora yang telah beradaptasi dengan kondisi lokal. Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi prioritas adalah jenis-jenis karismatik Sulawesi dan Wallacea. Persemaian juga mengutamakan bambu untuk dikembangkan menjadi kebun koleksi bambu (Bamburetum) dan pengembangan kerajinan berbasis bambu.
Dalam kawasan hutan atau yang masih bervegetasi alami, akan disediakan eco-trail yaitu jalur pejalan kaki yang menghibur, mendidik dan membangkitkan kecintaan terhadap alam. Di tempat-tempat tertentu akan dilakukan penanaman pengayaan (enrichment planting) untuk melengkapi informasi sejarah alam dan kebudayaan yang melekat dengan jalur yang dilalui. Tumbuhan yang ditanam adalah jenis-jenis karismatik Sulawesi dan Wallacea. Penanaman pengayaan juga dilakukan di lahan-lahan lain untuk memulihkan struktur dan komposisi vegetasi menjadi sedekat mungkin ke ekosistem alami. Sasaran penanaman ini bisa di dalam kawasan hutan, lahan kritis, lahan masyarakat, dan ruang publik. Oleh sebab itu, pendidikan masyarakat menjadi penting untuk menanamkan pengertian tentang ekotorisme dan pelestarian lingkungan. Eco-Trail juga bisa menjadi wahana yang sehat untuk mendesiminasikan pengetahuan ini.
WCL juga akan mengembangkan hasil hutan bukan kayu yang mencakup aren, crafting berbasis bambu, rumput dan tanaman merambat.