Seperti Bung Karno yang mengatakan JAS ( Jangan Melupakan Sejarah )
Pendiri sekolah Santo Thomas adalah Bapak Lodevicus Doewe. Beliau lahir tahun 1907 di desa Cigobang, Kecamatan Cirebon. Pada masa beliau pendidikan adalah barang yang langka. Beliau sangat beruntung karena terlahir sebagai anak lurah dan tuan tanah yang kaya sehingga beliau dapat melanjutkan pendidikan yang tinggi di Yogyakarta.
Jaman terus berubah, Jepang pun datang ke Indonesia. Pada masa pendudukan jepang inilah sekolah di Ciledug dan sekitarnya harus ditutup. Baru pada tahun 1952 sekolah dibuka kembali, yaitu sekolah rakyat yang sampai saat ini dikenal dengan sekolah Santo Thomas. Perkembangan sekolah Santo Thomas tidak hanya berhenti pada sekolah rakyat, pada tahun 1958 dibangunlah Sekolah Menengah Pertama. Dan pada tahun 1971 di Stasi St. Theresia Ciledug dibangunlah Gereja di tanah milik keluarga Douwe. Melalui sekolah yang beliau dirikan, beliau menaburkan benih-benih iman akan Kristus bagi umat di Stasi Ciledug juga masyarakat sekitar. Benih yang beliau tabur telah tumbuh dan berkembang dan menghasilkan buah yang berkelimpahan. Bapak Douwe telah memberikan warisan yang sungguh luar biasa yaitu Kompleks Sekolah Santo Thomas yang sekarang dikelola oleh Yayasan Salib Suci. Melalui kompleks sekolah ini benih-benih iman akan Kristus ditaburkan dan kapandaian dan ilmu dibagikan.
Kelahiran Sekolah Katholik pertama di Desa Jatiseeng, Ciledug yang kemudian diberi nama Santo Thomas pada hakekatnya berkaitan erat dengan tiga peristiwa yang mendahuluinya. Pertama, adanya kegiatan belajar mengajar siswa-siswi setingkat Sekolah Rakyat ( sekarang Sekolah Dasar ) yang dikelola secara pribadi oleh Bapak Doewe di rumah kediamannya di Jatiseeng.
Kedua, kunjungan Mgr.P.M.Anrtz OSC ( Uskup Agung Bandung ) dan Mgr.W.van Hees OSC ( Mgr. tamu dari Belanda ), beserta para petinggi Gereja dan Yayasan Salib Suci Bandung serta Pastor Soemodiwiryo OSC ( Paroki Cirebon ) ke kediaman Bapak Doewe pada tanggal 10 Maret 1950 yang kemudian mengakui secara resmi kegiatan belajar mengajar binaan Bapak Doewe sebagai embrio Sekolah Katholik pertama di Jatiseeng di bawah Yayasan Salib Suci Bandung.
Ketiga, pembabtisan cucu kedua Bapak Doewe yang lahir pada tanggal 7 Maret 1950, oleh Mgr.W.van Hees OSC pada tanggal 10 Maret 1950 dan diberi nama Thomas Aquino. Bermula dari nama Babtis inilah, nama Santo Thomas terpilih sebagai Nama Pelindung Sekolah yang akan dibangun, termasuk kelas-kelas binaan Bapak Doewe.
Dari ketiga peristiwa di atas diperoleh gambaran bahwa ketiga peristiwa tersebut layak dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dan secara bersama-sama telah memberikan kontribusi terhadap terbentuknya Sekolah Katholik Santo Thomas Jatiseeng, dimulai dari tingkat Sekolah Dasar ( SD ) , SMP dan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Kelas Bermain ( KB ) seperti saat ini.
Bapak Lodevicus Doewe bersama istri