SEJARAH SINGKAT TBM HASAN BASRI
Berdirinya Taman Baca Masyarakat (TBM) Hasan Basri tidak terlepas dari keteladanan yang melekat pada diri almarhum Hasan Basri. Beliau merupakan seorang yang sangat cinta ilmu pengetahuan yang terlihat pada aktivitas kesehariannya. khususnya pada waktu senggang, beliau terlihat sibuk menulis. bahkan catatan-catatan beliau tidak hanya ditulis di buku tulis, tapi juga ditorehkan pada embalase (kemasan/kotak pembungkus produk). Ibaratkan dua sisi mata uang, kebiasaan menulis terkait erat dengan kegemaran terhadap buku-buku bacaan. Hingga kini koleksi buku beliau masih terawat dengan baik sehingga bisa dibaca oleh anak cucunya. Keteladanan yang dicontohkan oleh almarhum Hasan Basri dengan sendirinya membekas dan diikuti oleh generasi penerusnya yang dapat dikatakan juga memiliki perhatian lebih terhadap dunia literasi.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi tumpukan koleksi. Demikianlah berlangsung dalam waktu bertahun sehingga berbagai genre buku bisa dikumpulkan secara mandiri. Secara langsung ataupun tidak, tahapan perkembangan usia turut mengklasifikasi buku yang dimiliki. Mulai dari buku-buku yang dimiliki ketika masa kanak-kanak berupa buku cerita, komik, dongeng, legenda hingga majalah anak. Selain itu terdapat pula buku-buku seputar pendidikan, pengetahuan umum, agama, kesehatan, resep masakan, keperempuanan, esoterik, biografi para tokoh dan koleksi buku lainnya. Diperkirakan total buku yang terdata hampir mencapai 500 (lima ratus) buku.
500an buku yang terdiri atas buku-buku kecil dan besar bila ditata masih menempati sudut ruangan kecil. Masih jauh dari kecukupan dalam memenuhi kebutuhan akan ilmu pengatahuan yang terus berkembang. Bahkan belum mencapai standar minimal sebagaimana tertuang dalam PERPERNAS RI Nomor 7 Tahun 2022 yang menyebutkan jumlah koleksi paling sedikit 1.000 (seribu) judul. Urgensi pengadaan buku tidak hanya tentang kuantitas, tapi yang lebih fundamental adalah kelengkapan persediaan buku akan menunjang dalam membuka cakrawala pengetahuan masyarakat tentang wawasan yang tidak hanya keilmuan terdahulu tetapi juga terupdate. Menghadapi kondisi yang ada, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak menjadi keharusan dalam menciptakan masyatakat yang literat, berdaya dan berbudaya.