PRAILIU

3 Hal Istimewa yang Dijumpai di Kampung Raja Prailiu Sumba Timur

Hamish Daud belum lama ini mengunduh foto saat mampir ke Prailiu di Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur di akun Instagramnya. Yang cukup mengejutkan adalah ungkapannya.

Suami penyanyi Raisa tersebut menuliskan: Mampir ke Kampung Raja Prailiu. Ini dulu tempat tinggal Ayahku yang pertama pada tahun '73 bersama dengan alm Umbu Ndjaka. Senang bisa sempetin teman-teman lama walaupun sambil kerja.

Rupanya Kampung Adat Prailiu di Sumba Barat sudah lekat dengannya dari kecil. Dan kampung ini merupakan salah satu yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Waingapu. Tergolong tidak jauh dari pusat kota.

Prailiu merupakan salah satu kerajaan yang ada di Pulau Sumba dan masih eksis. Hanya setelah Umbu Djaka yang merupakan raja terakhir wafat pada 2008, belum ada pengangkatan raja baru. Jejak-jejak kerajaan ini yang menarik untuk disimak wisatawan. Setidaknya ada 3 hal yang menarik di kampung ini.

1. Rumah Adat

Di kampung ini, huniannya masih berupa rumah adat dengan atap berbentuk limas dari material alami. Dikenal sebagai uma mbatang atau uma hori. Bila mampir ke rumah adat milik Raja Prailiu, sejumlah benda lawas masih disimpan dan menarik disimak.

2. Kubur Batu Mega

Raja Tamu Umbu Djaka meninggal pada 2008 tapi baru dikuburkan setahun kemudian karena pemakamannya memerlukan dana besar. Makamnya berupa kubur batu dengan berat 40 ton.

Kurban berupa babi, hewan dan sebagainya bahkan juga 100 lembar kain tentu sumbangan warga juga ikut dimasukkan dalam kubur batu. Kubur batu Raja Prailiu pun berhias rusa, kuda, buaya dan penyu. Lebih megah dibandingkan kubur batu lainnya.

3. Kain tenun

Dulu, masyarakat Prailiu penganut Marapu, kepercayaan dan memuja roh leluhur. Banyak benda yang dikeramatkan oleh masyarakat Marapu sebagai media penghubung dengan leluhur. Meski sudah menganut agama lain, adat istiadat tetap tidak ditinggalkan, terutama pembuatan tenun ikat ini.

Dalam tradisi Marapu, selembar kain tenun ikat berguna dalam prosesi perkawinan sebagai mahar dan juga kematian. Kain-kain ini juga dikenakan saat upacara spiritual. Benang menggunakan warna alami, seperti warna biru dari daun nila, dan merah dari esktrak akar mengkudu.

Kain tenun Praiilu kebanyakan menggunakan benang merah, hitam, kuning dan biru. Tentunya, kreasi ini bisa menjadi buah tangan khas Prailiu, Sumba Timur.

Sumber : www.travel.tempo.co