PLT KEPALA SUKU DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Ponirin Ariadi Limbong — atau akrab disapa Limbong — lahir di Bandung pada 26 Februari 1986. Ia merupakan aparatur sipil negara yang menonjol karena dedikasi, integritas, dan konsistensinya dalam membina generasi muda serta membangun sistem pelayanan publik yang adaptif dan modern.
Lulusan Sarjana Terapan dari STPDN Jatinangor, karier pengabdiannya dimulai sejak usia muda sebagai Staf Biro Tata Pemerintahan pada Agustus 2007. Hanya berselang dua bulan, ia dipercaya mengemban amanah strategis sebagai Ajudan Sekretariat Wakil Gubernur DKI Jakarta (Oktober 2007 – Juli 2010), yang menjadi titik tolak perjalanannya di dunia pemerintahan.
Limbong kemudian menjabat sebagai Sekretaris Kelurahan Kenari (Juli 2007 – Oktober 2012), lalu menapaki posisi Kepala Seksi Kepemudaan di Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Administrasi Jakarta Barat (2012–2015). Sejak Januari 2015, ia terus berkiprah di lingkup pemberdayaan pemuda sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta.
Seiring penguatan reformasi birokrasi dan inovasi digital, ia diberi kepercayaan lebih besar sebagai Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Di posisi ini, ia menjadi motor penggerak digitalisasi sistem kependudukan, salah satunya melalui pengembangan dashboard “Dariku Untukmu”—platform statistik data kependudukan yang menjadi rujukan di wilayah Jabodetabek.
Tahun 2023, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Timur, memimpin inisiatif strategis seperti jemput bola pelayanan penduduk, digitalisasi administrasi, serta integrasi layanan hingga tingkat RT/RW. Hingga tahun 2025, Limbong masih mengemban kedua jabatan ini secara paralel — merepresentasikan sosok birokrat muda yang lincah, solutif, dan berorientasi pada pelayanan publik yang humanis dan transparan.
Sejak masa sekolah di SMAN 99 Jakarta, jiwa kepemimpinan dan semangat kompetitifnya sudah terlihat. Ia pernah menjadi runner-up turnamen Jakarta International School Open Basketball (2001). Semasa kuliah di STPDN, ia meraih sejumlah penghargaan seperti Lencana YON XII/MENWA (2005), Lencana SAR Nasional (2005), Brevet Menembak Mahir KODAM III/Siliwangi (2006), serta Bintang Abdi Praja Dharma Satya Nagara Bhakti (2007).
Di luar jalur struktural, Limbong dikenal sebagai figur pembina generasi muda, pelatih Paskibraka, pegiat organisasi kepemudaan, hingga pendiri Jakarta Youth Choir (JYC) — paduan suara anak muda Jakarta yang telah menorehkan prestasi di berbagai ajang internasional. Ia juga aktif sebagai Anggota SAR Nasional (sejak 2006), Ketua Alumni Diklat Pim Angkatan 59 (sejak 2010), dan Humas DPP IKAPTK Provinsi DKI Jakarta (2010–2018). Dalam komunitas budaya, ia menjabat sebagai Ketua Umum Naposo Limbong se-Jabodetabek (2012–2016).
Komitmennya dalam pembinaan kepemudaan ditunjukkan lewat perannya sebagai Pembina Paskibraka Nasional (sejak 2014), Andalan Gerakan Pramuka Provinsi DKI Jakarta, dan Pembina Ikatan Jakarta Sister City. Di bidang olahraga, ia pernah menjadi Wakil Manajer Umum Kontingen DKI Jakarta pada POMNAS 2015, Manajer Tim Bola Basket DKI Jakarta dalam POPNAS 2017, serta Wakil Ketua Bidang Humas BAPOMI DKI Jakarta (2018).
Prestasinya juga menginjak panggung internasional: Young Diplomat dalam program JENESYS Jepang (2016), Best Performance di Beijing Joy Dancing (2017), dan medali emas cabang basket POPNAS Jawa Tengah (2017). Ia dinobatkan sebagai PNS terbaik Dispora DKI Jakarta (2019) — sebuah pengakuan atas dedikasi dan etos kerjanya.
Sejumlah penghargaan lainnya yang ia raih antara lain: Lencana Scuba Diver (2011), Penggerak Masyarakat Sadar Hukum (2012), Satyalancana Karya Satya 10 Tahun (2013), dan MPP Pembina Paskibraka Nasional (2014).
Di balik semua pencapaian itu, ia memegang teguh satu prinsip hidup: “Keep the Faith” — keyakinan bahwa kepercayaan dan harapan akan menuntun setiap langkah menuju keberhasilan. Prinsip ini menjadi sumber semangat yang menyatu dalam tiap aspek kehidupannya: keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan pengabdian pada bangsa dan negara.