Puisi "Dia Abadi"
Dia Abadi
Medita Fauziah Putri
Apa kabar hati?
Mari berhenti sejenak disini
Merayakan kesendirian yang
Orang-orang sebut patah hati
Sebenarnya, butuh berapa banyak ikhlas
Agar aku tidak menyimpan kamu lagi di hati?
Aku ingin mengulangnya sekali lagi
Tapi logikaku bilang sudah cukup sampai disini
Barangkali pada segala yang pergi
Salah satunya aku ingin kamu kembali
Jika bukan sebagai tuan rumah,
Maka datanglah sebagai tamu kali ini
2. Puisi "Bungsu"
Bungsu
Widia Ningsih
Kau sering menatap jauh ke luar jendela
Membayangkan kami yang dulu kecil
Berlarian di halaman dengan tawa
Tak jarang sejumput sepi yang diam-diam menghantui
Ketika kami tak lagi selalu ada di sisi
Keriput wajahmu menandakan tak lagi muda
Tubuhmu dimakan usia
Kau titipkan harapan pada anak bungsumu
Disertai doa dalam tangismu dikala sujud
Dengan harap cita-citaku terwujud
Nanti pada ujungnya aku kan pulang, Bu
Membawa jawaban atas pertanyaan tentang seisi dunia
Kubawa toga lengkap dengan bajunya dihadapanmu
Dengan penambahan gelar diujung nama
Bertemakan wisuda, kita foto bersama
3. Puisi "Dalam Diam, Aku Menulis"
Dalam Diam, Aku Menulis
Asti Eliza
Dalam diam aku menulis
Kata-kata yang tak pernah terucap
Mengalir seperti sungai yang memeluk bumi
Menyentuh hati yang terluka tanpa suara
Dibalik malam yang penuh rahasia
Aku mencari jejak-jejak masa lalu pada bayang-bayang yang tak pernah pergi
Menari di peluk mata, tak henti
Tak ada yang tahu apa yang kurasakan
Karena tinta tak bisa mengungkapkan seluruhnya
Tetapi dalam setiap kata yang kutorehkan
Ada jiwa yang berteriak dalam diam
Aku menulis untuk mengerti
Aku menulis untuk hidup
Karena di setiap baris yang tergores
Adalah sepotong dari diriku yang terus tumbuh
4. Puisi "PU RA PUH"
PU RA PUH
Meilani Anggraini
Jauh sudah aku menyelami dasar lautan
Bermodal lakara, rapuh menembus tuju
Hala ku goyah tatkala berpatok pada asa
Rasanya sesederhana ketika semua pura-pura
Enigma menyapa penuh leluasa
Kukira abadi nyatanya berbalut ilusi
Semua merambah dan menggerogoti logika
Aku sadar, kau lihai merapal diksi
Apa yang harus kutanyakan?
Pura-pura yang engkau ciptakan?
Rapuh yang aku temukan?
Atau sekedar bualan tentang impian?
Kau harsa yang tak lagi kupinta