Kondisi pandemic covid-19 pada saat ini kelumpuhan di segala bidang dan sector tanpa terkecuali. Ditambah dengan adanya PPKM Mikro semakin membuat segala kegiatan seperti terhalang tembok tebal yang tidak terlihat. Bagaikan terpenjara dalam jeruji yang tak kasat mata.
Sama seperti halnya sector lain, sector pendidikan juga tak luput terkena dampaknya. Tak terkecuali dengan SMK Negeri 1 Juwangi. Sekolah yang notabenenya berintegrasi pada skill dan kompetensi peserta didik. Sekolah mana kegiatannya banyak melakukan praktik nyata harus beralih menjalani praktik fana ( berbentuk rancangan kegiatan, job sheet, dan laporan kegiatan ). Seandainya pun siswa mau melakukan praktik nyata, banyak kendala yang harus dihadapai. Walau sejatinya ada pepatah mengatakan “ Orang sukses bisa besar, bisa hebat bukan karena tidak mempunyai masalah, namun karena Dia mempunyai banyak sekali masalah. Namun dengan semangat dan perjuangan yang sungguh sungguh, tanpa pantang menyerah akhirnya berhasil menyelesaikan semua masalahnya tersebut ”. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran praktik secara mandiri antara lain :
1. Minimnya/ kesulitan bahan, alat dan media praktik.
Tidak semua siswa mempunyai alat, media, dan bahan praktik sendiri. Seandainyapun mempunyai, belum tentu mereka rela untuk digunakan sebagai bahan praktik. Sebagai contoh kendaraan untuk praktik otomotif.
2. Kurangnya bekal pemahaman materi yang mendukung.
Rata-rata siswa masih mengandalkan guru/ pendidik untuk sumber materi. Siswa siswi belum bisa menerapkan kurikulum 2013 dengan baik yang mana guru/ pendidik hanya sebagai fasilitator.
3. Kurang lancarnya komunikasi antara peserta didik dengan guru pembimbing.
Karena komunikasi dan pembelajaran melalui dunia maya ( internet dan telephone ), maka ada hal yang menjadikan komunikasi tidak lancer, seperti : minim/ sulitnya signal, tidak setiap siswa memiliki HP, HP milik orang tua dan dibawa kerja, kuota internet yang terbatas, akses daerah yang blank signal, dll.
4. Faktor- faktor lain.
Selain masalah/ problem dalam pembelajaran praktik, dalam pembelajaran teoripun juga mengalami banyak kendala. Walaupun hal ini juga dialami oleh sekolah lain di berbagai tingkatan. Salah satu kendala yang paling keliahatan adalah tentang letak geografis yang mempengaruhi komunikasi secara virtual. Bilamana dilihat dari letak geografis SMK Negeri 1 Juwangi berada di dusun Pecukan, RT. 20/ RW. 03, Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali yang merupakan Kecamatan paling ujung utara di Kabupaten Boyolali dan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan.
Dapat dibayangkan dari letak geografis tersebut tentulah siswa siswi SMK negeri 1 Juwangi dari pelosok-pelosok desa, perbukitan-perbukitan kecil, hutan-hutan yang memiliki kendala medan dan signal telephone maupun internet yang menambah problematika dalam proses pembelajaran. Belum lagi minimnya peranan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran. Rata-rata orang tua peserta didik yang ada di SMK Negeri 1 Juwangi merupakan pekerja proyek, pedagang rantauan, buruh tani, dan buruh serabutan. Sehingga dirumah para peserta didik ada yang tinggal sendirian, ada yang tinggal bersama saudara ( paman, bibi, kakek, nenek, kakak, dll ). Oleh karena itu tidak setiap harinya orang tua peserta didik bisa mendampingi putra-putrinya dirumah, apalagi dalam hal pembelajaran. Bahkan ada juga yang justru ketika melihat putra-putrinya ada dirumah, mereka menganggap bahwa mereka itu libur tidak melakukan aktifitas atau tidak mempunyai kerjaan. Sehingga ada yang meminta siswa-siswa ini untuk membantu pekerjaan mereka baik di sawah maupun ditempat lain. Hal inilah yang merupakan tantangan besar yang harus kita pecahkan.
Dari beberapa problematika tersebut langkah langkah yang patut kita lakukan adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada orang tua/ wali siswa tentang pembelajaran jarak jauh yang mana siswa-siswi tidak libur namunmelakukan pembelajaran secara jarajk jauh melalui rumah masing masing. Hal ini dapat kita lakukan melalui rekaman video, pemberitahuan melalui surat, ataupun kombinasi keduanya ( dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Bidang Kurikulum).
2. Melakukan komunikasi interaktif dengan orangtua siswa melalui WA Group agar terjalin komunikasi yang baik. Terutama dalam hal presensi peserta didik, tugas-tugas yang harus terselesaikan, dapat dikomunikasikan melalui WA Group orang tua/ wali siswa. Sehingga orangtua/ wali siswa juga tahu tentang aktivitas harian siswa dalam pembelajaran online. Bagi orang tua/ wali siswa yang tidak mempunyai HP/ WA bisa dikomunikasikan dengan cara lain. Walau terkesan seperti siswa TK/ SD namun hail ini patut untuk dilakukan.
3. Meminta kerjasama untuk pendampingan/ pemantauan kegiatan pembelajaran karena tanpa pendampingan orang tua/ wali siswa, karena tanpa pendampingan orang tua/ wali siswa, peserta didik kebanyakan kurang sadar akan pentingnya pembelajaran secara online. Disamping itu model pembelajaran online guru sulit untuk melakukan pemantauan peserta didik, maka diperlukan peranan orang tua/ wali siswa untuk memantau kegiatan belajar siswa. Sehingga diharapkan terjadi komunikasi yang baik untuk kemajuan pembelajaran yang berimbas kepada keberhasilan peserta didik.
4. Segera melakukan koordinasi hasil presensi siswa, pengaksesan materi, tugas-tugas yang dilakukan siswa. Apabila didapati siswa tidak aktif selama lebih dari 3 hari maka segera komunikasikan dengan Wali Kelas, Guru BK, dan Orang Tua. Kalo dari HP tidak bisa, segera lakukan Home Visit.
5. Memberikan pemahaman kepada orang tua/ wali siswa tentang sarana-prasarana belajar jarak jauh (Smartphone, dan kuota internet sebagai pengganti transporti ke sekolah).
6. Melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar +/- 1 minggu sekali baik dari segi pendidik, peserta didik, sarana prasarana pendukung, metode pembelajaran, maupun media pembelajaran yang digunakan.
7. Melakukan diklat pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan pendidik.
8. Menggandeng mitra dudika terdekat dengan domisili peserta didik untuk turut membantu dalam proses/ kegiatan pembelajaran terutama kegiatan praktik.
Berkaca dari pembelajaran 1 tahun berjalan yang kurang maksimal, hal-hal seperti itulah kiranya langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 1 Juwangi. Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran secara daring di SMK Negeri 1 Juwangi menjadi lebih teratur, terkendali, dan dapat membuahkan hasil yang baik sesuai Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Juwangi walau masih dalam situasi pandemic.