kelas XII

Pertumbuhan dan perkembangan_1.docx

Faktor Internal & Eksternal Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Faktor Internal Pertumbuhan Tumbuhan

- Faktor internal terdiri dari gen dan hormone

- Gen berfungsi mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, termasuk pertumbuhan.

- Aktivitas tumbuh dan berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa hormone tumbuhan (fitohormon).

- Beberapa contoh macam hormone pada tumbuhan, diantaranya :

1. Auksin, pertama kali digunakan oleh Frist Went dengan istilah asam indol asetat (IAA). Fungsinya yaitu :

a) Perkembangan buah, pada saat biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian - bagian bunga, sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).

b) Merangsang perpanjangan sel

c) Merangsang pemanjangan titik tumbuh

d) Merangsang pembengkokan batang

e) Merangsang pembentukan akar lateral

f) Merangsang terjadinya proses diferensiasi

2. Giberelin, pertama kali ditemukan oleh Kuroshawa (1926). Bisa ditemukan pada biji, daun muda dan akar. Fungsinya :

a) Merangsang pertumbuhan batang, daun dan akar.

b) Menghentikan dormansi pada biji

c) Mempercepat perkecambahan pada biji

d) Menghilangkan sifat kerdil pada tumbuhan

e) Perkembangan bunga dan buah

f) Merangsang pembelahan dan pemanjangan pada sel.

3. Sitokinin, ditemukan oleh J.Van overbeek. Fungsinya :

a) Merangsang proses pembelahan sel

b) Merangsang pemasakan pada buah yang telah dipetik

c) Menghambat menguningnya daun, dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang

d) Merangsang pertumbuhan tunas lateral.

4. Kalin, merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:

a) Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.

b) Kaukalin, mempengaruhi pembentukan batang.

c) Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.

d) Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

5. Asam Traumalin, Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).

Faktor eksternal (lingkungan) Pertumbuhan Tumbuhan

- Faktor eksternal pertumbuhan tumbuhan :

1. Nutrisi, Nutrisi yang diperlukan tumbuhan bukan hanya CO2 dan H2O tetapi juga elemen-elemen (unsur-unsur) yang lainnya.

2. Cahaya,

Mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.

Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.

3. Air.

Fungsi air antara lain:

a) Untuk fotosintesis.

b) Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim.

c) Membantu proses perkecambahan biji.

d) Menjaga (mempertahankan kelembapan).

e) Untuk transpirasi.

f) Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.

g) Menghilangkan asam absisi.

4. Suhu atau Temperatur

Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.

5. Kelembapan

Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

6. Oksigen

Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya

Metabolisme

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Anabolisme/Asimilasi/Sintesis,

yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.

energi cahaya

6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02

klorofil glukosa (energi kimia)

a. Fotosintesis

Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.

Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).

H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.

CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya :

Reaksi terang : 2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2


Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2

atau

2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2

atau

12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2

b. Kemosintesis

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:

Nitrosomonas

(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi

Nitrosococcus

3. Sintesis Lemak

Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko- enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut.

Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.

3.1. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :

Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.

Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.

Gliserol + asam lemak ———> lemak.


3.2. Sintesis Lemak dari Protein:

Protein ————————> Asam Amino protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.

Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.

Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

d. Sintesis Protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.

Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

2. Katabolisme (Dissimilasi),

yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.

Contoh:

enzim

C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.

energi kimia

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.

Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah


melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.

Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.

(glukosa)

Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi. (glukosa) (etanol)

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh:

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:

C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi

(glukosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.

2. Daur Krebs.

3. Transpor elektron respirasi.


1. Glikolisis:

Peristiwa perubahan :

Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat -

3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat - Asam piravat.

Jadi hasil dari glikolisis :

1.1. 2 molekul asam piravat.

1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.

1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH

+ H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.


Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES

AKSEPTOR

ATP

1. Glikolisis

Glukosa ——> 2 asam piruvat

2 NADH

2 ATP

2. Siklus Krebs:

2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02

2 NADH

2 ATP

2 asetil KoA ——> 4 CO2

6 NADH

2 FADH2

3. Rantai transnpor elektron respirator:

10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20

30 ATP

2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20

4 ATP

Total

38 ATP

Kesimpulan :

Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.

Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut

melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.

A. Fermentasi Asam Laktat

Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi

enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis). enzim

C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.

2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD

piruvat


dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

B. Fermentasi Alkohol

Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.

Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)

2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.

piruvat dekarboksilase (CH3CHO)

3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).

2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.


Ringkasan reaksi :


alkohol dehidrogenase enzim


C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka

Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.

Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.

Reaksi:

aerob

C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal

(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka


D. Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme

Proses katabolisme dan anabolisme dalam suatu organisme berlangsung secara kontinyu dan bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh organisme tersebut teap tersedia.

Tumbuhan hijau sebagai organisme fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia bagi organsime heterotrof, sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa metabolsime berupa CO2 dan H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.

Secara ekologis terdapat hubungan antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan hewan sebagai konsumen dalam proses transformasi energi. Dalam tubuh individu organisme itu sendiri terjadi proses penyususnan dan dan pembongkaran zat untuk transformasi energi.

Dalam tumbuhan hijau, mereka menyusun makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Selajutnya ia juga memanfaatkan senyawa kimia yang terbentuk dari fotosintesis tersebut untuk prosesn respirasi sel guna menghasilkan energi. Bahkan mungkin kalian pernah mengamati beberapa tumbuhan dapat menyimpan cadangan makanannya sebagai energi cadangan, yang tersimpan dalam bentuk umbi-umbian. Begiti pula dalam tubuh hewan, termasuk dalam tubuh manusia terjadai proses penyusunan dan pembongkaran zat tersebut. Disamping ada proses respirasi protein (katabolisme) untuk memperoleh energi, juga terjadi proses penyusunan (sintesis) protein yang penting untuk tersedianya protein guna membangun sel atau jaringan yang rusak dan sebagai pembangun struktur jaringan tubuh. Demikian pula sintesis lemak dan pembongaran lemak, merupkan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain.


E. Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein

Proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak daalam sel tubuh manusia, satu sama lain saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan melewati senyawa asetil CO-A, sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula apabila terjadi kelebihan sintesis glukosa, maka dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa lemak sebagai cadangan energi.






Gambar diagram hubungan antra metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

Pola Hereditas Pada Manusia Part 1

Pengertian Hereditas Pada Manusia

Hereditas adalah penerusan (transmisi) sifat – sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya (Campbell Intisari Biologi, 146: Erlangga).

Gregor Mendell merupakan ahli genetika yang mempelajari heriditas. Dalam suatu makalahnya. Mendell menekankan bahwa gen – gen mempertahankan identitas individualnya dari generasi ke generasi, tak peduli bagaimana gen – gen tersebut bercampur baur atau tersamarkan untuk sementara.

Penentuan Jenis Kelamin Pada Manusia

Banyak hewan, termasuk semua Mamalia, memiliki sepasang kromosom seks yang disimbolkan X dan Y (yang menentukan jenis kelamin suatu individu). Simbol XY (Laki – laki) dan XX (Perempuan). Manusia laki – laki dan perempuan sama – sama memiliki 44 Autosom (Sel Tubuh). Sebagai akibat dari segregasi kromosom selama meiosis, setiap gamet mengandung satu kromosom seks dan satu set haploid autosom (22 pada manusia). Semua sel telur mengandung satu kromosom X. Diantara sel – sel sperma, separuhnya mengandung kromosom X dan separuhnya lagi mengandung kromosom Y. Jenis kelamin anak bergantung pada apakah sperma yang membuahi sel telur membawa X ataukah Y.

Penentuan Golongan Darah Pada Manusia

Golongan darah seseorang tidak akan berubah sepanjang hidupnya, serta dapat diturunkan kepada generasi berikutnya. Oleh sebab itu kita dapat menentukan kemungkinan jenis golongan darah seorang anak yang akan dilahirkan.

Penentuan jenis golongan darah pada masing – masing sistem umumnya berdasarkan atas ada tidaknya aglutinogen (antigen) pada darah seseorang. Pola hereditas manusia terkait golongan darah diantaranya ada system ABO, MN dan Rhesus.

Ø Sistem ABO

Sistem golongan darah ini diperkenalkan oleh K.Landsteiner pada tahun 1900. Sistem ini mengelompokkan 4 golongan darah : golongan darah A, B, AB dan O.

Ø Sistem MN

Menurut para ahli, golongan darah MN ditentukan oleh gen yang mengandung dua alel yaitu IM dan IN. Orang yang bergolongan darah M akan bergenotif IMIM, golongan darah N mempunyai genotif ININ. sedangkan golongan darah MN mempunyai genotif IMIN, dimana serum (antibiodi) manusia tidak mereaksikan antigen M dan N sehingga tidak dapat menimnbulkan penggumpalan darah (aglutinasi). Oleh karena itu system MN tidak begitu diperhitungkan dibandingkan system ABO.

Ø Sistem Rhesus

Golongan darah sistem rhesus ditentukan berdasarkan ada tidaknya faktor rhesus (antigen Rh). Jika terdapat eritrositnya disebut Rh+ (Rhesus positif) dan jika tidak mempunyai antigen rhesus pada eritrositnya disebut Rh – (rhesus negatif). Adapun, golongan darah ini pertama kali ditemukan pada darah kera (macara rhesus) oleh Dr. landstainer. Seseorang yang memiliki Rh + didonorkan kepada seseorang yang memiliki Rh -, tetapi antibodi dapat terbentuk pada orang yang bergolongan darah “Rh”.

Dalam keadaan normal, baik yang bergolongan Rh+ maupun Rh- dalam sel darah merah ataupun plasma darah tidak dibentuk zat anti RH. Tetapi jika seseorang bergolongan darah Rh- mendapat donor darah dari orang lain yang bergolongan darah Rh+, tubuh orang tersebut akan dirangsang untuk membentuk zat anti Rh. Akibatnya, dalam darahnya akan terbentuk zat anti Rh yang akan menghancurkan antigen Rh yang berasal dari darah donor. Keadaan ini juga akan berlaku jikaseorang istri bergolongan darah Rh- yang mempunyai suami Rh+ homozigot, jika istri tersebut hamil maka anak yang dikandungnya selalu bergolongan darah Rh+. Pada saat janin memperoleh nutrisi dari darah ibu, maka antigen Rh yang berasal dari darah bayi akan menuju ke darah ibu, hal tersebut akan menyebabkan pembentukan zat anti Rh dalam darah ibu yang dirangsang oleh masuknya antigen Rh janin.

Pada saat darah ibu yang sudah mengandung zat anti Rh masuk ke tubuh bayi, dalam tubuh bayi akan terjadi kerusakan pada sel darah merah dan banyak terjadi pembentukan eritoblas. Eritoblas merupakan sel darah muda yang berinti dan mempunyai kemampuan mengikat oksigen yang sangat rendah. Pada saat kelahiran anak pertama, kemungkinan bayi masih dapat lahir dan hidup dengan baik. Hal tersebut disebabkan jumlah zat anti Rh jumlahnya masih sedikit sehingga sel darah bayi yang rusak belum terlalu banyak. Akan tetapi, pada kelahiran anak kedua dan seterusnya biasanya janin mengalami kematian, kejadian tersebut dikenal dengan istilah eritoblastosis fetalis.






Pola Hereditas Pada Manusia Part 2 (Penyakit Menurun)

Di dalam inti sel terdapat kromatin yang berupa benang-benang halus. Benang-benang halus ini dipintal menjadi kromosom ketika sel siap membelah. Kromosom merupakan struktur padat yang terdiri dari dua molekul, yaitu protein dan DNA. Kromosom dibedakan atas dua jenis, yaitu gonosom atau kromosom seks (kromosom jenis kelamin) dan autosom atau kromosom tubuh. Pada struktur heliks ganda DNA tertulis informasi pembuatan protein yang disebut gen.

Fenomena kelainan fisik atau penyakit bawaan pada manusia semakin lama semakin banyak terjadi, penyakit dan kelainan tersebut diwarisi oleh orang tua melalui kromosom tubuh (autosom) maupun kromosom seks (gonosom).

Penyakit keturunan berasal dari mutasi atau perubahan sifat genetik yang diwariskan dari salah satu atau kedua orang tua kepada anak (https://www.alodokter.com/). Hal ini juga bisa disebabkan oleh adanya gen linked / gen tertaut yang bisa terjadi pada kromosom sel tubuh dan juga kromosom sel kelamin (sex).

Contoh gen tertaut pada kromosom sel tubuh yang bisa menyebabkan kelainan :

1. Albino, merupakan kelainan herediter pada tubuh yang tidak terbentuk pigmentasi (pigmen Melanin) secara normal. Hal ini disebabkan enzim tirosinase yang berfungsi dalam penyusunan melanin tidak terbentuk. Akibatnya penderita albino mempunyai kulit yang pucat, rambut berwarna putih dan pada mata tampak berwarna merah muda. Penderita albino juga cenderung menghindari cahaya dan matanya selalu berkedip, karena tidak memiliki pelindung terhadap cahaya yang kuat.

Sumber : https://biologiklaten.wordpress.com/

2. Fibrosis sistik, merupakan kelainan herditer yang menyebabkan tubuh menyekresi lendir yang lengket dan tebal secara tidak normal. Lendir tersebut akan menyumbat pankreas dan paru – paru sehingga menyebabkan permasalahan pada saluran respirasi dan pencernaan, infeksi hingga kematian.

3. Huntington, merupaan penyakit keturunan yang berkaitan dengan sistem syaraf. Dalam hal ini penderita mengalami gerakan secara terus menerus tanpa sadar pada bagian tangan, lengan, muka, mata dan anggota tubuh yang lain. Penyakit ini disebabkan oleh adanya mutasi pada gen tertentu yang terdapat pada kromosom nomor 4, dimana pada kromosom ini merupakan tempat dihasilkannya gen yang namanya gen huntingtin.

4. Fenilketouria (FKU) / gangguan mental, disebabkan adanya penumpukkan asam amino fenilalanin dalam darah dan menggangu sistem pada otak. Contoh gejalanya yaitu kejang, tremor / gemetar dan pertumbuhan yang lambat.

5. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Contoh gen tertaut pada sel kelamin, diantaranya :

1. Buta warna merah – hijau ( gen tertaut pada kromosom X / Y), disebabkan adanya malfungsi sel – sel peka sinar di mata. Orang berpenglihatan normal bisa melihat lebih dari 150 warna, sedangkan orang dengan buta warna merah hijau hanya bisa melihat kurang dari 25 (sumber : campbel Intisari Biologi, 163; Erlangga).

2. Hemofilia (gen tertaut kromosom X), disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia menyebabkan darah kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan. Kekurangan faktor pembekuan ini akan menyebabkan darah sukar membeku (sumber : https://www.alodokter.com/hemofilia). Para pasien hemofilia umumnya kekurangan suatu protein penting yang bernama faktor VIII yang berperan penting dalam pembekuan darah. Jika orang yang sehat berdarah, faktor VIII akan berikatan dengan faktor IXa dan faktor X; ini adalah proses penting dalam pembekuan darah, sehingga pendarahan akan terhenti. Namun, pasien hemofilia A kekurangan faktor VIII, sehingga proses pembekuan darah terganggu (sumber : https://www.roche.co.id/)

Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang bisa digunakan untuk mempelajari keterkaitan dengan materi faktor keturunan. Namun, bila objeknya manusia tidak bisa dilakukan secara bebas karena tidak bisa melakukan persilangan secara bebas lain halnya bila objeknya adalah hewan atau tumbuhan

Beberapa cara yang umum dipergunakan dalam genetika manusia adalah sebagai berikut (sumber : https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/)

1. Menggunakan pedigree (peta silsilah) yaitu catatan sifat menurun dari generasi ke generasi secara beruntun.

2. Meneliti genetika pada hewan yang memiliki sifat atau karakter mirip dengan yang dimiliki manusia.

3. Mempelajari penurunan sifat pada anak kembar