Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Mata Kuliah Selektif Design Thinking untuk para calon guru dalam Program PPG Prajabatan 2022.
Mata kuliah Design Thinking berupaya menemani perjalanan para calon guru untuk menciptakan pembelajaran yang ramah, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan spesifik peserta didik secara sistematis dengan Framework Design Thinking.
Design Thinking merupakan sebuah kerangka berpikir dalam mendefinisikan masalah yang berfokus pada manusia. Melalui langkah-langkah berempati, mengembangkan prototipe solusi secara kreatif dan kolaboratif, dan mengujicobakan prototipe tersebut dalam iterasi berulang kali, calon guru dapat menemukan solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Memiliki bobot 2 SKS yang berisi 7 topik besar, mata kuliah ini diharapkan mampu membantu para calon guru menerapkan Design Thinking baik dalam pembelajaran di kelas maupun dalam lingkup praktik persekolahan.
Modul ini dirancang menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar Materi, dan Aksi Nyata. Hal ini bertujuan agar calon guru tidak hanya mempelajari Design Thinking secara teoritis, tetapi juga menguasai penerapan teknik-tekniknya dalam konteks pembelajaran dan praktik sekolah. Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran aktif. Calon guru diajak untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan Design Thinking melalui inkuiri, curah gagasan, diskusi pustaka, praktik, juga envisioning.
Perkuliahan diawali dengan pengantar Design Thinking dan kaitannya dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada perkuliahan ini, para calon guru melakukan refleksi mendalam terhadap pengalaman pribadi mereka saat belajar, perasaan positif seperti apa yang muncul dan mengapa pengalaman positif itu kemudian memiliki kesan mendalam yang teringat hingga saat ini. Berangkat dari refleksi tersebut, para calon guru diajak untuk melihat keterkaitan peran design thinking dalam pendidikan yang berpusat pada siswa dan menemukan korelasi konsep empati di antaranya. Setelah itu, para calon guru diajak untuk mengenal konsep “double diamond” atau “dua intan” yang dipakai pada kerangka berpikir design thinking untuk membangun pemahaman terhadap masalah, hingga akhirnya dapat menciptakan solusi yang berpusat pada kebutuhan peserta didik.
Ketika berbicara tentang masalah, seringkali akar masalah tersebut memiliki elemen penyebab yang kompleks. Karena itu dibutuhkan kemampuan berempati, keahlian melihat, dan menggali lebih dalam hal-hal terkait masalah tersebut sehingga kita dapat mendefinisikannya secara tepat. Untuk itu, pada kegiatan selanjutnya, para calon guru akan mempelajari teknik observasi dan in-depth interview secara mandiri. Hal ini bertujuan agar mereka dapat lebih tajam mendefinisikan suatu masalah berdasarkan data temuan, bukan sebuah asumsi atau persepsi pribadi terhadap dunia pendidikan.
Setelah mendapat sejumlah data temuan, calon guru akan berlatih menggunakan teknik-teknik kerangka berpikir design thinking dalam: merumuskan kebutuhan belajar siswa, mencipta gagasan inovatif terkait media pembelajaran, dan menguji coba media pembelajaran tersebut.
Setelah mengalami satu siklus kerangka berpikir design thinking, para calon guru kemudian diajak untuk melihat peluang dan tantangan penerapan design thinking dalam berbagai praktik di sekolah. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi calon guru untuk berkontribusi membangun iklim kolaboratif dan inovatif di sekolah melalui sebuah proposal inovasi.
Dirancang menggunakan strategi pembelajaran aktif, asesmen dalam mata kuliah ini dilaksanakan melalui tiga hal, yaitu:
Penugasan, Bapak/Ibu dosen dapat melihat dinamika kelas selama proses tatap muka berlangsung, seberapa aktif para calon guru belajar, berdiskusi, dan praktek.
Penyajian media pembelajaran yang dikembangkan dengan design thinking sebagai Ujian Tengah Semester.
Proposal inovasi sebagai Ujian Akhir Semester.
Semoga E-Portofolio ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kapasitas calon guru untuk menciptakan pendidikan yang lebih ramah, efektif, dan berpusat pada peserta didik.