Tombak splitzen adalah bagian dari sistem penangkal petir konvensional yang berfungsi sebagai penerima sambaran petir, kemudian menyalurkannya ke tanah melalui sistem grounding. Tombak ini biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan konduktor seperti tembaga atau stainless steel, dan memiliki ujung yang runcing untuk menarik muatan listrik dari awan. 

Berikut adalah beberapa poin penting tentang tombak splitzen: 

Fungsi:

Sebagai penerima awal sambaran petir, splitzen mengarahkan arus listrik dari petir ke sistem pembumian (grounding) untuk melindungi bangunan dan peralatan dari kerusakan akibat petir.

Bahan:

Biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan konduktor seperti tembaga atau stainless steel, karena harus mampu menahan energi besar dari sambaran petir.

Bentuk:

Ujung tombak splitzen dibuat runcing untuk mempermudah penarikan muatan listrik dari awan, sehingga petir lebih mudah tertarik ke tombak.

Jenis:

Ada beberapa jenis tombak splitzen, termasuk yang terbuat dari tembaga murni atau semi tembaga, dengan pilihan bentuk kerucut atau trisula.

Pemasangan:

Tombak splitzen dipasang pada titik tertinggi bangunan dan terhubung dengan kabel grounding yang akan menyalurkan arus petir ke tanah. 

Singkatnya, tombak splitzen adalah komponen vital dalam sistem penangkal petir konvensional, berfungsi sebagai penerima sekaligus penyalur energi petir ke tanah, melindungi bangunan dan isinya dari bahaya petir. 

Head terminal elektrostatis, juga dikenal sebagai air terminal, adalah bagian teratas dari sistem penangkal petir elektrostatis. Fungsinya adalah untuk menarik dan menangkap sambaran petir, kemudian menyalurkannya melalui konduktor ke sistem pembumian (grounding). Head terminal elektrostatis biasanya memiliki bentuk yang lebih besar dan lebar, seringkali menyerupai payung, dibandingkan dengan penangkal petir konvensional yang ujungnya seperti tombak. 

Fungsi Head Terminal Elektrostatis:

Menarik Sambaran Petir:

Berfungsi sebagai titik tangkap utama untuk sambaran petir, menarik petir yang mendekat ke arahnya.

Menyalurkan Arus Petir:

Setelah petir tertangkap, arus listriknya akan dialirkan melalui konduktor menuju sistem pembumian.

Melindungi Area Sekitar:

Dengan radius proteksi yang dimilikinya, head terminal elektrostatis membantu melindungi area sekitar dari sambaran petir. 

Perbedaan dengan Penangkal Petir Konvensional:

Bentuk:

Head terminal elektrostatis cenderung lebih besar dan lebar, sedangkan penangkal petir konvensional memiliki bentuk yang lebih runcing seperti tombak. 

Radius Proteksi:

Penangkal petir elektrostatis memiliki radius proteksi yang lebih luas, sehingga dapat melindungi area yang lebih besar dibandingkan dengan penangkal petir konvensional. 

Metode Kerja:

Penangkal petir elektrostatis bekerja dengan sistem radius aktif, menyedot sambaran petir yang berada di radiusnya, sedangkan konvensional hanya menyalurkan petir yang menyambar langsung ke tiangnya. 

Copper rod atau batang tembaga adalah sebuah batang yang terbuat dari tembaga murni atau campuran tembaga, yang digunakan sebagai komponen dalam sistem grounding (pembumian) dan juga dalam sistem penangkal petir. Tembaga dipilih karena sifatnya yang sangat baik dalam menghantarkan listrik, sehingga efektif dalam menyalurkan kelebihan arus listrik ke tanah. 

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai copper rod:

Fungsi Utama:
Copper rod berfungsi sebagai elemen penting dalam sistem grounding untuk mentransfer kelebihan arus listrik ke tanah, baik itu akibat petir maupun lonjakan tegangan lainnya. 

Bahan:
Umumnya terbuat dari tembaga murni, namun ada juga yang menggunakan lapisan tembaga pada batang besi (copper bonded) untuk efisiensi biaya.

Pemasangan:
Dipasang di dalam tanah sebagai bagian dari sistem grounding, terhubung dengan kabel grounding dan perangkat lainnya. 

Ukuran:
Tersedia dalam berbagai ukuran diameter dan panjang, contohnya 5/8 inch, 3/4 inch, dan lainnya, dengan panjang standar 4 meter. 

Aplikasi:
Digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sistem penangkal petir, instalasi listrik perumahan, industri, dan lainnya. 

Grounding Rod:
Copper rod sering disebut juga sebagai grounding rod, batang grounding, atau earth rod. 

Keunggulan:
Tembaga sebagai bahan memiliki konduktivitas listrik yang tinggi, tahan korosi, dan mampu bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan

Kabel BC adalah singkatan dari Bare Conductor, yang berarti kabel tanpa isolasi. Kabel ini biasanya terbuat dari tembaga atau aluminium dan digunakan sebagai penghantar dalam sistem pentanahan (grounding) dan juga sebagai konduktor udara terbuka (overhead line) dalam instalasi listrik. 

Berikut beberapa poin penting tentang kabel BC:

Tanpa Isolasi:

Kabel BC tidak memiliki lapisan pelindung isolasi, sehingga hanya berupa kawat telanjang. 

Bahan:

Kabel BC bisa terbuat dari tembaga murni atau aluminium. 

Penggunaan:

Pentanahan (Grounding): Kabel BC sering digunakan sebagai jalur pentanahan untuk menyalurkan arus listrik berlebih ke tanah, melindungi peralatan dan bangunan dari kerusakan akibat arus pendek atau lonjakan tegangan. 

Konduktor Udara Terbuka: Kabel BC juga digunakan sebagai konduktor pada jaringan listrik udara (overhead line) karena kemampuannya menghantarkan listrik dengan baik. 

Penangkal Petir: Kabel BC merupakan komponen penting dalam sistem penangkal petir, berfungsi sebagai jalur penurunan arus petir ke tanah. 

Karakteristik:

Kabel BC memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang baik dan tahan terhadap korosi. 

Perbedaan dengan Kabel Lain:

Kabel BC berbeda dengan kabel lain yang memiliki isolasi (seperti kabel NYA, NYM, dll.) yang berfungsi melindungi kabel dari kerusakan dan kontak langsung dengan benda lain. 

Lampu OBL (Obstruction Beacon Light) adalah lampu penanda yang dipasang pada menara, gedung tinggi, atau bangunan lain yang memerlukan penandaan untuk keselamatan penerbangan, terutama saat malam hari atau kondisi cuaca buruk. Lampu ini juga dikenal sebagai lampu penangkal petir karena beberapa model dilengkapi dengan kemampuan untuk meredam efek sambaran petir ke tanah. 

Fungsi Lampu OBL:

Penanda Penerbangan:

Lampu OBL memberikan sinyal visual kepada pilot pesawat untuk mengidentifikasi keberadaan bangunan tinggi dan potensi bahaya, terutama saat kondisi cuaca buruk seperti kabut atau malam hari. 

Perlindungan dari Petir:

Beberapa lampu OBL dirancang dengan kemampuan untuk meredam dan menyalurkan arus listrik dari sambaran petir ke tanah, mengurangi risiko kerusakan pada bangunan dan peralatan elektronik. 

Jenis Lampu OBL:

Lampu LED:

Lampu OBL modern umumnya menggunakan teknologi LED yang hemat energi, memiliki umur pakai panjang, dan intensitas cahaya tinggi. 

Lampu DC dengan Panel Surya:

Beberapa model menggunakan panel surya untuk menyuplai daya, cocok untuk lokasi terpencil atau tanpa akses listrik. 

Lampu Strobo:

Ada juga model lampu OBL yang berkedip (strobo) untuk memberikan penandaan yang lebih mencolok. 

Cara Kerja Penangkal Petir pada Lampu OBL:

Lampu OBL yang dirancang sebagai penangkal petir biasanya memiliki sistem yang memungkinkan arus listrik dari petir mengalir melalui kabel konduktor ke tanah, bukan mengenai bangunan.

Bagian atas lampu OBL yang berfungsi sebagai penangkal petir akan menarik muatan positif dari petir, dan kemudian arus listrik akan mengalir melalui kabel ke tanah. 

Pentingnya Lampu OBL:

Keselamatan Penerbangan:

Lampu OBL sangat penting untuk keselamatan penerbangan, terutama di daerah perkotaan dengan bangunan tinggi atau di dekat bandara. 

Perlindungan Bangunan:

Lampu OBL yang dilengkapi dengan fitur penangkal petir dapat membantu melindungi bangunan dari kerusakan akibat sambaran petir. 

Pemasangan Lampu OBL:

Pemasangan lampu OBL harus dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih, sesuai dengan standar keselamatan dan peraturan yang berlaku. 

Pemasangan penangkal petir pada lampu OBL juga perlu memperhatikan beberapa faktor seperti tinggi bangunan, jenis atap, dan jenis tanah di sekitar bangunan. 

Kesimpulan:

Lampu OBL adalah perangkat penting untuk keselamatan penerbangan dan perlindungan bangunan dari petir. Pemasangan lampu OBL yang tepat dan sesuai dengan standar akan membantu mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan akibat petir.

Lightning counter (penghitung sambaran petir) adalah alat yang dipasang pada sistem penangkal petir untuk mencatat jumlah sambaran petir yang berhasil ditangkap. Alat ini penting untuk memantau kinerja sistem penangkal petir dan memberikan informasi tentang frekuensi sambaran petir di suatu lokasi. 

Fungsi Lightning Counter:

Penghitung Sambaran Petir:

Fungsi utama lightning counter adalah mencatat setiap kali petir menyambar dan tersalurkan melalui sistem penangkal petir. 

Pemantauan Kinerja:

Dengan mengetahui jumlah sambaran petir, pengguna dapat memantau apakah sistem penangkal petir berfungsi dengan baik atau perlu diperbaiki atau diservis. 

Analisis Data:

Data dari lightning counter dapat digunakan untuk menganalisis pola sambaran petir di suatu wilayah dan merencanakan tindakan pencegahan yang lebih baik. 

Jenis-jenis Lightning Counter:

Lightning Counter Analog:

Menggunakan mekanisme mekanis atau elektronik untuk mencatat sambaran petir, biasanya dengan tampilan angka yang menunjukkan jumlah sambaran. 

Lightning Strike Recorder (LSR):

Alat yang lebih canggih yang dapat merekam detail sambaran petir, seperti waktu dan kekuatan sambaran. 

Surge Counter:

Alat yang dirancang untuk menghitung arus yang mengalir saat terjadi sambaran petir, yang dapat membantu dalam menilai potensi kerusakan pada sistem. 

Pemasangan Lightning Counter:

Lightning counter dipasang pada kabel konduktor (down conductor) dari sistem penangkal petir. 

Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang memahami sistem penangkal petir. 

Beberapa jenis lightning counter memerlukan pemasangan yang spesifik, seperti yang menggunakan transformator inti pisah. 

Perawatan Lightning Counter:

Beberapa jenis lightning counter memerlukan perawatan minimal, seperti pengecekan koneksi kabel dan kondisi fisik alat.

Pemeriksaan rutin pada kabel grounding dan bagian-bagian lain dari sistem penangkal petir juga disarankan.

Jika terjadi kerusakan atau tampilan tidak jelas, mungkin perlu penggantian baterai atau perbaikan lebih lanjut. 

Contoh Produk:

ProSurge Lightning Counter:

Penghitung sambaran petir dengan mekanisme analog, mencatat hingga 6 digit angka. 

Sky Counter DKJS:

Penghitung sambaran petir yang otomatis menghitung jika kepala penangkal petir terkena sambaran. 

Flash Vectron Lightning Counter:

Alat untuk mengetahui jumlah sambaran petir yang mengenai instalasi penyalur petir. 

LPI LSR1 Lightning Strike Recorder:

Alat penghitung sambaran petir yang dapat merekam detail sambaran petir. 

Kesimpulan:

Lightning counter adalah alat penting dalam sistem penangkal petir yang membantu dalam memantau kinerja sistem, menganalisis pola sambaran petir, dan memberikan informasi berharga untuk tindakan pencegahan

Surge arrester adalah perangkat yang dirancang untuk melindungi peralatan listrik dan elektronik dari lonjakan tegangan atau arus yang tiba-tiba, yang dikenal sebagai surge. Lonjakan ini bisa disebabkan oleh petir, gangguan pada jaringan listrik, atau perubahan beban yang mendadak. 

Fungsi Utama Surge Arrester: 

Melindungi Peralatan:

Mencegah kerusakan pada peralatan elektronik dan listrik akibat lonjakan tegangan dan arus.

Mengalihkan Arus Surge:

Mengalihkan arus surge ke tanah, sehingga tidak merusak peralatan yang terhubung ke jaringan.

Mencegah Kerusakan:

Meminimalkan risiko kerusakan pada peralatan yang disebabkan oleh lonjakan tegangan dan arus yang tiba-tiba. 

Cara Kerja Surge Arrester:

Surge arrester bekerja dengan prinsip mengarahkan lonjakan tegangan ke tanah. Ketika tegangan melebihi batas yang ditentukan, arrester akan menjadi konduktor, mengalirkan arus lonjakan ke tanah. Setelah lonjakan hilang, arrester akan kembali menjadi isolator, memulihkan fungsi normal sistem. 

Jenis-Jenis Surge Arrester:

Lightning Arrester: Dirancang khusus untuk melindungi dari sambaran petir. 

Surge Arrester: Melindungi dari berbagai jenis lonjakan tegangan, termasuk yang disebabkan oleh petir dan gangguan switching. 

Perbedaan dengan Penangkal Petir:

Meskipun seringkali disamakan, surge arrester dan penangkal petir memiliki perbedaan. Penangkal petir (lightning arrester) lebih fokus pada perlindungan dari sambaran langsung petir, sedangkan surge arrester melindungi dari berbagai jenis lonjakan, baik yang disebabkan oleh petir maupun gangguan lainnya. 

Tiang triangle anti petir adalah sejenis menara penangkal petir yang konstruksinya berbentuk segitiga sama sisi. Struktur ini terbuat dari rangkaian besi yang saling menguatkan, biasanya ditopang oleh kawat baja (sling). Tiang triangle digunakan untuk menempatkan dan meninggikan posisi head terminal penangkal petir, sehingga radius proteksi yang dihasilkan lebih luas. 

Penjelasan lebih detail:

Bentuk Triangle:

Menara ini memiliki tiga sisi yang membentuk segitiga, memberikan stabilitas dan kekuatan pada struktur. 

Konstruksi:

Tiang triangle terbuat dari besi yang disusun dan dilas, membentuk rangka yang kokoh. 

Kawat Baja (Sling):

Kawat baja digunakan sebagai penopang dan pengikat sudut-sudut segitiga, memberikan kekuatan tambahan pada tiang. 

Tinggi dan Radius Proteksi:

Semakin tinggi tiang triangle, semakin luas area yang dilindungi oleh penangkal petir yang terpasang di puncaknya. 

Manfaat:

Tiang triangle digunakan sebagai penyangga penangkal petir, baik untuk sistem penangkal petir konvensional maupun elektrostatis. Selain itu, tiang triangle juga bisa digunakan untuk menempatkan antena radio, perangkat WLAN, atau perangkat komunikasi lainnya. 

Material:

Tiang triangle biasanya terbuat dari besi atau baja ringan, dengan beberapa bagian menggunakan besi beton polos untuk tiang vertikal, diagonal, dan tangga horizontal. 

Finishing:

Untuk mencegah karat dan korosi, tiang triangle biasanya dilapisi dengan cat, dan bagian-bagian seperti sling baja dan mur baut juga diperhatikan.