Sabtu Legi 18 Desember 2013, dinas pariwisata dan kebudayaan kota yogyakarta meresmikan kampung wisata Kelurahan Gedongkiwo dengan nama Sekar Niti. Pada masa yang sama Pokdarwis dibentuk di tingkat kecamatan Mantrijeron untuk mengampu kampung - kampung wisata di tiga Kelurahan. Baru pada 2021 melalui pergub 20, PORWIS menjadi lembaga tingkat kelurahan. POKDARWIS Kelurahan Gedongkiwo pertama dan resmi dibentuk di tingkat kelurahan pada 13 Oktober 2021, dan mendapat SK Gubernur di bulan Agustus 2023
Dalem Suryowijaya berada di selatan Benteng Baluwarti (timur Plengkung Nirbaya). Bangunan ini memiliki kesamaan nama dengan bangunan lain dengan nama Dalem Suryowijayan. Dalem ini juga dikenal sebagai Dalem Mangkudipuran.
Mulanya, Dalem ini merupakan tempat tinggal GBPH. Suryowijoyo, putra ke 21 Hamengku Buwono VIII. Meskipun sebagai kediaman pangeran, dalem ini tidak serta merta dijadikan nama wilayah seperti dalem lainnya.
Gaya arsitektur dalem pangeran di Yogyakarta didominasi oleh gaya tradisional Jawa, tak terkecuali Dalem Suryowijayan ini. Langgam bangunan tradisional Jawa yang dapat dijumpai pada bangunan ini antara lain adanya kuncungan (kanopi) yang menggunakan atap bertipe kampung. Seperti dalem pada umumnya, kuncungan biasanya terhubung langsung dengan pendapa yang beratap joglo sinom. Pada bagian pendapa tersebut juga dapat dijumpai lampu robyong yang menggantung pada dada paesi. Pada dalem ini, masih dapat dijumpai pasren dengan keberadaan patung Loro Blonyo.
Secara umum, dalem ini masih banyak mempertahankan keasliannya. Meskipun pada bagian lantainya sudah di-keramik, bangunan ini masih menunjukkan tapak keasliannya sebagai bangunan yang bernuansa tradisonal Jawa.
Keberadaan Prajurit Keraton Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari perang antara Pangeran Mangkubumi melawan VOC (1746-1755). Prajurit Dhaeng, yang berasal dari Sulawesi. Pasukan ini didatangkan ke Jawa dan menjadi bagian dari kekuatan Raden Mas Said. Awalnya Pangeran Mangkubumi (yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I) dan Raden Mas Said bersekutu. Tapi terjadi perselisihan yang berujung pada perceraian Raden Mas Said dengan istrinya, Ratu Bendara, yang merupakan putri dari Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Raden Mas Said kemudian memulangkan mantan istrinya itu dengan pengawalan prajurit pilihan yang tidak lain adalah Prajurit Dhaeng. Sesampainya di Keraton Yogyakarta, rombongan ini disambut dengan sangat baik oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Atas keramahan itu, Prajurit Dhaeng memutuskan tidak pulang dan malah mengabdi setia kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I. Cikalbakal kampung prajurit daengan berdiri tepatnya pada masa pemerintahan Sultan HB IV (1814-1822). dimana kebijakan Sultan HB IV untuk memindahkan seluruh pemukiman prajurit di dalam benteng kepemukiman baru mengelilingi luar benteng kraton membentuk tapal kuda dari timur selatan hingga barat.
Nikmati perayaan tradisi di kampung wisata Sekar Niti Gedongkiwo
Wisata budaya tradisi kirab budaya dalam tradisi Apeman.
Nikmati makanan kas kampung wisata Sekar Niti Gedongkiwo
olahan tahu
bajigur
jadah manten
wedang uwuh
jalan-jalan arsitektur kampung wisata Sekar Niti Gedongkiwo
joglo ndalem suryowijayan
joglo ndalem condronegaran
masjid tawangsari
gereja katolik pugeran
benteng baluarti
plengkung jagabaya
stanplat kereta api dongkelan jogja jalur selatan
joglo ndalem surjaden