GESER KE SAMPING UNTUK MELIHAT FOTO KEGIATAN
GESER KE SAMPING UNTUK MELIHAT FOTO KEGIATAN
FOTO FOTO UPACARA HARI GURU DI DEPAN KANTOR BUPATI
Pelantikan Kepala sekolah tahun Pelajaran 2020-2021
FOTO GURU GURU SAAT KEGIATAN DI SEKOLAH
Pembagian Piala dan hadiah untuk siswa yang mendapatkan peringkat.
SEBELUM DI RENOVASI DAN SESUDAH
Kegiatan mengajar di dalam kelas oleh Bu Lastimah
Salah satu asesor Tim Akreditasi melakukan observasi langsung ke kelas
Oktober 2019
Salah satu asesor Tim Akreditasi melakukan observasi langsung ke kelas
Oktober 2019
Siswa membaca di Ruang Perpustakaan
kegiatan di luar kelas
Kegiatan di dalam perpustakaan
Petugas kesehatan dari pukesmas memeriksa siswa dan memberikan himbuan "Kesehatan"
kegiatan belajar
Berdoa bersama di halaman sekolah sebelum masuk kelas
mengukur tinggi anak
upacara bendera di halaman sekolah
kegiatan olahraga
Cerpen
Buddha lahir dengan nama Siddharta Gautama pada abad ke 6 SM. Nama Siddharta berarti ‘dia yang memperoleh tujuannya.’ Ia merupakan soerang anak raja yang menjadi pemimpin bagi sukunya. Ibunya meninggal 7 hari setelah kelahirannya.
Pada dasarnya, ia sudah diramalkan akan menjadi seorang raja yang bijaksana atau seorang pemimpin agama yang besar. Biar begitu, masa kecil Siddharta Gautama dihabiskan di istana.
Ayahnya mencegahnya dari semua kejahatan dan kesedihan manusia dan kehidupan, sehingga ia hidup tanpa pengetahuan tentang hidup dan pengetahuan mengenai agama.
Ketika ia berumur 20 tahun, Siddharta Gautama untuk pertama kalinya keluar dari istana. Ia terkejut melihat kenyataan di luar istana. Ia melihat banyak hal yang sebelumnya ia tidak ketahui, yaitu kelemahan-kelemahan manusia.
Ketika ia melihat orang tua, ia menyadari bahwa semua manusia akan menjadi tua. Perjalanan menyentuh hati di luar istana itu membuatnya bertemu dengan orang sakit, mayat manusia, dan seorang petapa.
Pengiring kereta berkata bahwa bertapa berarti meninggalkan dunia untuk menghindarkan ketakutan manusia akan kematian dan penderitaan. Siddharta mulai diyakinkan dengan semua yang ia lihat kala itu.
Pada usia ke 29, ia memutuskan untuk meninggalkan kerajaan, istri dan anaknya untuk masuk dalam hidup bermeditasi. Ia ingin menghilangkan penderitaan manusia.
Dalam masa 6 tahun pertamanya, Siddharta Gautama hidup dalam hidup bermeditasi dan menggunakan pengajaran yang diberikan gurunya sebagai panduan. Caranya bermeditasi cukup membuat orang terkagum dan mengikuti caranya.
Ia selalu mencari kebijaksanaan akan semua masalah hidup yang ia hadapi. Ketika jawaban tidak ia temukan, ia terus bermeditasi untuk menemukan jawaban.
Ia mengesampingkan rasa sakit di tubuhnya, rasa lapar di perutnya, dan dahaga di tubuhnya. Usaha yang keras itu tetap tidak bisa memuaskan dirinya, hingga sampai seorang anak memberinya semangkuk nasi.
Siddharta menerimanya dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa kesetaraan jasmani bukanlah sarana untuk mencapai pembebasan batin dan hidup dalam kesakitan fisik tidak membantunya dalam mencapai keseimbangan spiritual.
Berawal dari situ, ia kemudian mengajak orang lain untuk hidup dalam keseimbangan, yang ia sebut sebagai ajaran ‘Jalan Tengah.’
Di suatu malam, Siddharta duduk di bawah pohon Boddhi, memaksa untuk tidak bangun sampai kebenaran yang sesungguhnya datang kepadanya. Ia bermeditasi sampai matahari bersinar keesokan harinya.
Ia tetap menjalankan meditasinya, memurnikan pikirannya, dan melihat masa lalunya di dalam pikirannya. Di waktu ini, ia harus menghalau ancaman dari Mara, roh jahat yang menghalangi dirinya menjadi seorang Buddha.
Setelah berhasil mengusir Mara, Siddharta menemukan jawaban dari pertanyaannya selama ini. Di titik ini, Siddharta Gautama telah menjadi Buddha (orang yang disadarkan). Setelah itu, ia kemudian memperoleh ajaran Darma yang menjadi inti dari pengajaran Buddha.
Video yang di Uplod oleh yutube Sd Patria Dharma, menampilkan anak - anak SD Patria Dharma berantusias dan bersemangat dengan kreasi dan Bakat masing masing siswa dan siswi menunjukan kebolehanya dalah "Lomba kreatif 17 Agustus 2020".
Bagian ke dua, Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia. " Indonesia Maju"
Praktik menari yang di lakukan oleh siswa dan siswi kelas 6.
mereka merekam sendiri tanpa bantuan orang lain dan langsung melakukan kegiatan menari. begitu bersemangat anak anak tersebut.
Penerapan kegiatan pembelajaran yang di lakukan di rumah, Dalam Masa Pandemic Covid-19.
"Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini."