Suatu organisasi, berapa pun besarnya baik secara material maupun nonmaterial akan selalu memerlukan pedoman dalam setiap gerak langkahnya termasuk dalam melaksanakan roda organisasi. Ketika suatu organisasi memiliki cita-cita untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan pendiri serta anggota organisasi maka pematangan konsep adalah kunci keberhasilannya.
Pematangan konsep yang dimaksud adalah mempertimbangkan segala hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kinerja organisasi sebelum kita menetapkan suatu kegiatan yang tepat bagi organisasi, keinginan keinginan serta tatacara membangun organisasi tentunya berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan cara untuk mencapai cita cita organisasi sebaiknya terjabarkan dalam suatu program kerja yang disahkan secara bersama, sesuai dengan konstitusi organisasi (AD/ART). Program kerja akan menjadi suatu kebutuhan primer bagi suatu organisasi karena organisasi tanpa memiliki suatu program kerja yang terarah dan terpadu dapat diibaratkan bagaikan orang buta yang mencari kucing hitam dalam gelap malam tanpa cahaya.
Program kerja organisasi baru dapat dibuat dengan sistematis, terarah dan terpadu jika urutan proses menuju pembuatan program kerja telah dilalui dengan baik, artinya organisasi telah memiliki dasar dasar acuan tentang “jiwa” dari program kerja yang dibuat.
Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari suatu organisasi yang terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi pegangan bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi. Program kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita cita organisasi. Ada dua alasan pokok mengapa program kerja perlu disusun oleh suatu organisasi :
1. Efisiensi organisasi
Dengan telah dibuatnya suatu program kerja oleh suatu organisasi maka waktu yang dihabiskan oleh suatu organisasi untuk memikirkan bentuk kegiatan apa saja yang akan dibuat tidak begitu banyak, sehingga waktu yang lain bisa digunakan untuk mengimplementasikan program kerja yang telah dibuat.
2. Efektifitas organisasi
Keefektifan Organisasi juga dapat dilihat dari sisi ini, dimana dengan membuat program kerja oleh suatu organisasi maka selama itu telah direncanakan sinkronisasi kegiatan organisasi antara bagian kepengurusan yang satu dengan bagian kepengurusan yang lainnya.
LATAR BELAKANG
Pada zaman berkembang saat ini pendidikan seni, khususnya Seni Tari merupakan satu diantara wadah para siswa untuk menyalurkan bakat seninya. Pendidikan seni yang diberikan oleh sekolah terdapat pada KBM dan kegiatan ekstrakurikuler. Seni Tari SMK Setia Bhakti Cilawu merupakan salah satu wadah penyaluran bakat seni khususnya Seni Tari yang terdapat di SMK Setia Bhakti Cilawu. Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di Seni Tari yaitu berlatih tentang kemampuan siswa dalam bergerak khususnya menari. Tari sendiri terbagi menjadi beberapa cabang yaitu tari tradisi, tari kreasi dan tari modern. Didalam ekstrakurikuler Seni Tari ini, mengajak siswa untuk berkreativitas khususnya dalam bidang Seni Tari.
Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Sedangkan iker adalah suatu ungkapan jiwa yang di ekspresikan melalui gerak-gerak tubuh kemudian diberi sentuhan seni agar gerak tersebut menjadi selaras dan bernilai estetis. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Seni Tari adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengekspresikan diri mereka melalui gerak-gerak yang indah sehingga terciptalah sebuah gerak tari kreativitas siswa. Pendidikan Seni Tari bertujuan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berekspresi, berapresiasi, berkreasi, membentuk harmoni, dan menciptakan keindahan. Dengan demikian, mereka dapat membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dapat mereka gunakan untuk membantu memecahkan permasalah hidup sehari-hari. Pendidikan Seni Tari juga dapat mengembangkan kepribadiannya.
Pendidikan Seni Tari diharapkan mampu memfasilitasi dan mengakomodir keberagaman masing-masing individu peserta didik maupun keragaman budaya masing-masing daerah, serta budaya nasional dalam rangka menyikapi arus globalisasi. Pendidik dapat membentuk kelompok dalam performan terhadap lagu daerah, sehingga akan membantu peserta didik untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan menumbuhkan sikap toleransi iker mereka. Strategi ini dapat memberikan pengalaman dan kesadaran, serta kepedulian peserta didik akan keberagaman kultur, dan akhirnya akan mengurangi prasangka terhadap etnis iker peserta didik atau etnis kelompok lain. Sehingga dengan pengurangan prasangka justru akan menumbuhkan sikap terbuka dan terjalinnya kerjasama, serta iklim kultur yang positif.
Pendidikan Seni Tari dapat merangsang peserta didik untuk berkreativitas. Yaitu kreatif dalam berkreasi dengan berbagai gerak-gerak yang bervariasi. Aktivitas-aktivitas demikian tidak hanya membentuk kreativitas di bidang Seni Tari saja, tetapi dapat mengembangkan pola iker kreatif yang sangat berguna untuk menjalani hidup di masa depan.
-Balangga Carika Candrakanti-