Young Researcher Award 2025: Merayakan Dedikasi Periset Muda Indonesia
Jakarta - Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) kembali meneguhkan komitmennya untuk menumbuhkan optimisme dan mendampingi bangsa dalam perjalanan menuju panggung Nobel. Melalui tema besar “Bridging to The Nobel Prize”, PPI menghadirkan program berkelanjutan Young Researcher Award (YRA) 2025, yang mencapai puncaknya pada Acara Penganugerahan YRA 2025, Selasa, 16 Desember 2025, di Ballroom BRIN, Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Selatan.
Suasana Penganugerahan
Ballroom BRIN lantai 2 sejak pagi terasa dipenuhi aura kebanggaan. Kilau lampu kristal berpadu dengan semangat muda yang membara. Para finalis hadir dengan senyum penuh harapan, sementara tamu undangan dari kalangan akademisi, industri, dan pemerintahan menyambut dengan tepuk tangan meriah.
“Bagi saya, YRA bukan sekadar penghargaan. Ini adalah panggung yang membuktikan bahwa riset anak bangsa bisa bersuara di dunia internasional,” ujar salah satu finalis dengan mata berbinar.
Lebih dari Sekadar Penghargaan
YRA bukan hanya selebrasi prestasi. Ia lahir sebagai wadah kolaboratif yang memberikan pengakuan, apresiasi, dan ruang ekspresi bagi periset muda Indonesia—baik peneliti, perekayasa, maupun dosen—yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa melalui karya risetnya. Program ini dirancang sebagai ekosistem lintas disiplin yang memicu sinergi, kolaborasi, inspirasi, serta membuka peluang riset dan inovasi berkelanjutan.
Tema “Bridging to the Nobel Prize” menegaskan pentingnya menjembatani riset nasional dengan praktik riset, teknologi, dan inovasi kelas dunia. PPI menekankan kebaruan ilmiah, kekuatan metodologi, relevansi terhadap tantangan global, serta kontribusi nyata riset bagi kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan.
Penghargaan dan Harapan
Berdasarkan Keputusan Nomor KEP-13/PP/PPI/XI/2025, PPI menetapkan finalis dan pemenang YRA 2025 dalam tiga kategori: peneliti, perekayasa, dan dosen. Para peserta, kandidat, finalis, hingga pemenang memperoleh penghargaan berupa e-sertifikat, sementara finalis menerima sertifikat fisik dan apresiasi berupa hadiah uang tunai sebagai bentuk dukungan atas kiprah mereka.
“Penghargaan ini adalah dorongan moral yang luar biasa. Kami merasa riset kami tidak hanya dihargai, tetapi juga dipercaya untuk memberi dampak nyata,” ungkap salah seorang Periset Muda Berprestasi yang menerima masuk menjadi finlalis penghargaan.
Menatap Masa Depan
Dengan semangat ini, YRA menjadi simbol perjalanan Indonesia menuju pengakuan global, sekaligus meneguhkan keyakinan bahwa riset anak bangsa mampu memberi kontribusi nyata bagi dunia.
🎖️ PROFIL - PENERIMA PENGHARGAAN YOUNG RESEARCHER AWARD
Indonesia kembali meneguhkan kiprahnya di panggung riset global. Dalam ajang Young Researcher Award (YRA) 2025, kategori Peneliti dianugerahkan kepada Ir. Rezzy Eko Caraka, M.Sc (RES), Ph.D, seorang periset muda dari Pusat Riset Sains Data dan Informasi, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Rezzy dikenal sebagai sosok yang konsisten menghadirkan inovasi nyata di bidang sains data dan kecerdasan buatan (AI). Karya-karyanya bukan hanya memperkuat fondasi teknologi nasional, tetapi juga membuka jalan menuju kemandirian dan keberlanjutan riset Indonesia.
Dalam kurun waktu 2021–2025, Rezzy telah menorehkan sederet pencapaian internasional dan nasional, di antaranya:
Masuk daftar Top 2% AI Researcher Stanford University (2022–2025).
Meraih Best Researcher OREI PRSDI BRIN selama tiga tahun berturut-turut (2023–2025).
Mendapat penghargaan Inspirational Youth for Indonesia’s Vision 2025, Elshinta National Award.
Menjadi Delegasi BRIN pada 38th Khwarizmi International Award, Iran (2025).
Dinobatkan sebagai Pemuda Inspiratif Bidang Sains dan Teknologi, Kemenpora (2024).
Rezzy Eko Caraka dikenal sebagai peneliti yang produktif dengan sederet inovasi di bidang data sains dan kecerdasan buatan:
Albatross Analytics – Platform analitik statistik untuk membantu peneliti lintas disiplin mengolah dan mengekstraksi insight dari data kompleks.
HSEM (Hierarchical Structural Equation Model) – R Package – Paket R untuk membangun dan mengestimasi model struktural dengan pendekatan hierarchical likelihood.
NASPACLUST – R Package – Analisis klaster spasial berbasis fuzzy clustering dengan algoritma optimasi untuk akurasi tinggi.
Reduksi Big Data Analytics untuk ADHD – Kerangka analitik neuroimaging guna mengungkap pola konektivitas voxel pada studi ADHD.
STATCAL – Aplikasi statistik gratis berbasis web dan offline, telah diunduh lebih dari 20.000 kali, populer di kalangan akademisi dan bisnis.
Big Data untuk 17 SDGs – Analisis komprehensif yang menghasilkan artikel berimpak tinggi dengan lebih dari 2.400 sitasi di Scopus (H-index 24) dan 4.830 sitasi di Google Scholar (H-index 34), serta rekomendasi kebijakan pemerintah dan pemanfaatan industri.
🟩 Narasi Inspiratif
Bagi Rezzy, menjadi data scientist berarti menjadikan kreativitas sebagai syarat utama. “Kita tidak bisa berhenti di angka. Data hari ini datang dari teks, citra, audio, sensor, dan perilaku manusia. Semuanya harus bisa diolah menjadi insight yang relevan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kekuatan data sains ada pada kemampuannya menggerakkan perubahan. Analisis yang solid harus terhubung dengan SDGs, keberlanjutan, dan keputusan strategis yang berdampak nyata. Karena itu, ia berpegang pada tiga prinsip:
Open Science untuk transparansi,
Open Innovation untuk percepatan,
Open Collaboration agar riset dimanfaatkan lintas helix—pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat.
Rezzy tidak tertarik mengejar kesan “menguasai banyak hal”. Fokusnya sederhana: setiap persoalan punya struktur, dan jika strukturnya jelas, domain apa pun bisa dipecahkan. “Saya tidak memisahkan pekerjaan berdasarkan bidang. Yang saya bedah selalu logika masalahnya,” katanya.
Baginya, data bukan sekadar alat presentasi, melainkan alat intervensi. Visual yang indah tanpa keputusan yang berubah tidak ada nilainya. Model canggih yang tidak bisa diterapkan juga tidak berarti apa-apa. Yang penting adalah bagaimana data mempersingkat langkah, mengurangi risiko, dan memperluas ruang gerak.
“Peran saya ada di situ: memastikan analisis berubah menjadi tindakan yang terukur, sistematis, dan berdampak. Selama masih ada proses yang bisa dibuat lebih efisien atau keputusan yang bisa dibuat lebih presisi, saya akan selalu masuk ke sana,” tegasnya.
Jejak yang ditinggalkan Rezzy membuktikan bahwa sains, ketika dijalankan dengan visi, integritas, dan kolaborasi, mampu memberi pengaruh lebih besar dari diri peneliti itu sendiri—jejak yang akan terus membentuk masa depan riset Indonesia.
Indonesia kembali meneguhkan kiprahnya di panggung riset global. Dalam ajang Young Researcher Award (YRA) 2025, kategori Perekayasa dianugerahkan kepada Yanuar Sigit Pramana, S.T., M.Si. sosok Periset Perekayasa Muda dari Pusat Riset Teknologi Proses, Organisasi Riset Energi dan Manufaktur, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Yanuar dikenal sebagai sosok yang konsisten menghadirkan inovasi teknologi proses agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, khususnya komoditas berbasis pati dan selulosa. Melalui pendekatan rekayasa proses yang presisi, ia membuktikan bahwa biomassa Nusantara tidak hanya bernilai akademik, tetapi dapat ditingkatkan menjadi material strategis bagi sektor energi, pangan, dan farmasi. Karya-karyanya tidak berhenti di laboratorium atau publikasi ilmiah, melainkan telah diproduksi, diuji, dan dimanfaatkan langsung oleh industri.
(sedang menunggu profil singkat pemenang)
🎖️ PENERIMA PENGHARGAAN YOUNG RESEARCHER AWARD (YRA)
⭐ Penerima Penghargaan Periset Muda Berprestasi 2025—Kategori Peneliti
Outstanding Individual of Young Researcher Award 2025—Researchers Category
⭐ Penerima Penghargaan Periset Muda Berprestasi 2025—Kategori Insinyur
Outstanding Individual of Young Researcher Award 2025—Engineers Category
⭐ Penerima Penghargaan Periset Muda Berprestasi 2025 —Kategori Dosen
Outstanding Individual of Young Researcher Award 2025—Lecturers Category
RANDI AZMI
CHINESE UNIVERSITY
OF HONG KONG (CUHK)
AQSA SYAUQI
UNIVERISTAS DIPONEGORO (UNDIP)
REZZY CARAKA
BADAN RISET INOVASI NASIONAL
ANDRI FREDIANSYAH
BADAN RISET INOVASI NASIONAL
YANUAR SIGIT
BADAN RISET INOVASI NASIONAL
WEMA AUGUSTIA
PT ORGANIK INTI INDONESIA
LUSI ERNAWATI
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN (ITK)
BUNTORA PASARIBU
UNIVERISTAS PADJAJARAN (UNPAD)
PAULA MARIANA
UNIVERSITAS MUHAMAADIYAH KALIMANTAN TIMUR (UMKT)
DIMAS RAHADIAN
UNIVERISTAS SEBELAS MARET (UNS)
LINDUNG ZALBUIN
UNIVERSITAS BENGKULU (UNIB)