SEJARAH BERDIRINYA DESA NGINO
Desa Ngino adalah sebuah Desa yang berada di kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, di bagi menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Ngino, Dusun Kaliawen Timur dan Dusun Kaliawen Barat, yang mayoritas mata pencahariannya adalah petani. Dari ke 3 Dusun tersebut mempunyai sejarah dan asal muasal berbeda, Dusun Ngino lah yang memiliki asal muasal paling Tua di banding 2 Dusun lain. Dengan kearifan lokal para sesepuh pada saat itu ke 3 Dusun dijadikan menjadi satu yaitu DESA NGINO.
Kapan Desa Ngino terbentuk? dan siapa pemegang kuasa atau kepala Desa yang pertama, untuk mengurai dan mengetahuinya tidak ada keterangan yang jelas, data outentikpun sulit di temukan, hanya melalui puing puing yang berserakan, bekas peninggalan melalui kumpulan cerita dari orang tua tua dahulu yang masih tersimpan rapi oleh anak cucunya mampu terungkap walau jauh dari kesempurnaan.
Menurut sejarah dan pitutur para tokoh sesepuh Desa Ngino, Runtuhnya Majapahit menjadi berkah bagi Kerajaan islam Demak, para Wali Songo sebagai pengawal tongkat komando cepat dan tanggap, Untuk memperkuat kekuasaan dan penyebaran agama islam di utuslah para prajurit masuk kantong kantong basis Hindu Budha termasuk Ngino yang pada saat Kadiri pada zamannya di bawah kuasa Kerajaan Kadiri Dhoho.
Konon, ada tokoh bernama Kek Ganteng dan Kyai Boto Putih ( Mbah Sentanan ) utusan dari Demak ada juga yang mengatakan pelarian dari Majapahit tetapi sudah Islam, Kek Ganteng terdampar dan menetap di sebuah pardesan, begitu Kyai Boto Putih berjumpa dan mengetahui diapun menyebut Jegle atau menetap, inilah awal mula nama JEGLES, saat ini Jegles masuk Dusun Ngino, sedangkan Sentanan Jegles juga di sebut Krajan / Kerajaan pusat pemerintahan Desa sampai sekarang. Tak ayal nama surat resmi Desa dengan nama Jalan Raya Sentana Ngino, suatu penghormatan dan pengakuan terhadap kronologi tempo dulu.
Kek Ganteng bukan hanya prajurit sakti mandra guna, akan tetapi juga ahli politik, karena itu Penguasa mengangkatnya sebagai Pemimpin (kepala kelurahan) Ngino. Kakek Ganteng Wafat dan di makamkan di Dusun Jegles ujung selatan dekat dengan kebun kelapa.
Kek Ganteng bersama Kyai Boto Putih di ibaratkan dua sisi uang keping emas, Mbah Boto Putih berkiprah di bidang dakwah sedangkan Kek Ganteng ada di jalur Pemerintahan / Ulama Umaro, tak ayal sampai sekarang antara Ulama dan Umaro di Ngino selalu bergandengan tangan saling melengkapi sesuai bidangnya masing masing.merekalah cikal bakal yang membuka lahan BABAD ALAS NGINO.
Apakah Sentanan itu, Sentono artinya tempat atau Makam bisa juga Petilasan, sedangkan nama Boto Putih nama samaran, sebab di masa itu mungkin banyak musuh yang ingin menghentikan dakwahnya, demi keselamatannya nama beliau di rahasiakan, karena itu menghinakan diri/uzlah dengan Ino, di sebutlah Ngino, sekarang Desa Ngino memiliki luas 281,740 ha dengan di bagi 3 Dusun yaitu Ngino, Kaliawen Timur dan Kaliawen Barat.
Dahulu kala Kaliawen Timur/Wetan berdiri Pondok Pesantern bernama Jamsaren, Pendirinya Seorang Ulama/Kyai Besar Jawa pendukung bekobarnya perang Diponegoro yang melarikan diri beserta santrinya Dusun Kaliawen Wetan/Timur yang Wafat dan dimakamkan di kompleks Makam Santren yang terletak disebelah Wetan/Timur Kali Desa Ngino yaitu Dusun Kaliawen Timur/Wetan.
Dusun Kaliawen Barat/Kulon adalah yang terletak Barat/Kulon Kali Desa Ngino, terdapat sebuah makam
Asal muasal nama Dusun Kaliawen Timur dan Dusun Kaliawen Barat adalah di Desa Ngino terbentang Sungai Besar namanya Kali Kedung yang di sebelah Wetan/Timur ada Dusun namanya Kaliawen Wetan yang Sekarang Kaliawen Timur dan di sebelah kulon/barat ada kaliawen kulon yang sekarang dkenal dengan Dusun kaliawen Barat.
Kharisma Kyai Boto Putih sangat terkenal hingga menjadi buah bibir masyarakat dari wilayah lain, akhirnya banyaklah yang berdatangan untuk berguru belajar ilmu agama, waktu terus berjalan peradaban tertata dengan baik, Kyai Boto Putih terkenal dan menjadi panutan, namun beliau hidup bersahaya rendah hati bahkan rela menghinakan diri ngino ino.
Versi lain tentang nama Ngino, konon apabila ada warga yang berbuat onar dan kejahatan lainnya maka di bawalah ke sebuah tempat untuk di ganjar dengan di saksikan masyarakat luas untuk di olok olok/dihina di Ino ino, kini petilasan sentanan dan makam mbah Kyai Boto Putih masih terawat dengan baik, tepatnya ada di pemakaman umum Jegles sebelah utara, sedangkan makam Kakek Ganteng tidak ada jejaknya, suatu bentuk tradisi untuk mengenang jasa beliau, maka setiap tahun sehabis panen raya pada hari Jumat Pahing diadakan peringatan Bersih Desa dengan membuat nasi tumpeng panggang ayam utuh dengan syarat tidak boleh dicicipi/ dirasakan lezatnya terkecuali selesai di doakan, ini suatu bentuk lambang dan simbol ke ihlasan bershodaqoh yang di pusatkan di balai Desa ( sebelumnya di lokasi sentanan ) .. melalui perjuangan para tokoh agama, juga pengetahuan masyarakat semakin paham dan kuat, sebelum tahun 1945 an ada di sentanan dengan hiburan Tayuban /ledek, kini sudah bertempat di Balai Desa dengan tausiah Tahlil dan doa di rangkai juga tahlil untuk para sesepuh kususnya mantan pamong desa yang sudah wafat.