Dalam sebuah ayat, Allah ta’ala berfirman:
وَذَرُوا۟ ظَٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا۟ يَقْتَرِفُونَ
“Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.“ (QS. Al An’aam: 120)
Ayat Allah yang mulia ini mengingatkan manusia tentang dua macam dosa yang menimpa manusia. Keduanya sama-sama berbahaya dan wajib ditinggalkan. Dosa itu adalah dosa zahir (terlihat dan terdengar) dan dosa batin (kemaksiatan hati). Sebagaimana istilah itu sendiri, dosa zahir merupakan bentuk dosa yang jelas tampak di depan kasat mata kita, atau terdengar oleh telinga kita. Contohnya seperti minum khamr, zina, judi, membunuh, ghibah, mengadu domba dan lain-lain. Sedangkan dosa batin adalah dosa yang sifatnya tersembunyi, menyangkut dengan hati kita masing-masing, contohnya; sombong, hasad, congkak, riya’ dan lan sebagainya.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Padahal bila kita telusuri lebih dalam tentang wejangan para ulama dalam hal ini, maka kita akan menyimpulkan bahwa dosa batin yang sulit kita hindari itu justru lebih berbahaya daripada dosa zahir. Mengapa demikian? Mari kita mulai dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Nu’aim bin Basyir, Nabi SAW bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia baik, baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maknanya, sumber kerusakan yang terjadi pada manusia justru bermula dari rusaknya hati karena maksiat-maksiat yang menutupinya. Efeknya, ketika hati rusak maka jasad manusia pun ikut terbawa kepada kerusakan. Karena itu, dalam makna yang lebih luas, hadis ini ada kaitannya dengan sabda Nabi SAW
إِنَّ الله لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلاَ إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk-bentuk tubuh dan harta-harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amal-amal kalian,” (HR. Muslim)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dosa zahir umunya terjadi karena adanya dosa batin, ketika hatinya rusak dengan maksiat-maksiat batin maka hal itu akan membawa pengaruh kepada raganya untuk bertindak dengan maksiat yang zahir. Dosa pertama kali yang dilakukan oleh anak adam di muka bumi menjadi contoh yang cukup nyata. Yaitu ketika hati Qabil memiliki hasad kepada Habil yang kemudian berujung kepada pembunuhan.
Karena itu, dalam kitab Zaadul Masiir (9/276), Imam Ibnul Jauzi berkata, “Hasad adalah (termasuk) tabiat yang terjelek. Ia menjadi penyebab adanya maksiat pertama kali di langit, yaitu hasad iblis kepada Nabi Adam ‘alahis salam dan penyebab adanya maksiat pertama kali di muka bumi, yaitu hasad Qabil kepada Habil,”