Teks Firman Tuhan : Roma 8:31-39
Tema : “Tidak Ada Yang Dapat Memisahkan Kita Dari Kasih Kristus”
Pengkhotbah : Ev. Sulianus Susanto, M.Th
Pendahuluan
Tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh pengikut Kristus tidaklah mudah. Tantangan itu terkadang berasal dari eksternal kekristenan itu sendiri yaitu ajaran sesat, hidup di tengah minoritas, penganiayaan, pembakaran gereja, ideologi yang tidak mendukung, budaya dan kebiasaan serta tantangan lainnya yang terus bergejolak hingga saat ini. Selain itu tantangan dari internal gereja pun kerap kali terjadi, baik itu masalah keuangan, masalah doktrinal, masalah jemaat, masalah moralitas hamba Tuhan, masalah ini dan itu serta yang lainnya
Inti Khotbah :
Awal mula kejatuhan manusia
Status hidup manusia setelah kejatuhan
Pembebasan manusia dari dosa
Status manusia setelah bebas dari dosa
Tugas dan tanggung jawab manusia yang sudah dibebaskan
Aplikasinya
Tidak ada yang dapat merampas hak kita lagi jika sudah menyerahkan total hidup kita kepada Tuhan. Ingatlah penyerahan total kehidupan kita jangan setengah-setengah, sebab jika kita tidak ada penyerahan total kehidupan kita maka kemungkinan terseret arus akan lebih besar.
Teks Firman Tuhan : Efesus 2:1-10
Tema : Bangkit Dari Kematian
Pengkhotbah : Pdt. Romelus Blegur, M.Th
Hakekat Kematian Sebagai Konsekuensi Dosa
Dosa (Yun. hamartia) merupakan pelanggaran yang sangat radikal di hadapan Allah dan dampaknya tidak dapat ditolerir dan tidak dapat dikompromikan.
Konsekuensi dosa adalah kematian (kematian, Yun. nekros).
Kematian tidak dapat diatasi dengan alasan dan tindakan-tindakan moral-etis manusia.
Kematian itu universal, karena itu tidak ada seorang pun yang pernah bebas darinya (ay. 1-3)
Secara hakiki, kematian bersifat lampau, kekinian dan menuju ke masa depan, serta berdampak kekal.
Problem Kebangkitan : Apakah Mungkin?
Bertolak dari keseriusan dosa, maka kebangkitan menjadi mustahil bagi manusia.
“Bangkit” yang dimaksudkan di sini bukanlah persoalan sepele, sebab “Bangkit” bukanlah persoalan manusiawi yang dapat diperoleh kapan saja dan di mana saja.
Sebaliknya,
“Bangkit” adalah problem teologis yang tidak mungkin dapat dicapai melalui upaya manusia. Karena itu, “kebangkitan” sebetulnya merupakan persoalan yang mustahil bagi usaha manusia.
Kebangkitan Kristen Sebagai Konfirmasi
Landasan kebangkitan:
Kekayaan Rahmat Allah, oleh kasih-Nya (ay. 4)
Di dalam Kristus Allah membangkitkan kita (ay. 6)
Tujuan Kebangkitan
Menunjukkan kelimpahan kasih-Nya pada masa yang akan datang (ay. 7)
Konfirmasi atas kebangkitan
Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik (ay. 10).
Penutup
Kebangkitan dari kematian hanya dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus, dengan kekayaan rahmat dan kasih karunia-Nya.
Teks Firman Tuhan : Kolose 3:1-4
Tema : “Kebangkitan-Nya Mengubah Hidup dan Matiku”
Pengkhotbah : Ev. Marselinus L. Kaho, S.Th
Inti Khotbah :
Hidup : menjadi lebih fokus pada kehidupan yang akan datang (ay. 1-2)
Kematian : akan mendapat tempat bersama Kristus di Sorga (ay. 3-4)
Teks Firman Tuhan : Kisah Para Rasul 2:41:47
Tema : “Kasih Allah Menguasai dan Menggerakkan Persekutuan”
Pengkhotbah : Pdt. Romelus Blegur
Inti Khotbah :
Apa itu persekutuan?
Menurut John Stott Persekutuan (koinonia) terkait dengan apa yang kita bagikan bersama, lakukan bersama dan berkumpul dalam satu lingkaran, saling berhadapan satu dengan yang lainnya. Kasih Allah terpancar melalui Koinonia.
Dasar Persekutuan
Para Rasul tidak membangun persekutuan di atas dasar kompetensi mereka, melainkan mereka bergantung pada status yang dikaruniakan kepada mereka yaitu “rasul/apostle”(saksi langsung peristiwa Yesus Kristus). Ungkapan-ungkapan mereka yang kemudian menjadi medium persekutuan adalah logos, bukan atas kebijaksanaan kemanusiawian mereka yang rapuh.
Realisasi Persekutuan
Mereka bertekun dan dengan sehati berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka menunjukan kualitas kebersamaan dengan menjadi komunitas yang berbagi satu dengan yang lainnya (ay. 42,44-46). Mereka menjadi jemaat Tuhan yang takut (hormat) pada otoritas ilahi (ay. 43); mereka menjadi komunitas yang menyembah (ay. 47). Dampaknya, jumlah jiwa mereka semakin bertambah karena hidup dan persekutuan mereka memancarkan kesukaan bagi orang lain.
Refleksi : Mari kita mengevaluasi dan membangun persekutuan kita dengan bercermin pada cara hidup jemaat mula-mula.
Teks : Markus 1:40-45
Tema : “Kuasa Yesus Kristus atas Sakit Penyakit”
Pengkhotbah : Sdr. Setyohu
Inti Khotbah
Sejauh apa kuasa Yesus atas sakit penyakit? (ay 40; 42)
Yesus Kristus berkuasa menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Seorang yang sakit kusta (Lukas = penuh kusta) datang kepada Yesus
Realita penyakit kusta (J.H Bavink)
tidak boleh bergaul (jaga jarak 2 meter)
tidak boleh dijamah
tidak ada obatnya
tidak dapat dipulihkan
dipandang sebagai kutukan
tidak memperoleh belas kasihan
Penyakit itu lenyap dan orang itu menjadi tahir (bersih = jasmani+rohani) ay 42.
Yesus berkenan memulihkan orang beriman (ay 40-41)
Orang itu datang, berlutut, memohon kepada Yesus
Menyatakan imannya “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
orang itu sama sekali tidak memiliki kekuatan/kesempatan bahkan harapan untuk sembuh
tidak memiliki alternatif lain untuk kesembuhannya
tidak memiliki tempat untuk mengadu
tidak memiliki sesuatupun untuk dibanggakan
Yesus menyatakan kuasa-Nya melalui Firman/Perkataan-Nya (ay 41)
Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan
Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu
Yesus menyatakan “Aku mau, jadilah engkau tahir”
Kalimat perintah “…jadilah tahir!”
Yesus menghendaki supaya orang memuliakan Allah (ay 44)
Peristiwa itu tidak boleh diketahui orang lain
Orang tersebut harus menunjukan dirinya kepada imam
Mempersembahkan persembahan untuk pentahirannya
Namun, orang tersebut justru tidak mentaati perintah Tuhan Yesus Kristus. (Hal tersebut menghambat pelayanan)
Kesimpulan
Kuasa Yesus Kristus sanggup memulihkan seseorang secara jasmani dari penyakit yang bahkan tidak dapat disembuhkan menurut ukuran manusia. Pemulihan yang Yesus nyatakan bukan hanya secara jasmani namun juga secara rohani sehingga orang yang dipulihkan Yesus juga mengalami pembenaran. Oleh karena itu hendaklah orang yang telah dipulihkan oleh kuasa Yesus Kristus mempersembahkan hidupnya untuk memuliakan Allah.
Teks : Matius 18:21-35
Tema : “Kasih Allah Sebagai Dasar Untuk Mengampuni Sesama”
Pengkhotbah : Pdt. Hari Wahyudi
Inti Khotbah :
Keadaan manusia yang tidak berdaya di hadapan Allah (ay. 25-26)
Pengampunan adalah anugerah Allah (ay. 27)
Dasar pengampunan Allah untuk mengampuni sesama (ay. 32-33)
Ada hukuman bagi orang yang tidak mengampuni (ay. 34-35)
Teks Firman Tuhan : Filipi 2:1-11
Tema : “Melayani Dengan Kerendahan Hati”
Pengkhotbah : Ev. Sonya D. Atty
Inti Khotbah :
Bagaimana caranya agar kita bisa melayani dengan kerendahan hati seperti Kristus?
Menjadikan Kristus sebagai teladan (ay 1)
Hidup dalam satu tujuan (ay 10-11)
Memiliki hati hamba (ay 6-7)
Teks Firman Tuhan : Mazmur 37:1-40
Tema : “Tuhan Yang Memelihara”
Pengkhotbah : Pdt. Savior Sampe Polan
Inti Khotbah :
Percaya Kepada Tuhan (ay 3)
Menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan (ay 5)
Berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan-Nya (ay 7)
Teks Firman Tuhan : Yohanes 1:1-18
Tema : “Mengenal Yesus Sang Firman”
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Yohanis Kotte
Miliaran manusia belum mengenal Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Mungkin sudah mendengar nama Yesus namun tidak percaya kepada-Nya atau mungkin percaya kepada-Nya tetapi tidak menerima-Nya dalam hati dan bergaul karib dengan-Nya. Apa tips mengenal Yesus, Sang Firman?
Tips mengenal Yesus, Sang Firman
Percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia (12b dan14)
Menerima-Nya dalam hati (ay. 10-12a)
Mengalami kelahiran baru (ay. 13)
Membaca Firman Tuhan dengan teliti, cermat, cerdas dan komprehensif dalam hidupnya (ay. 1-5)
Kesimpulan :
Mengenal Yesus Sang Firman tidak terlepas dari praexistensi, eksistensi dan karya-Nya yang spektakuler, ajaib perkasa dan menuntun siapapun manusia yang percaya kepada-Nya dan menikmati dalam kekekalan
Mengenal Yesus Sang Firman artinya menuntun sikap atau respon percaya, menerima dan mengalami kelahiran baru sebagai awal pertumbuhan rohani dengan membaca, merenungkan firman. Selain pengenalan lebih mendalam juga menuntun untuk tetap menjaga relasi yang benar dengan Tuhan dalam firman.
Amin.
Teks Firman Tuhan : Kejadian 3:1-19
Tema : “Dosa dan Akibatnya”
Pengkhotbah : Ev. Sonya Debora Atty
Inti Khotbah :
Apa yang menjadi dosa manusia pertama?
Memberi celah kepada Iblis (ay. 2)
Tidak adanya penguasaan diri (ay. 6)
Tidak adanya pengakuan kepada Allah dan lebih memilih bersembunyi (ay. 8)
Apa yang menjadi akibat perbuatan dosa?
Dosa yang diperbuat oleh manusia pertama berdampak hingga saat ini
Kehilangan persekutuan dengan Allah
Perubahan keadaan manusia
Manusia mengalami kematian rohani
Teks Firman Tuhan : Kejadian 45:1-5
Tema : “Rancangan Allah Selalu Baik Bagi Masa Depan Umat-Nya”
Pengkhotbah : Ev. Dolfina Latekay
Inti Khotbah :
Pemeliharaan Allah Selalu Nyata
Pemeliharaan Allah harus menjadi kesaksian yang nyata
Teks Firman Tuhan : Matius 9:27-31
Tema : “Iman yang Menyembuhkan”
Pengkhotbah : Ev. Sulianus Susanto
Pendahuluan
Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman merupakan sebuah pengakuan kita kepada Tuhan bahwa kita mengakui Dia adalah Tuhan Allah yang menciptakan langit dan bumi serta isinya serta memilihara kehidupan manusia.
Dari perenungan kita hari ini apa point penting
Iman adalah tekad yang kuat (Ayat 27)
Iman adalah percaya (Ayat 28)
Berkat atas iman (Ayat 29-30)
Iman kita harus menjadi kesaksian bagi kepada Dunia (30-31)
Aplikasi
Kedua orang buta ini melambangkan kebutaan manusia terhadap kebenaran, buta akan kasih, buta akan keadilan, serta buta akan hati Nurani.
Kedua orang buta ini mengajarkan kita untuk aktif datang kepada Tuhan.
Kedua orang buta ini juga mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menyaksikan iman kita kepada dunia ini biar dunia tahu siapa Tuhan yang kita sembah.
Teks Firman Tuhan : Kisah Para Rasul 7:54-60
Tema : “Tetap Teguh Dalam Iman Meski di Ambang Kematian”
Pengkhotbah : Pdt. Hari Wahyudi
Belajar dari hidup Stefanus
Hidup dipenuhi Roh Kudus (6:3, 5; 7:55)
Berani menyatakan kebenaran (7:2, 51-53)
Mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh (pasal 7)
Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Teks Firman Tuhan : Yakobus 2:1-12
Tema : “Menolak Ketimpangan dan Bertindak Adil Terhadap Semua Orang”
Pengkhotbah : Sdr. Setyohu
Yakobus, saudara Tuhan Yesus adalah seorang pemimpin Gereja Yerusalem yang memiliki kewenangan dan kewajiban untuk memimpin umat Tuhan. Pada masa itu dia menulis surat pastoral kepada jemaat Yerusalem yang telah tersebar ke berbagai wilayah karena adanya penganiayaan. Sebagai seorang pemimpin dia mengkritisi praktek sosial yang salah dan jahat di mata Tuhan serta memberikan solusi atas persoalan di tengah masyarakat. Yakobus memberikan perintah kepada orang-orang percaya supaya jangan mengamalkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus dengan cara membeda-bedakan orang berdasarkan hal-hal lahiriah. Adapun beberapa alasan yang ia kemukakan antara lain sebagai berikut :
Manusia tidak layak menjadi hakim / menilai sesamanya (ayat 2-4). Manusia itu sama-sama diciptakan dari debu tanah dan diberi nafas hidup oleh Sang Pencipta, sehingga tidak ada yang lebih mulia atau lebih rendah kedudukannya.
Allah mengasihi orang-orang yang dianggap miskin / tidak bernilai (ayat 5). Hal ini bukan berarti orang miskin/kemiskinan identik dengan kesalehan ataupun sebaliknya. Namun dalam ayat ini ditekankan bahwa Allah juga menunjukkan kasih-Nya kepada orang-orang yang dianggap miskin ataupun tidak bernilai oleh dunia ini. Allah sanggup mengubahkan kedudukan manusia.
Bertentangan dengan hukum kasih (ayat 8-11). Membedakan orang berdasarkan hal-hal lahiriah adalah perbuatan dosa dan bertentangan dengan hukum kasih.
Dengan demikian maka menolak ketimpangan dan bertindak adil kepada semua orang adalah kewajiban/sikap yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya sebagai salah satu wujud perbuatan/tindakan hidup beriman yang mencerminkan kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Oleh sebab itu marilah kita sebagai orang beriman mewujudnyatakan iman kepada Tuhan Yesus Kristus melalui perbuatan yang didasarkan pada hukum kasih.
Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Pengkhotbah: Pdt. Sugihyarto, M.Th
Teks Firman Tuhan: Yesaya 42:1-7
Tema: Orang Kristen Melayani Bersama
Inti Khotbah:
Melayani bersama berstandarkan kasih Allah (kasih Agape), kasih yang bukan sekedar simbol/teori/slogan/wacana (Yes 42:6-7; Yoh 13:31).
2. Melayani bersama berdasarkan kasihyang memiliki “daya tahan”, militan, pantang menyerah (Yes 42:3-4; Yoh 13:31,34).
3. Melayani bersama menjadi identitas setiap orang percaya (Yoh 13:34-35; Yes 42:3).
Biarlah orang lain mengenal kita bukan karena warna/model seragam pakaian kita, bukan karena sekedar kata-kata rohani yang kita lontarkan, bukan pula karena jabatan yang kita sandang, melainkan identitas orang Kristen/murid Kristus diukur dari bagaimana relasi yang penuh kasih mesra baik dengan Tuhan dan sesama. Kasih vertikal dan horizontal.
Minggu, 10 Oktober 2021
Pengkhotbah : Ibu Doye Kim, M.A
Teks : Yesaya 49:1-6
Thema : Orang Kristen Bersaksi Bersama
Pendahuluan :
Arti kata orang Kristen pada zaman jemaat mula-mula adalah sekelompok orang yang menganut, mengikuti/menaati Kristus. Oleh sebab itu, orang-orang Kristen pada zaman ini juga harus mengenal identitas dirinya yaitu sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus (pengikut Kristus).
Bagaimana seharusnya hidup sebagai orang Kristen?
1. Mengikuti panggilan Kristus
Tuhan sudah memanggil kita orang percaya sejak dari kandungan dan sudah merancangkan segalanya dengan baik bagi kita. Jadi, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak taat akan panggilan Kristus Sang Pemilik hidup kita.
2. Mengandalkan Allah secara mutlak
Manusia yang tidak menyadari siapa pemilik hidupnya, akan hidup dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga ia merasa jenuh dan merasa tidak mampu untuk menjalani hidup ini. Sebenarnya dengan semakin bertambahnya usia kita, maka beban hidup kita pun bertambah. Oleh sebab itu, andalkan Allah dalam seluruh aspek hidup kita, biarkan Dia yang berotoritas atas hidup kita, agar kita mampu menjalani kehidupan ini.
3. Meneruskan misi Kristus
Sebagaimana kehadiran Yesus di dunia ini yaitu untuk menyelamatkan umat manusia melalui pemberitaan Injil dan pengorbanan-Nya, begitu jugalah kita orang percaya harus demikian, senantiasa memberitakan Injil dan hidup kita juga harus menjadi berkat sehingga banyak orang yang dimenangkan.
Kesimpulan:
Untuk hidup menjadi orang Kristen yang berkenan kepada Allah, maka kita harus : Mengikuti panggilan Kristus, mengandalakan Allah secara mutlak dan meneruskan misi Kristus.
Pengkhotbah : Ibu Leniwan Darmawati Gea, M.Pd
Teks : Filipi 2:1-13
Tema : Orang Kristen berfikir bersama Kristus
Minggu 03 Oktober 2021
Bapak/Ibu saudara/i yang di kasihi Tuhan, siapakah orang Kristen itu? Orang Kristen adalah “orang kudus” (Yun. hagios) yang berarti dipisahkan/ dikhususkan bagi Allah (1:1).
Ada beberapa hal yang akan kita renungkan berkaitan dengan tema Orang Kristen berfikir bersama Kristus:
1. Siapakah Orang Kristen itu?
Status sebagai orang Kristen adalah suatu status khusus yang tidak terbatas pada identitas manusiawinya, tetapi lebih dari pada itu yang ditekankan adalah status rohaninya. Status rohani sebagai orang Kristenlah yang dapat memungkinkan seseorang dapat terhubung dengan Allah. Tanpa itu, tidak seorang pun dapat memiliki kesadaran akan Allah, apalagi bersekutu dengan-Nya.
2. Berfikir bersama Kristus
Kristus Sebagai Sumber Berpikir Kita
■ Tidak ada sumber pemikiran yang terbaik selain Kristus. Rasul Paulus mengarahkan kita kepada Kristus sebagai sumber pemikiran yang harus kita serupai.
■ Ayat 5-11 merupakan gambaran pikiran Kristus yang luar biasa, bahwa Kristus tidak mempertahankan kesetaraan dengan Allah, walaupun Ia adalah rupa Allah. Rupa Allah menggambarkan tentang hakekat keilahian Kristus, tetapi dalam keadaan seperti itu, Kristus malah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba.
Prinsip Berpikir Bersama Kristus
Tidak ada prinsip lain yang memungkinkan seseorang dapat berpikir bersama Kristus, selain berada dalam Kristus.
Maksud Berpikir Bersama Kristus
Berpikir bersama Kristus tidak menghilangkan perbedaan diantara kita. Sebaliknya berpikir bersama Kristus menolong kita untuk merawat perbedaan dalam persekutuan dengan-Nya. Hal itulah yang dilukiskan dalam ungkapan “sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,” (ayat 2).
Realisasi Berpikir Bersama Kristus
Berpikir bersama Kristus dapat terealisasi jika kita tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Ada beberapa hal yang dapat menopang kita untuk merealisasikan pikiran yang menyerupai Kristus:
a. Mengosongkan diri
b. Rendah hati
c. Mengutamakan orang lain
d. Memperhatikan kepentingan orang lain
e. Taat mengerjakan keselamatan
Aplikasi:
Melalui firman Tuhan ini, kita dipanggil untuk menyadari akan beberapa hal:
■ Identitas kekristenan kita yang telah dipisahkan dan dikhususkan bagi Kristus.
■ Berpikir serupa dengan Kristus serta menempuh jalan Kristus, yaitu jalan pengosongan diri.
Minggu: 26/09/2021
Pengkhotbah: Ibu. Rosmawarni Simatupang, S.Th
Firman Tuhan: Kolose 3:18-21
Tema: Peran Anggota Rumah Tangga
Bpk/Ibu yang terkasih didalam Tuhan Yesus, jikalau kita berbicara tentang anggota rumah tangga, pasti didalamnya ada Ayah, Ibu dan Anak. Setiap orang pasti mempunyai konsep yang jelas ketika ingin berkeluarga, khususnya sudah memiliki pekerjaan, sudah lebih dewasa dan lain sebagainya. Didalam keluarga juga kita bisa dibentuk, di ajar, berlindung dan didalam keluarga juga kita bisa menyelesaikan masalah. Didalam Kolose 3:18-21, Rasul Paulus mengingatkan/menginginkan kepada jemaat yang ada di Kolose untuk hidup sesuai peram didalam keluarga. Maka ada tiga hal penting yang bida kita pelajari bersama:
Deni, S.Th
Khotbah Minggu tanggal 19 September 2021
Teks 2 Samuel 11:1-4; Matius 5:27-28
Tema: Perselingkuhan
Minggu 04 September 2022
Teks Firman Tuhan : Yehezkiel 34:11-16
Tema : Menjadidi Gembala Yang Baik : Bercermin kepada Allah
Pengkhotbah : Ev. Aprilyanto Silitonga, M.Th
Inti Khotbah :
Menjadi Gembala yang Baik :
1. Memperhatikan domba-dombanya
2. Membawa keluar dari masalah
3. Menjadi hakim atas domba-dombanya
Teks Firman Tuhan : Galatia 6:1-10
Tema : Saling Menanggung Beban
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Nico Pabayo Gading
Pendahuluan : Kehidupan sebagai seorang Kristen adalah kehidupan yang saling menanggung beban
Bagaimana Implementasinya ?
1. Jika ada yang melakukan pelanggaran , yang rohani menasihati.
2. Bertolong-tolonglah menanggung beban
3. Menguji Pekerjaannya sendiri
4. Apa yang ditabur itu juga yang dituainya.
5. Jangan menabur dalam daging, tetapi dalam Roh
6. Jangan jemu-jemu berbuat baik
7. Berbuat baik kepada semua orang, terutama saudara seiman
Kesimpulan :
1. Marilah kita hidup saling membantu
2. Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing
Lakukan semua itu selagi masih ada kesempatan, karena hidup ini adalah kesempatan. Kapan lagi? Ya, sekarang!!!
Minggu, 25 September 2022
Teks Firman Tuhan : Lukas 4:1-13
Tema : Meneladani Yesus dalam Menghadapi Pencobaan
Pengkhotbah : Ev. Juliana Mamarodia
Inti Khotbah
Teladan Tuhan Yesus Kristus bagi kita dalam menghadapi pencobaan adalah:
1. Tetap percaya/ yakin kepada janji pemeliharaan Tuhan (ay. 3-4)
2. Menjadi penyembah yang benar (ay.5-8)
3. Berpegang teguh pada kuasa dan perlindungan Tuhan (ay. 9-12)
Minggu, 09 Oktober 2022
Teks Firman Tuhan : Roma 12:9-21
Tema : Prinsip Hidup Dalam Kasih
Pengkhotbah : Ev. Deni
Inti Khotbah :
Empat prinsip hidup dalam kasih yang harus kita lakukan agar hidup lebih bermakna
1. Mengasihi jangan pura-pura (ayat 9-10)
2. Semangat dalam melayani Tuhan (ayat 11-12)
3. Menjadi berkat bagi orang lain (ayat 13-15)
4. Penguasaan diri (ayat 16-21
Minggu, 16 Oktober 2022
Teks Firman Tuhan : 1 Samuel 18:1-5
Tema : Kasih adalah Pengikat Persaudaraan
Pengkhotbah : Ev. Sicilia Sima, M.Th
Inti Khotbah :
1. Sehati Sejiwa (ay.1)
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud, dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri
2. Mengikat Perjanjian (ay.3)
Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri