Menghubungkan matematika dengan kehidupan nyata bisa dilakukan dengan bertahap. Dari yang paling sederhana dan sudah banyak diketahui, ke yang paling kompleks dan tidak diketahui.

Pembelajaran berbasis STEAM perlu kolaborasi solid antar guru. Temukan partner yang bisa membuat sebuah proyek integrasi yang bisa dilakukan di kedua kelas. Waktu yang tersedia untuk menuntaskan proyek akan lebih dari cukup.

Cari sumber daya alami atau lokal yang bisa digunakan untuk menghubungkan matematika dengan situasi dunia nyata. Lihat dengan seksama pada budaya dan tradisi lokal yang bisa diintegrasikan dengan pemikiran matematis.

Seringkali, kita akan melakukan sesuatu yang baru atau berjalan tanpa petunjuk. Percayalah pada diri sendiri dan siswa kita. Seringnya kita meremehkan kemampuan diri sendiri atau kapabilitas siswa dalam proses belajar.

Peran guru telah beralih menjadi seorang fasilitator. Berarti kita tidak perlu tahu segalanya dan setiap jawaban. Jadi, hindari menjadi seorang yang sok tahu dan apa yang kita perlu lakukan adalah menuntun siswa kita menemukan jawaban dan belajar bersama.

Ayolah! Keluar dari nyamannya kursi guru! Menjadi seorang fasilitator bukan berarti duduk diam menunggu siswa datang. Siswa akan menghargai guru yang mau bergerak bersama mereka, merasakan kesulitan-kesulitan yang mereka alami, dan membantu mereka dalam perjalanan belajarnya.