5 Keutamaan Memakmurkan Masjid
Masjid merupakan rumah ibadah, tempat sujud dan berserah diri umat muslim kepada Allah SWT. Selain dijadikan sebagai tempat beribadah seperti salat dan berzakat, masjid pun dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang bermanfaat bagi umat. Di antara menuntut ilmu, bermusyawarah, hingga tempat berlindung ketika datangnya musibah.
Karena itu, banyak umat muslim yang berlomba-lomba menyalurkan sedekahnya untuk memakmurkan masjid-masjid di lingkungannya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah: 18).
Tentunya memakmurkan masjid merupakan amal jariyah yang akan terus mengalir sekalipun orang yang bersangkutan telah wafat. Berikut 7 keutamaan memakmurkan masjid atas dasar ketakwaan.
1. Mendapat rumah di surga
Ketamaan membangun atau memakmurkan masjid, orang yang bersangkutan insya Allah akan mendapatkan rumah di surga-Nya. Seperti yang dikutip dari sebuah hadist berikut
“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam surga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi).
2. Amal jariyah akan terus mengalir
Sungguh beruntung, mereka yang telah bersikeras membangun dan memakmurkan rumah Allah atas dasar ketakwaan dan ikhlas. Harta yang dibelanjakan di jalan Allah inya Allah akan mendapat balasan yang berlipat baik di dunia maupun sebagai bekal di akhirat.
“Pahala amalan dan kebaikan yang bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya, beliau menyebutkan di antaranya (yakni) mushaf yang ia tinggalkan, masjid yang ia bangun, rumah untuk orang yang dalam perjalanan yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya di kala sehat dan hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya sepeninggalnya.” (Sunan Ibni Majah 1/88, no. 242).
3. Mendapat pahala yang berlipat ganda
Dalam sebuah firman Allah disebutkan,
“Perumpamaan (infak yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah : 261).
Sekecil apapun kebaikan yang diberikan untuk kebermanfaatan bagi khalayak, maka Allah senantiasa akan membalas kebaikan tersebut dengan pahala yang berlipat ganda.
4. Dilapangkan rezekinya
Setiap makhluk di muka bumi ini telah dijamin rezekinya oleh Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Seperti halnya, burung yang terbarang di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dengan perut yang sudah kenyang.
Begitupun manusia, Allah telah menjamin akan rezeki-Nya di muka bumi ini. Tentunya ada satu hal yang juga pasti bisa melapangkan rezeki yakni dengan bersedekah di jalan-Nya dengan hati yang ikhlas.
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba’: 39).
5. Menghapus dosa
Ada pepatah mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, begitupun dengan amal perbuatan yang dilakukan kita selama di dunia. Semua insan Tuhan berharap, ketika ajal datang semua dosanya diampuni.
Nabi SAW bersabda: “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
Agar masjid-masjid di seluruh dunia tetap makmur dan memberikan kenyaman dan rasa aman beribadah bagi jemaahnya maka diperlukan tindakan nyata. Sebagai muslim kita memiliki peran penting berkontribusi mewujudkan harapan ini. Mari makmurkan masjid-masjid di lingkungan kita dengan turut berdonasi melalui Masjid Al-Furqon sebagai gerakan nyata untuk membangun dan memakmurkan masjid.
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.”
(HR. Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.”
(HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas). (Lihat Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1840).
Keutamaan menyantuni anak yatim dan memberi makan anak yatim dan orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror.
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.”
(QS. Al-Insan: 5-6)
Menolong anak-anak yatim dalam berbagai bentuk kepedulian nyata merupakan ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah.
“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang meringankan kesulitan orang mukmin di dunia maka Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”
(HR. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah)
Memelihara atau mengasuh anak yatim adalah kewajiban yang tgas-tegas Allah perintahkan melalui ayat-Nya dan sabda rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman:
“Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya.”
(HR. Thabrani dari Abu Hurairah)
Manfaat menyayangi anak yatim salah satunya adalah investasi amal di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika manusia mati maka terputus lah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendoakannya.”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Keutamaan menyantuni anak yatim merupakan salah satu bentuk ibadah sosial dalam rangka amar makruf (mengajak kebaikan) dan nahi mungkar (melarang berbuat maksiat).
Nabi SAW bersabda.
“Bila engkau ingin hati menjadi lembut dan damai serta keinginan (yang baik) tercapai, maka sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan yang seperti engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang, lembut, serta keinginanmu (yang baik) akan tercapai.”
(HR Thabrani)
1. Mendapatkan Pahala yang Berlimpah
Keutamaan menyantuni janda yang pertama ialah sama dengan keutamaan ketika kita bersedekah. Yang pertama adalah pasti akan mendapatkan pahala yanh berlimpah. Sebab menyantuni janda merupakan sebuah bentuk amalan kebaikan yang bisa anda lakukan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
2. Seperti Seorang Mujahid
Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah disamakan pahalanya sebagaimana seorang mujahid. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bahwa
“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allaah “( HR. Bukhari dan Muslim).
3. Seperti Seorang yang Berpuasa di Siang Hari
Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, bahwa seorang muslim yanh menyantuni janda akan disamakan pahalanya dengan seseorang yang berpuasa di siang hari. Sebagaimana dalam hadist berikut :
“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allaah dan juga seperti orang yang shalat malam dan berpuasa siang.” ( HR. Ibnu Majah).
4. Layaknya Orang yang Menjalankan Shalat di Malam Hari
Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah akan mendapatkam pahala sebagaimana orang yang menjalankan sholat malam. Tentu saja pahala ini menjadi salah satu sumber pahala bagi anda. Sebab melaksanakan sholat malam bukanlah perkara yang mudah dan dapat dilakukan oleh banyak orang. Hanya orang-orang mukmin yang sholeh yang selalu meliangkan waktu untuk melaksanakan sholat malam.
5. Mendapatkan Syurga
Setiap amalan dan perbuatan baik pasti akan di balas oleh allah SWT. Sehingga bagi mereka yang menyantuni janda maka akan bisa masuk ke dalam syurga allah. Sebagaimana hadiat berikut ini :
” Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari Muslim)
6. Meringankan Beban Janda yang Di Bantu
Dengan memberikam santunan lepada janda tentu akan dapat meringankan beban ekonominya. Sebagaimana kita tahu bahwa bagi seorang janda ia harus dapat memenuhi kehidupan ekonominya sendiri. Tentu dengan adanya bantuan atau santunan ini akan sangat besar manfaatnya. Tidak hanya bagi janda tapi juga bagi anak dan keluarganya.
7. Bagian dari Sedekah
Sabda Nabi Muhammad SAW :
“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi)
8. Pahalanya Sama dengan Berjihad di Jalan Allah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ كَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ
“Orang yang membantu para janda dan orang miskin adalah seperti orang yang berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang selalu mengerjakan shaum di siang hari dan shalat di malam hari.” (Muttafaq ‘Alaih)
9. Meleburkan Dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
10. Memanfaat Harta Yang Dimiliki untuk Hal yang Bermanfaat
Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah sebagai bentu memanfaatkan harta yang dimiliki. Sebab banyak sekali yang memiliki kelebihan harta namun enggan berbagi kepada sesama terutama kepada para janda yang pastinya lebih membutuhkan. Dengan ini, maka tentu akan dapat meningkatkam kesadaran umat untuk lebih memperhatikan nasib para janda.
11. Menyempurnakan Iman
Dari sahabat Rasulullah Al Harits bin Ashim Al Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda :
““Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan, subhanallah walhamdulillah akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan shodaqoh (sedekah) itu merupakan bukti.” (HR. Muslim)
12. Menjadikan Pribadi yang Senang Berbagi
Sabda Nabi Muhammad SAW :
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari)
13. Menambah Rezeki
Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim)
5 Keutamaan Muadzin
1. Terhormat di Hari Kiamat
Di dalam kitab Sahih Muslim melalui salah satu hadisnya yang mengatakan: "الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ" Artinya: juru adzan adalah orang yang paling panjang lehernya (terhormat) kelak di hari kiamat.
2. Dipercaya
Di dalam kitab sunan disebutkan melalui salah satu hadisnya yang berpredikat marfu': "الْإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، فَأَرْشَدَ اللَّهُ الْأَئِمَّةَ، وَغَفَرَ لِلْمُؤَذِّنِينَ" Imam adalah penjamin, dan juru adzan adalah orang yang dipercaya. Maka Allah memberi petunjuk kepada para imam, dan memberi ampun bagi para juru azan.
3. Pahalanya seperti Mujahid
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Urwah, telah menceritakan kepada kami Gassan kadi Hirah. Abu Zar'ah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnuTuhman, dari Matar, dari Al-Hasan, dari Sa'd ibnu Abu Waqqas r.a. yang mengatakan bahwa anak panah juru azan di sisi Allah Swt. pada hari kiamat sama dengan anak panah mujahidin. Seorang juru azan di antara azan dan iqamahnya sama (pahalanya) dengan seorang mujahid yang berlumuran darahnya di jalan Allah. Ibnu Mas'ud r.a. telah mengatakan bahwa seandainya dirinya ditugaskan menjadi juru azan, maka ia tidak peduli lagi dengan ibadah haji, tidak pula dengan ibadah umrah, tidak pula dengan jihad.
4. Diampunkan Dosanya
Umar ibnul Khattab r.a. telah mengatakan, "Seandainya aku menjadi juru azan, sempurnalah urusanku dan aku tidak mempedulikan lagi untuk tidak berdiri di malam hari salat sunat, tidak pula puasa (sunat) di siang harinya, karena aku pernah mendengar Rasulullah Saw. berdoa: "اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ" 'Ya Allah, berilah ampunan bagi orang-orang yang adzan.'
5. Diharamkan dari Api Neraka
Rasulullah Saw bersabda: "كَلَّا يَا عُمَرُ، إِنَّهُ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَتْرُكُونَ الْأَذَانَ عَلَى ضُعَفَائِهِمْ، وَتِلْكَ لُحُومٌ حَرَّمَهَا اللَّهُ عَلَى النَّارِ، لُحُومُ الْمُؤَذِّنِينَ" 'Bukan itu, hai Umar. Sesungguhnya kelak akan datang suatu masa bagi manusia, di masa itu manusia meninggalkan azan (dan menyerahkannya) kepada orang-orang lemah mereka. Dan daging itu diharamkan oleh Allah Swt masuk neraka, yaitu daging para juru adzan'.
3 Keutamaan Orang yang Membersihkan Masjid
1. Dosanya diampuni oleh Allah.
Orang yang menjaga kebersihan masjid, meskipun hanya dengan membuang kotoran sebesar biji sawi, maka dosanya akan diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang ditulis oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis berikut
مَنْ أَخْرَجَ قَذَرَةً مِنَ الْمَسْجِدِ بِقَدْرِ مَا يَدُوْرُ فِى الْعَيْنِ أَخْرَجَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ أعْظَمِ ذُنُوْبِهِ
Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid dengan seukuran yang dapat dipandang oleh mata, maka Allah akan mengeluarkannya dari dosa-dosa yang besar dari dirinya.
2. Dibangunkan satu rumah dan tempat di surga.
Dalam sebuah hadis yang disebutkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis, dari Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi Saw bersbda;
مَنْ أَخْرَجَ أَذًى مِنَ الْمَسْجِدِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangun rumah untuknya di dalam surga.
3.mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Nabi Saw.
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -فِي قِصَّةِ الْمَرْأَةِ الَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ- قَال: فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: مَاتَتْ فَقَالَ:أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا. فَقَالَ:دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا.
Dari Abu Hurairah, mengenai kisah seorang perempuan yang biasa mengurus kebersihan masjid, dia berkata; Kemudian Nabi Saw bertanya tentang perempuan tersebut. Sahabat menjawab, ‘Ia telah wafat.’ Kemudian Nabi Saw berkata, ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku? Seakan-akan para sahabat meremehkan kedudukan perempuan tersebut. Kemudian Nabi Saw berkata, ‘Mari kalian tunjukkan kepadaku kuburan perempuan itu. Lalu Nabi Saw menyalati perempuan tersebut.