Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatra Utara, Indonesia. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan dengan provinsi Sumatra Barat.
Informasi lebih lanjut: Karesidenan Tapanuli
Orang Eropa tiba di terminal Panyabungan tahun 1926, Koleksi Tropenmuseum.
Pemerintah Hindia Belanda mulai memasuki wilayah Mandailing Natal tahun 1824 dan membentuk pemerintahan dibawah Karesidenan Air Bangis bagian dari Gouvernment Sumatra's Westkust. Tahun 1834 ibu kota pemerintahan Mandailing pindah dan berada di bawah Karesidenan Tapanuli. Tahun 1852, Wilayah Mandailing Natal dibagi menjadi 2 Afdeling yaitu :[5]
Afdeling Mandailing terdiri dari Groot Mandailing, Klein Mandailing, Ulu dan Pakantan dan Batang Natal.
Afdeling Natal terdiri dari Distrik Natal, Sinunukan, Partiloban, Kara-kara, Teloh Baleh, Tabuyung, Singkuang, Batu Mondan dan Batahan.
Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 9 Maret 1999.
Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10'-1°50' Lintang Utara dan 98°10'-100°10' Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal ±6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatra Utara
Hutan Lindung dan Taman Nasional Batang Gadis
Subdistric Sorikmarapi Highland with Batang Gadis National Park
Subdistric Sorikmarapi Highland withhout Batang Gadis National Park
Batas wilayah sebagai berikut:
Utara , Kabupaten Tapanuli Selatan
Selatan, Kabupaten Pasaman
Timur , Kabupaten Pasaman Barat
Dahlan Hasan Nasution
Drs. H. Dahlan Hasan Nasution (lahir di Sopotinjak, Batang Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara, 11 Mei 1958; umur 61 tahun) adalah Bupati Mandailing Natal yang ke 3. Ia melanjutkan jabatan bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara yang diberhentikan karena tersangkut kasus Korupsi.[1].
Dalam Pilkada 2015, Ia terpilih menjadi Bupati Mandailing Natal dan di lantik 30 Juni 2016.
Riwayat Pendidikan .
Sekolah Rakyat (1966)[2]
SMP Negeri Natal (1975)
SMA Padang Sidempuan (1977)
D3 Administrasi Negara
S1 Fisipol, Universitas Medan Area
Riwayat Jabatan.
Pj. Kasubbag Olahraga dan Biro Mental Spritual Sekwilda Sumatra Utara (1986-1994)
Pj. Kabag Pemuda Olahraga dan Peranan Wanita Biro Bina Sosial Sekwilda Sumatra Utara (1994-1998)
Pj.Kasubdis Keolahragaan Dispora Provinsi Sumatra Utara (1998-2002)
Kasubdis Bina Keolahragaa Dispora Provinsi Sumatra Utara (2002-2003)
Kepala Biro Perlengkapan Setda Provinsi Sumatra Utara (2003-2007)
Pj. Bupati Mandailing Natal (2005)
Wakil Bupati Mandailing Natal (2011-2014)
Plt. Bupati Mandailing Natal (2013-2014)
Bupati Mandailing Natal (2014-2016)[1]
Bupati Mandailing Natal (2016-sekarang)
Anggota DPRD Mandailing Natal :
Ahmad Arjun (NasDem)
Aswin Indra Nasution (NasDem)
M Daud Lubis (NasDem)
MH Jafar Suheri (PKB)
Zubeir Lubis (PKB)
M Yasir Nasution (PKB)
Melati Nur (PKB)
Riadoh Rangkuti (PKB)
Teguh W Hasahatan (PDIP)
M Rahin Nasution (PDIP)
AS Imran Khaitami Daulay (GOLKAR)
Arsidin Batubara (GOLKAR)
Wildan Nasution (GOLKAR)
Erwin Efendi Nasution (GOLKAR)
Parlindungan (GOLKAR)
HM Suandi Hasibuan (Gerindra)
Edi Saputra Dalimunthe (Gerindra)
ERwin Efendi Lubis (Gerindra)
Swandi (Gerindra)
Herminsyah Batubara (Demokrat)
Rahmat Riski Daulay (Demokrat)
Dodi Martua (Demokrat)
Syafri Siregar (Demokrat)
Binsar Nasution (Demokrat)
Sahirman (PAN)
Hatta Usman Rangkuti (PAN)
Sahbana Hasibuan (PAN)
Zulkarnaen Nasution (PPP)
M Dahler Nasution (PPP)
Amiruddin Nasution (PPP)
Leli Hartati (HANURA)
Maraganti (HANURA)
Mulyadi Hakim Nasution (HANURA)
Irfan Sukri (HANURA)
Ilyas Siswandi (HANURA)
Hamsah Lubis (HANURA)
Ali Makmur Nasution (HANURA)
Syahriawan Nasution (PBB)
Bahri Efendi (PKPI)
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal
Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan, 27 kelurahan, dan 377 desa dengan luas wilayah mencapai 6.134,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 480.911 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 78 jiwa/km², antara lain;
Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh etnis Mandailing yang secara bahasa dan budaya dekat dengan etnis Batak. Masyarakat etnis Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga Nasution, Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, dan Daulay. Kemudian diikuti oleh suku Minangkabau yang banyak bermukim di daerah-daerah pesisir sejak masa lalu, Suku Siladang dan juga Nias.
Masyarakat Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir seperti Natal, Kotanopan, Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Orang Minang di Madina terlihat dari tidak adanya nama marga seperti orang Mandailing dan Nias. Meski begitu, sebagian masih mengetahui nama suku Minang mereka yang mirip dengan di Sumatra Barat. Selain berdagang, masyarakat Minang juga banyak yang memiliki perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak ditemukan bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minang Agam, seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan garabak ni Agom.[8]
Dari daerah Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang menghiasi sejarah Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin Nasution, dsb.
Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Jawa, Sunda, dsb yang masuk belakanga
Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal, ditopang sarana prasarana ekonomi berupa:
Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MVA dan daya produksi 49.507.816 MWH
Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dengan kapasitas terpasang 4.872 SST, dan telepon seluler dari berbagai operator seperti Telkomsel, Indosat, XL, AXIS dan Flexi
Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan negara 297,70 km, jalan provinsi 161,65 km dan jalan kabupaten 1.423,18 km
Tersedia pelabuhan laut 1 (satu) buah yakni pelabuhan Sikara-Kara yang dapat dilabuhi kapal dalam negeri
Tersedianya 9 buah bank, terdiri dari 4 buah bank Pemerintah dan 5 buah bank swasta, serta 1 buah kantor Pegadaian
Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan 1 unit pasar kelas II di Kotanopan dan 28 unit pasar kelas III tersebar pada 22 kecamatan. Dan sedang dibangun 1 unit pasar modern (Madina Square) di kota Panyabungan
Tempat-tempat wisata di Mandailing Natal adalah :[9]
Pemandian Air Panas Balerang, Sibanggor Tonga, Puncak Sorik Marapi
Pemandian Air Panas Purba Julu, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal
Pemandian Air Panas Hutaraja, Panyabungan Selatan
Pemandian Air Panas Siabu
Pantai Batu Rusa, Maura Batang Gadis
Pantai Sikara-kara
Pantai Galon, Natal
Air Terjun Hutanagodang, Kotanopan
Air Terjun Tanobato, Panyabungan Selatan
Pemandian Sungai Aek Pohon, Tebingtinggi, Panyabungan Timur
Bagas Godang Ulu Pungkut
Bagas Godang Panyabungan Tonga, Panyabungan Kota
Bagas Godang Pidoli Dolok, Panyabungan Kota
Bagas Godang Singengu, Kotanopan
Danau Marambe, Sirambas, Panyabungan Barat
Sampuraga, Sirambas, Panyabungan Barat
Danau Siombun, Dalan Lidang Panyabungan Kota
Bendungan Sungai Batang Gadis Aek Godang, Dalan Lidang, Panyabungan Kota
Jembatan Haji Abdul Hakim Ritonga, jembatan terpanjang di Mandailing Natal
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.
Struktur perekonomian Kabupaten Mandailing Natal adalah (PDRB Harga Konstan 2000) tahun 2007:
Pertanian: 45,42 %
Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
Industri pengolahan: 3,53 %
Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
Bangunan: 10,05 %
Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
Jasa-jasa: 14,67 %