"Ilmu itu bukan yang di hafal tetapi yang memberi Manfaat."
-Imam Syafi'i-
1. Niat Lillahi ta'ala.
Saat kita hendak menuntut ilmu, niat utama kita harus karena Allah. Seperti firman Allah dalam surah Al Bayyinah ayat 5:
Artinya:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
2. Selalu berdoa saat menuntut ilmu.
Seperti Nabi Muhammad yang selalu berdoa dalam menuntut ilmu, sebagai berikut:
Artinya:-"Ya Allah, berilah manfaat atas apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku hal-hal yang bermanfaat bagiku, dan tambahilah aku ilmu."
3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.
Ketika menuntut ilmu hendaknya kita bersungguh-sungguh dan selalu antusias untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Tuntutlah ilmu seolah-olah tidak pernah kenyang dengan ilmu yang didapatkan, hendaknya kita selalu berkeinginan untuk menambah ilmu kita.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam barsabda, "Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya." (HR. Al-Baihaqi)
4. Menjauhi maksiat.
Artinya:
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan 'ar raan' yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), 'Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka'."
Agar kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan penuh berkah,, maka kita harus menjauhkan diri dari maksiat, karena maksiat akan membuat otak menjadi sulit untuk berkonsentrasi sehingga ilmu yang kita tangkap akan sulit di mengerti.
5. Jangan sombong ketika menuntut ilmu.
Jika ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, alangkah baiknya kita harus tetap rendah hati. Jangan merasa sombong ketika kita sudah merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki, seperti kata Imam Mujahid seperti dibawah ini:
Artinya:
"Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong" (HR. Bukhari secara muallaq)
6. Menyimak guru saat menuntut ilmu.
Artinya:
"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."
Menyimak guru atau seseorang yang sedang memberikan ilmu kepada kita merupakan salah satu adab dalam menuntut ilmu. Jangan berbicara atau melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pelajaran yang disampaikan saat menuntut ilmu, dalam artian kita harus fokus mendengarkan dan menyimak.
Nah mulai sekarang, usahakan tetap fokus dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ya. Tetap semangat menuntut ilmu di mana saja, tak hanya di bangku sekolah atau di bangku perkuliahan saja, namun juga harus diiringi dengan menuntut ilmu agama sebagai bekal kita hidup di akhirat nanti.
Dalam bahasa arab ‘Mengenal Allah’ disebut Ma’rifatullah. Ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal . Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).
Secara Istilah, yang dimaksud dengan Aqidah adalah : Perkara perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan hati merasa tenang karenanya, serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya, yang tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Aqidah adalah fondasi bangunan umat Islam sehingga sepanjang sejarah kehidupan manusia, tidak ada suatu generasipun yang dibiarkan kosong oleh Allah SWT tanpa mengutus Rasulnya kepada mereka. Yang diberi tugas untuk mengajak kepada keimanan yang benar, serta menanamkan sedalam dalamnya akar aqidah dalam hati manusia.
Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagian di dunia dan akhirat.
Rasul : seorang lelaki terpilih yang diutus dan menerima wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikan-Nya kepada manusia (QS 21:17).
Lalu apakah sama anatara nabi dan rasul yang selama ini kita ketahui?
Coba kita lihat dari segi makna nabi dan rasul:
Nabi : Seorang yang di beri wahyu oleh Allah dengan suatu syari’at namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.
Rasul : Seorang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikan dan mengamalkannya.
Dalam bahasa arab mengenal islam disebut Ma’rifatul Islam. Ma’rifatul islam berasal dari kata ma’rifah dan Islam . Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal .Para ulama mendefinisikan Ad-Dien dengan perkataan“Ad-Dien adalah peraturan ilahi yang mengendalikan orang orang yang memiliki akal sehat secara sukarela kepada kebaikan hidup didunia dan keberuntungan di akherat.”
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari tanah, kemudian Allah tiupkan ruh kepada makhluk ciptaan itu. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik baiknya dan Yang memul ai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi sedikit sekali bersyukur .(QS 32:7 9)
Manusia terdiri dari tiga unsur:
1.Hati membentuk keputusan yang bersumber dari keyakinan (QS.75:14), (QS.18:29)
2.Akal (QS.17:36).
3.Jasad (QS.9:105).
Ghazwul Fikri berasal dari kata Al Ghaz dan Fikr, artinya "Perang Pemikiran". Lebih tepat lagi kalau kita sebut "Perang Peradaban". Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri merupakan strategi musuh musuh Islam untuk memenangkan peperangan melawan umat Islam. Hal ini dilatari dari pernyataan mereka sendiri bahwa, "Percuma kita berperang dengan umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agamanya. Jika mereka (umat Islam) komitmen pada agamanya kuat, maka inilah kerugian bagi kita (dunia barat). Tugas kita adalah menjauhkan umat Islam dari agamanya. Barulah kita mudah mengalahkan mereka..."Jadi, suatu yang percuma memerangi umat Islam ketika umat Islam itu komitmen pada ajaran agamanya. Bahkan Gleed Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal yang sama,"Percuma kita memerang umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda pemuda Islam ini bertengger Al-Qur'an. Tugas kita sekarang ini adalah mencabut Al Qur'an di hati hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka".
Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut At-Tarbiyah Al Islamiyah Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti :
-Roba Yarbu : tumbuh berkembang
-Robiya Yarba : tumbuh secara alami
-Robba Yarubbu : memperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat didalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang mengada ada, dia memang ada. Pada dasarnya kemudian Tarbiyah Islamiyah adalah suatu sistem penegakan agama islam, yang meliputi pendidikan dari Allah untuk Rasulnya, pendidikan Rasul untuk umatnya dan pendidikan dari umat untuk mengenal RabbNya. Selain itu Tarbiyah Islamiyah secara umum juga dapat dipahami sebagai pendidikan formal atau pendidikan agama islam yang dilakukan disuatu tempat . Pendidikan itu bisa dilakukan dengan membaca buku, mengikuti berbagai aktifitas islam seperti ceramah, seminar dan sebagainya. Sehingga seorang muslim dapat mengenal dirinya secara utuh sebagai hamba Allah, sebagai bagian dari komunitas lingkungannya dan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Akhirnya nanti akan mengantarkan dirinya menjadi pribadi pribadi berkualitas sebagaimana para sahabat terdahulu.
Setiap orang yang beriman adalah bersaudara, sedangkan perselisihan yang muncul diantaranya adalah sesuatu yang wajar. Sahabat nabi yang mempunyai kualitas aqidah yang tinggi dan sangat dekat dengan Rasulullah SAW pun masih didapati perselisihan. Perselisihan diantara manusia adalah sunnah dan biasa, hanya sahaja bagaimana sekarang ini kita menghadapi hubungan sesama manusia dan perselisihan ini dengan sikap saling memperbaiki dan mengembalikan diri kita kepada Allah SWT melalui ketaatan sehingga Allah akan turunkan rahmah kepada kita.
Seperti yang dapat kita lihat bekakangan ini moral generasi muda justru jauh dari kata baik dan itu jauh dengan apa yang diharapkan. Dari cara berpakaian, remaja masa kini cenderung meniru gaya berpakaian orang barat. Padahal seperti yang kita tahu gaya berpakaian orang barat sanga terbuka, tidak memperhatikan kesopanan, dan menyimpang dari moral. Terkait dengan sopan santun, anak muda sekarang seakan sudah hilang sikap sopan santun mereka. Terutama kepada orang yang lebih tua , yang seharusnya dihormati malah di olok olok, dicaci maki bahkan bertindak fisik sesuka hati mereka. Sebagai contoh akhir akhir ini pemberitaan yang sedang hangat yaitu guru yang menjadi korban tindakan fisik muridnya, bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Masih banyak contoh yang lainnya yang terjadi di kalangan pemuda saat ini. Hal seperti ini harus diperbaiki dari diri pemuda karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa, generasi yang menjadi tumpuan masa depan bangsa.
Sejarah menunjukkan banyak deretan nama yang terukir sebagai pembaharu peradaban manusia mulai dari tingkat nasional sampai tingkat internasional. Peranan pemuda telah terbukti dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia. Perubahan apa pun yan terjadi di masyarakat selalu diawali dan di pelopori oleh para pemuda. Risalah Islam dan perintah perubahan hanya dapat dilakukan oleh pemuda. Di Zaman Rasulullah penegak dan pejuang dakwah mayoritas dibawa oleh para pemuda, begitu juga perubahan perubahan yang terjadi diberbagai kelompok masyarakat juga dilakukan oleh para pemuda. Kondisi generasi muda merupakan parameter masa depan suatu bangsa. Apabila kondisi pemudanya baikakan baik pula kondisi bangsa di masa depan. Begitu juga sebaliknya.
Ilmu tajwid secara bahasa dari kata--اد ت yang mempunyai arti bagus atau membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu ilmu yang mempelajari cara membaca Al Qur‟an dengan baikMdan benar. Jadi membaca Al Quran berbeda dengan membaca koran atau teks lainnya. Membaca Al Qur‟anharus menggunakan ilmu tajwid dengan benar. Mari kita belajar hukum bacaan tajwid bersama berikut ini.