Pengampu: Singgih Afifa Putra
Tekanan antropogenik terhadap habitat pesisir dan laut di Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya urbanisasi di Kawasan pesisir. Hal tersebut dapat berdampak terhadap degradasi habitat, wisata tidak bertanggung jawab, dan pencemaran lingkungan (Edinger et al., 1998; Heery et al., 2018). Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keberadaan dan fungsi habitat pesisir adalah salah satu faktor yang dapat berdampak negatif terhadap ekosistem pesisir dan laut. Peningkatan pemahaman suatu hal (dalam konteks ini adalah kelautan) selalu terbukti dapat meningkatkan kepedulian terhadap hal tersebut (Heck et al., 2016; Jefferson et al., 2015). Sehingga literasi kelautan perlu digiatkan untuk dapat mengatasi masalah dan menyoroti isu-isu global di bidang kemaritiman (Guest et al., 2015).
Kegiatan promosi literasi kelautan di Indonesia masih berada pada tahap awal. Pada fase ini diperlukan sosialiasi yang lebih gencar ke sekolah dan para garda terdepan pendidikan, e.g., guru dan tenaga kependidikan (Hindrasti, 2018; Irawan, 2018). Setidaknya ada beberapa konsep utama dalam literasi kelautan diantaranya adalah karakteristik geologi & klimatologi laut, biodiversitas kelautan, pengelolaan laut berkelanjutan, dan laut sebagai sumber kehidupan (Santoro et al., 2017). Prinsip atau krangka acuan sangat diperlukan dalam penyampaian literasi kelautan (Strang et al., 2007).
Upaya pengembangan literasi kelautan sudah banyak dilakukan. Pengembangan bahan ajar dan instrumen penilaian sudah berkembang dibeberapa satuan pendidikan di Indonesia (Hindrasti & Irawan, 2018; Puspitasari et al., 2019). Mata pelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam diketahui lebih dekat dengan pembahasan literasi kelautan dibandingkan dengan bidang sosial (Hindrasti, 2018). Namun tetap penting dan dapat diterapkan untuk bidang ilmu lainnya, e.g., (Andalas, 2018; Antin et al., 2018), ataupun ke masyarakat secara umum (Heck et al., 2016). Peran perbaikan lingkungan dan kerusakan ekologi juga diperlukan kontribusi dari bidang ilmu sosial-humaniora (Andalas, 2018). Pemahaman terhadap literasi berbasis kelautan dimasyarakat diduga dapat mempengaruhi sikap dan pengambilan keputusan terhadap pemanfaatan lingkungan laut (Heck et al., 2016).
Program pelatihan Literasi Kelautan yang dikembangkan LPPPTK KPTK adalah sebuah pelatihan moda daring dengan memanfaatkan fasilitas sistem pembelajaran Google Classroom, e.g., (Dash, 2019; Ramadhani et al., 2019; Sudarsana et al., 2019). Pelatihan ini dikembangkan khusus mengacu kepada prinsip-prinsip literasi kelautan (Santoro et al., 2017) untuk peserta yang berasal dari komponen guru dan tenaga kependidikan di satuan-satuan pendidikan di Indonesia. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan literasi kelautan guru/tenaga kependidikan sebagai acuan dan bahan referensi untuk dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masing-masing instansi/sekolah.
Secara umum materi yang dibahas dalam pelatihan ini antara lain mencakup biodiversitas kelautan Indonesia, karaktersitik lautan, dan laut sebagai sumber kehidupan. Secara detail adalah sebagai berikut [Topik/Materi/Mode] :
Pengantar/1 JP/Virtual Meeting
Biodiversitas Kelautan Indonesia/16 JP/Virtual Class
Aktivitas Manusia di Laut/16 JP /Virtual Class
Lautan sebagai sumber pangan/16 JP/Virtual Class
Pencemaran di Laut/16 JP/Virtual Class
Rencana Tindak Lanjut/14 JP/ Virtual Class
Pelatihan ini terbuka untuk seluruh komponen guru dan tenaga kependidikan di berbagai jenjang (SD, SMP, SMA, SMK, Madrasah) dan bidang keahlian, dengan ketentuan sebagai berikut:
Memiliki NUPTK
Tertarik untuk mensubtitusikan pengetahuan kelautan yang diperoleh dalam pembelajaran atau kurikulum pendidikan di sekolah masing-masing
Memahami fungsi dan penggunaan flatform learning management system berbasis Google Classroom (karena sebagian besar aktivitas dilakukan melalui flatform ini).
Memiliki komitmen menyelesaikan tugas yang diberikan dan mengikuti pelatihan hingga selesai.
<belum dibuka>