Menghadiri simposium atau konferensi ilmiah di luar negeri secara tatap muka (luring) adalah pengalaman yang langka dan berharga. Banyak pelajaran dan koneksi yang di dapatkan, khususnya untuk tema yang diangkat dalam acara simposium. Penulis sendiri sebagai seorang widyaiswara dan mahasiswa tentu selayaknya atau bahkan wajib untuk dapat aktif mengikuti kegiatan ilmiah seperti ini. Pada Musim gugur di Bulan Oktober 2022 penulis berkesempatan mengunjungi tempat kerja ko-promotornya di salah satu institusi riset negara Belanda (Naturalis Biodiversity Center, Leiden). Pada kesempatan itu pula penulis dapat menghadiri simposium ilmiah di bidang yang dikaji yaitu 11th World Sponge Conference yang mana salah satu komite palaksananya adalah promotor penulis tersebut.
Meskipun tidak ada topik spesial yang khusus penulis siapkan untuk acara tersebut, penulis memberanikan untuk mengusulkan abstrak hasil risetnya dari salah satu bab naskah disertasi yang berjudul "Preliminary report on diversity of subtidal sponges (Porifera: Demospongiae) in Spermonde Archipelago, Indonesia". Walaupun hanya dalam bentuk presentasi poster, dipaparkan beberapa data yang sudah dianalisis oleh penulis. Banyak poster dan presentasi lain yang jauh lebih menarik dan keren dihadirkan oleh mahasiswa dan peneliti senior dari berbagai wilayah/negara. Topik mereka pun tidak melulu hanya ekologi namun juga mencakup bidang ilmu biologi sel, reproduksi, tingkah laku, produk alam, dan ilmu terapan. Pada dasarnya banyak bidang yang dapat dikaji dari satu kelompok hewan seperti spons.
Pengalaman lain yang penulis rasakan sangat berharga adalah dapat berinteraksi dan berdiskusi langsung dengan para pakar di bidang ilmu spongology. Penulis sendiri mengkaji tentang sistematika dan taksonomi fauna spons di kawasan Indo-Pasifik. Sehingga bertemu dengan beberapa nama seperti Christine HL Schonberg, Lim Swe-Cheng, Shirley Sorokin, dan Nisit Ruengsawang yang banyak menulis paper ilmiah spons di kawasan Asia-Australia menjadi momen yang sangat berharga. Selain itu juga dapat berkenalan dengan peneliti lainnya dari belahan dunia yang lain seperti Jean Vacelet, Dorte Janussen, Michelle Klautau, Joanna Xavier, Paco Cardenas, Claire Goodwin, Sven Zea, Nadia Santodomingo, Lisa Becking, serta nama nama lain di bidang ilmu non-taksonomi seperti Anna Riesgo, Shirley Pomponi, Janie Wulff, Dirk Erpenbeck, Peter Schupp, Scott Nichols, Torsten Thomas, dan lainnya. Mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan bertemu langsung dengan mereka memberikan vibes unik untuk terus menekuni bidang ilmu ini di masa mendatang.
Yang tidak kalah menarik adalah bertemu dengan juvenil spons. Hehe, atau teman-teman baru yang masih belajar memahami hewan ini. Mereka semua tidak kalah semangat dibandingkan penulis. Setidaknya lebih dari 50 peserta tercatat sebagai mahasiswa dari sekitar 200 lebih peserta konferensi. Keberadaan mereka tidak hanya signifikan di bidang ilmunya, namun akan menjadi penerus pakar-pakar di bidang spongology di masa yang akan datang. Yap, sebagai penutup penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada sponsor yang telah membiayai penulis untuk dapat menghadiri World Sponge Conference ke-11 ini. Sampai bertemu lagi pada konferensi berikutnya Tahun 2025 di Portugal.